Kategori
Pemberdayaan Masyarakat Peningkatan Ekonomi Masyarakat

Kelapa dan Mimpi Pesisir: Cerita Monev dari Kampung-Kampung di Sekitar TP Jeen Womom

Kelapa dan Mimpi Pesisir: Cerita Monev dari Kampung-Kampung di Sekitar TP Jeen Womom

Bagikan Tulisan

[icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-whatsapp” size=”fa-lg” type=”circle” link=”whatsapp://send?text=https://science4conservation.com/dimulainya-kembali-kegiatan-pemantauan-penyu-di-teluk-huon-papua-new-guinea” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-twitter” size=”fa-lg” type=”circle” link=”https://twitter.com/intent/tweet?url=https://science4conservation.com/dimulainya-kembali-kegiatan-pemantauan-penyu-di-teluk-huon-papua-new-guinea” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-facebook” size=”fa-lg” type=”circle” link=”http://www.facebook.com/sharer.php?u=https://science4conservation.com/dimulainya-kembali-kegiatan-pemantauan-penyu-di-teluk-huon-papua-new-guinea” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”]

Tanggal

06 Mei 2025

Penulis

Putri Kawilarang, Kartika Zohar

Tanggal

06 Mei 2025

Penulis

Putri Kawilarang, Kartika Zohar

Setiap perjalanan menyimpan cerita. Setelah satu bulan para Pendamping Masyarakat dan Narahubung Program (PMNH) bekerja di kampung-kampung sekitar Taman Pesisir Jeen Womom, akhir April menjadi momen penting bagi Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) untuk kembali turun ke lapangan. Selain memastikan keberlangsungan program konservasi, tim juga membawa pasokan bahan makanan (bama) dan logistik untuk kebutuhan sebulan ke depan.

Langkah Pertama: Menuju Kampung Penjaga Pesisir

Pada Jumat malam, 25 April 2025 pukul 21.00 WIT, lima anggota Tim Monev berangkat dari Manokwari dengan menumpang KM Sabuk Nusantara 112. Mereka menuju lima titik lokasi pendampingan di tiga distrik: Distrik Amberbaken (empat kampung binaan), Distrik Abun (tiga kampung binaan), dan Distrik Tobouw (dua kampung binaan).

Sabtu pagi, 26 April 2025, kapal tiba di perairan Saukorem. Mikardes Albert turun dan melanjutkan perjalanan darat ke Distrik Amberbaken. Sore harinya, Kartika Zohar tiba di Kampung Wau-Weyaf. Esok pagi, 27 April 2025, Aflia Pongbatu melanjutkan ke Kampung Syukwo, sementara Fitri Iriani dan Putri Kawilarang menuju Kampung Resye.

Kegiatan Monev Bersama Tim di Kampung Wau-Weyaf. Tim PMNH melengkapi dokumen-dokumen program.
(Foto: Prog. Pemberdayaan Masyarakat_S4C – LPPM UNIPA)

Kegiatan Monev Bersama Tim di Kampung Womom. Tim PMNH melengkapi dokumen-dokumen program.
(Foto: Prog. Pemberdayaan Masyarakat_S4C – LPPM UNIPA)

Setibanya di lokasi, Tim Monev melaksanakan tugas sesuai rencana kerja yang tertuang dalam TOR, diantaranya memeriksa kesesuaian logistik dan bahan makanan, memastikan kegiatan belajar-mengajar di Rumah Belajar berjalan, serta memantau pelaksanaan teknis kegiatan lapangan. Sesi diskusi dengan para PMNH juga menjadi bagian penting, mendengarkan kendala, menyampaikan evaluasi, dan mencari solusi bersama.

Kegiatan Pengolahan Kelapa (proses cincang) untuk praktikum bersama di Kampung Resye dan Womom
(Foto: Prog. Pemberdayaan Masyarakat_S4C – LPPM UNIPA)

Proses penggantian mesin parut kelapa yang telah rusak di lokasi Resye – Womom
(Foto: Prog. Pemberdayaan Masyarakat_S4C – LPPM UNIPA)

Belajar dari Lapangan: Minyak Kelapa dan Kolaborasi

Di Kampung Resye dan Womom, Tim Monev bersama PMNH melakukan praktik pembuatan minyak kelapa. Sebelumnya, hasil produksi dari lokasi ini belum lolos uji kualitas oleh tim di Manokwari. Untuk itu, para pendamping ditugaskan mengumpulkan sekitar 150 buah kelapa untuk praktik bersama.

Tantangan teknis pun muncul, seperti mesin parut aus dan tidak bisa digunakan karena kunci L untuk mengganti mata parut tidak tersedia. Saat beralih ke pencacahan manual, parang terlepas dari gagangnya. Pasokan solar pun sempat habis, sehingga tim harus menimba air dari sungai yang nyaris kering. Meski begitu, semua kendala dapat diatasi dengan semangat gotong royong. Produksi minyak kelapa tetap terlaksana.

Sementara itu, di Kampung Wau-Weyaf, tim bersama PMNH melakukan dua teknik olahan kelapa sekaligus yaitu pembuatan minyak kelapa melalui pemanasan, dan Virgin Coconut Oil (VCO) dengan metode fermentasi. Mereka juga berdiskusi dengan kelompok masyarakat dan aparat kampung tentang penggunaan rumah produksi.

Cerita dari kampung Syukwo pun tak kalah menarik. Mereka mempraktikan pembuatan pot dari sabut kelapa. Kedepannya ini mungkin menjadi salah satu alternatif pendapatan untuk pemanfaatan kelapa di wilayah ini. Namun tentunya ini masih merupakan pekerjaan rumah untuk dapat melatih anggota masyarakat untuk dapat memproduksinya secara berkelanjutan.

Percobaan untuk Produksi VCO
(Foto: Prog. Pemberdayaan Masyarakat_S4C – LPPM UNIPA)

Proses Memasak Minyak Kelapa
(Foto: Prog. Pemberdayaan Masyarakat_S4C – LPPM UNIPA)

Tawa, Kejutan, dan Kehangatan Komunitas

Di tengah kegiatan padat, momen-momen ringan turut memberi warna. Di Resye-Womom, tim diajak anak-anak kampung mengunjungi air terjun, meski ternyata sedang kering, kebersamaan tetap jadi pengalaman yang berharga.

Di Syukwo, atap dapur bocor dan tungku masak perlu ditata ulang. Meski sederhana, aktivitas ini menjadi momen kolaborasi sambil berbagi cerita di dalam tim.

Di Wau-Weyaf, waktu luang di tengah-tengah produksi diisi dengan membuat kue lemet dari singkong parut dan gula merah, lalu dinikmati bersama di Rumah Belajar. Sementara di Amberbaken, di sela hujan, tim menyempatkan diri memancing dan menikmati hasil tangkapan bersama masyarakat.

Kembali Pulang, Membawa Cerita dan Harapan

Pada Jumat, 2 Mei 2025, Tim Monev kembali ke Manokwari. Mereka membawa dokumen hasil evaluasi, 11 liter minyak kelapa dari Resye-Womom, 46 liter minyak kelapa dan 4,5 liter VCO dari Wau-Weyaf yang diproduksi sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP). Seluruh hasil produksi ini akan diproses dan dikemas sebelum dijual di toko swalayan di Manokwari.

Setiap kunjungan monev menjadi ruang belajar bersama untuk merawat hubungan dan memperkuat kerja sama dengan PMNH dan masyarakat. Kolaborasi ini diharapkan memperkuat upaya pelestarian penyu belimbing (Dermochelys coriacea) dan meningkatkan kapasitas masyarakat dalam mendukung konservasi yang berkelanjutan di pesisir Papua Barat.

Bagikan Tulisan

[icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-whatsapp” size=”fa-lg” type=”circle” link=”whatsapp://send?text=https://science4conservation.com/dimulainya-kembali-kegiatan-pemantauan-penyu-di-teluk-huon-papua-new-guinea” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-twitter” size=”fa-lg” type=”circle” link=”https://twitter.com/intent/tweet?url=https://science4conservation.com/dimulainya-kembali-kegiatan-pemantauan-penyu-di-teluk-huon-papua-new-guinea” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-facebook” size=”fa-lg” type=”circle” link=”http://www.facebook.com/sharer.php?u=https://science4conservation.com/dimulainya-kembali-kegiatan-pemantauan-penyu-di-teluk-huon-papua-new-guinea” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”]

Ikuti Survei

Bantu kami meningkatkan kualitas informasi hasil monitoring sosial dan ekologi di BLKB-Papua.

Berita Terkait

Video Kami

Kategori Lainnya

Kategori
Pemberdayaan Masyarakat Pendidikan Pemberdayaan Masyarakat Peningkatan Ekonomi Masyarakat

Pembekalan Calon PMNH dan Tenaga Magang 2025: Mempersiapkan Pendamping Masyarakat dan Tenaga Magang

Pembekalan Calon PMNH dan Tenaga Magang 2025: Mempersiapkan Pendamping Masyarakat dan Tenaga Magang

Bagikan Tulisan

[icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-whatsapp” size=”fa-lg” type=”circle” link=”whatsapp://send?text=https://science4conservation.com/cerita-monitoring-dan-evaluasi-dari-kampung-kampung-di-taman-pesisir-jeen-womom” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-twitter” size=”fa-lg” type=”circle” link=”https://twitter.com/intent/tweet?url=https://science4conservation.com/cerita-monitoring-dan-evaluasi-dari-kampung-kampung-di-taman-pesisir-jeen-womom” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-facebook” size=”fa-lg” type=”circle” link=”http://www.facebook.com/sharer.php?u=https://science4conservation.com/cerita-monitoring-dan-evaluasi-dari-kampung-kampung-di-taman-pesisir-jeen-womom” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”]

Tanggal

12 Maret 2025

Penulis

Elisa Secsio Hendra Putra

Tanggal

12 Maret 2025

Penulis

Elisa Secsio Hendra Putra

Dalam upaya memperkuat peran pendamping masyarakat dan tenaga magang dalam konservasi lingkungan, Program Sains untuk Konservasi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Papua (UNIPA) melaksanakan kegiatan Pembekalan Pemberdayaan Masyarakat dan Narahubung (PMNH) dan Tenaga Magang Tahun 2025. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, mulai Selasa hingga Kamis, 11-13 Maret 2025 bertempat di Fakultas Teknologi Pertanian UNIPA. Peserta pelatihan adalah 12 calon anggota Tim PMNH serta 4 tenaga magang yang akan ditempatkan di beberapa lokasi di Kabupaten Tambrauw dan Kabupaten Kaimana.

Acara ini dibuka oleh Prof. Freddy Pattiselanno selaku Kepala LPPM UNIPA. Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Fitryanti Pakiding, Ph.D. selaku penanggung jawab program, yang juga menjadi salah satu pemateri dalam sesi pembekalan. Dalam kegiatan ini, peserta mendapatkan pemahaman mendalam mengenai konservasi penyu dan strategi pemberdayaan masyarakat. Salah satu materi utama yang disampaikan adalah pengenalan kegiatan “Sains untuk Konservasi: Program Upaya Pelestarian Penyu yang Holistik di Distrik Tobouw dan Abun, Kabupaten Tambrauw.” Materi ini memperkenalkan pendekatan ilmiah dan sosial dalam upaya perlindungan penyu serta keterlibatan masyarakat dalam program konservasi.

Pembukaan oleh Prof. Freddy Pattiselanno
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Habema)

Sambutan dari Ibu Fitryanti Pakiding, Ph.D.
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Habema)

Selain itu, peserta juga diberikan pemahaman mengenai peran pendamping masyarakat dan narahubung program, yang bertugas untuk mendukung kegiatan konservasi dan pemberdayaan di berbagai lokasi. Terdapat berbagai pelatihan praktis yang akan diberikan selama 3 hari pelatihan, yaitu prosedur pencatatan dan pelaporan keuangan, pelatihan cara mengajar, serta teknik dokumentasi lapangan yang penting dalam pencatatan dan pelaporan kegiatan. Materi menarik yang juga akan diberikan dalam pembekalan ini adalah pelatihan pembuatan minyak kelapa bersih, yang bertujuan untuk memberikan keterampilan tambahan dalam mendukung ekonomi masyarakat lokal. Tidak hanya itu, sesi team building juga akan diselenggarakan untuk memperkuat kerja sama dan sinergi antar peserta, sehingga mereka dapat bekerja secara efektif di lapangan.

Pembekalan ini memiliki tujuan utama untuk memberikan kapasitas kepada tenaga pendamping masyarakat dan narahubung program untuk upaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya konservasi penyu, dan membangun kemitraan dengan komunitas lokal. Para tenaga magang yang akan terlibat dalam pembekalan ini juga mendapatkan wawasan yang lebih luas mengenai peran mereka di lokasi penempatan, sehingga dapat berkontribusi lebih optimal dalam kegiatan konservasi dan pembangunan masyarakat.

Suasana saat pembekalan calon PMNH dan Tenaga Magang 2025
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Habema)

Suasana saat menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Habema)

Saat ini, program pendampingan pemberdayaan masyarakat telah mencakup lima kampung utama, yaitu Wau, Weyaf, Syukwo, Womom, dan Resye yang terletak dalam wilayah administrasi Distrik Abun dan Distrik Tobouw. Namun, pada tahun ini lokasi program semakin berkembang dengan penambahan total lima kampung baru, yaitu empat kampung (Wefiani, Warpaperi, Waramui, dan Manggapnud) di Distrik Amberbaken, Kabupaten Tambrauw, serta satu kampung (Adijaya) yang terletak di Distrik Buruway, yang berdekatan dengan Pulau Venu—salah satu habitat utama tempat penyu bertelur di Kaimana. Sementara itu, para tenaga magang yang dibekali akan terlibat untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pada lokasi-lokasi penempatan pendamping masyarakat program pemberdayaan.

Diharapkan melalui pembekalan ini, peserta dapat memahami dan mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dalam mendukung program konservasi penyu dan pemberdayaan masyarakat. Dengan kolaborasi antara Tim PMNH dan tenaga magang, diharapkan upaya pelestarian lingkungan dapat berjalan lebih efektif dan berkelanjutan. Bersama, kita dapat menjaga ekosistem laut dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya konservasi penyu untuk generasi mendatang.

Bagikan Tulisan

[icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-whatsapp” size=”fa-lg” type=”circle” link=”whatsapp://send?text=https://science4conservation.com/cerita-monitoring-dan-evaluasi-dari-kampung-kampung-di-taman-pesisir-jeen-womom” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-twitter” size=”fa-lg” type=”circle” link=”https://twitter.com/intent/tweet?url=https://science4conservation.com/cerita-monitoring-dan-evaluasi-dari-kampung-kampung-di-taman-pesisir-jeen-womom” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-facebook” size=”fa-lg” type=”circle” link=”http://www.facebook.com/sharer.php?u=https://science4conservation.com/cerita-monitoring-dan-evaluasi-dari-kampung-kampung-di-taman-pesisir-jeen-womom” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”]

Ikuti Survei

Bantu kami meningkatkan kualitas informasi hasil monitoring sosial dan ekologi di BLKB-Papua.

Berita Terkait

Video Kami

Kategori Lainnya

Berita Lainnya

21

Michael Tuhuteru, Naqliya Arum – Maret 10, 2025

19

Abigail Lang & Habema Monim – Maret 04, 2025

Pelepasan tukik penyu belimbing oleh masyarakat (1)

Petrus Batubara, M. Faisal, Thomas Homba homba, Michael Tuhuteru – Februari 18, 2025

Kategori
Pemberdayaan Masyarakat Peningkatan Ekonomi Masyarakat

Kelapa: Pohon Kehidupan dan Potensi Ekonomi di Kabupaten Tambrauw

Kelapa: Pohon Kehidupan dan Potensi Ekonomi di Kabupaten Tambrauw.

Bagikan Tulisan

[icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-whatsapp” size=”fa-lg” type=”circle” link=”whatsapp://send?text=https://science4conservation.com/kelapa-pohon-kehidupan-dan-potensi-ekonomi-di-kabupaten-tambrauw” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-twitter” size=”fa-lg” type=”circle” link=”https://twitter.com/intent/tweet?url=https://science4conservation.com/kelapa-pohon-kehidupan-dan-potensi-ekonomi-di-kabupaten-tambrauw” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-facebook” size=”fa-lg” type=”circle” link=”http://www.facebook.com/sharer.php?u=https://science4conservation.com/kelapa-pohon-kehidupan-dan-potensi-ekonomi-di-kabupaten-tambrauw” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”]

Tanggal

30 Oktober 2024

Penulis

Kartika Zohar, Mikardes Albert

Tanggal

30 Oktober 2024

Penulis

Kartika Zohar, Mikardes Albert

Tumbuhan kelapa (Cocos nucifera) dikenal sebagai pohon kehidupan (tree of life) karena banyaknya manfaat yang diperoleh dari bagian tumbuhan ini. Meskipun kelapa sangat terkenal di pesisir dan bernilai ekonomi tinggi, namun nyatanya dalam pengembangannya masih memiliki berbagai tantang seperti tingkat pengolahan yang rendah, akses pasar yang terbatas, serta infrastruktur pengelolaan yang masih kurang.
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Papua melalui Program Sains untuk Konservasi telah secara konsisten melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Kabupaten Tambrauw khususnya Distrik Abun dan Distrik Tobouw. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk pemberdayaan masyarakat untuk pemanfaatan kelapa yang diolah menjadi minyak kelapa. Kegiatan ini telah menghasilkan setidaknya 500 – 1.000 liter minyak kelapa setiap tahunnya.

Pemanfaatan kelapa ini berpotensi untuk dikembangkan. Namun informasi terkait jumlah lahan kelapa masih minim. Pada pertengahan tahun 2024, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Tambrauw bekerja sama dengan Program Sains untuk Konservasi menginisiasi untuk melakukan pendataan luas kebun kelapa yang berada di pesisir Kabupaten Tambrauw. Pengambilan data dan penghitungan jumlah tegakan pohon kelapa dilakukan dengan menggunakan Metode drone. Terdapat total 8 Distrik dan 31 kampung yang menjadi lokasi pengambilan data.

Drone yang digunakan untuk pemetaan mengambil foto dari udara
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Mikardes)

Proses pengambilan foto dari udara untuk pemetaan kebun kelapa
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Mikardes)

Berdasarkan hasil pemetaan jumlah luasan total kebun kelapa sebesar 447,93 hektar dengan jumlah total tegakan pohon kelapa sebanyak 48.403 pohon. Informasi persentase luas untuk setiap distrik dan distribusi jumlah pohon pada setiap distrik disajikan dalam grafik berikut. Informasi luas lahan dan jumlah tegakan pohon kelapa penting untuk menjadi data awal rencana pengelolaan kelapa di masa depan bagi kabupaten Tambrauw. Kira-kira kampung mana saja yang mempunyai potensi kelapa yang tinggi ya?
Berdasarkan pengambilan data, kampung Werur di Distrik Bikar merupakan kampung yang memiliki luasan kebun kelapa yang terluas dibandingkan dengan kampung lainnya di distrik lain, yaitu 59,77 hektar. Namun jika dibandingkan dengan informasi berdasarkan jumlah pohon kelapa, kampung Hopmaree di Distrik Kwoor memiliki jumlah pohon kelapa yang terbanyak yaitu 6.897 pohon kelapa jika dibandingkan jumlah pohon kelapa di kampung pada distrik lainnya.

Persentase luas kebun kelapa tiap distrik
(Foto : S4C_LPPM UNIPA)

Tegakan pohon kelapa tiap distrik
(Foto : S4C_LPPM UNIPA)

Menariknya jika diurutkan berdasarkan kepadatan, kami menemukan kampung Orwen di Distrik Kwoor dengan luasan kebun 2,1 hektar mempunyai kepadatan yang tertinggi. Terdapat 158 pohon kelapa pada luasan 1 hektar. Kegiatan Pendataan Kelapa yang dilakukan pada 31 kampung ini memberikan informasi penting dalam rencana pemanfaatan kelapa yang berkelanjutan di Kabupaten Tambrauw. Silakan kunjungi Album Peta Kelapa di Kabupaten Tambrauw Tahun 2024 disini.

Bagikan Tulisan

[icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-whatsapp” size=”fa-lg” type=”circle” link=”whatsapp://send?text=https://science4conservation.com/kelapa-pohon-kehidupan-dan-potensi-ekonomi-di-kabupaten-tambrauw” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-twitter” size=”fa-lg” type=”circle” link=”https://twitter.com/intent/tweet?url=https://science4conservation.com/kelapa-pohon-kehidupan-dan-potensi-ekonomi-di-kabupaten-tambrauw” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-facebook” size=”fa-lg” type=”circle” link=”http://www.facebook.com/sharer.php?u=https://science4conservation.com/kelapa-pohon-kehidupan-dan-potensi-ekonomi-di-kabupaten-tambrauw” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”]

Ikuti Survei

Bantu kami meningkatkan kualitas informasi hasil monitoring sosial dan ekologi di BLKB-Papua.

Berita Terkait

Video Kami

Kategori Lainnya

Kategori
Hubungan Publik Pemerintah Daerah Kabupaten Pemberdayaan Masyarakat Peningkatan Ekonomi Masyarakat

Drone di Langit Tambrauw: Menyusun Peta Kelapa di Pesisir Kabupaten Tambrauw

Drone di Langit Tambrauw : Menyusun Peta Kelapa di Pesisir Kabupaten Tambrauw

Bagikan Tulisan

[icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-whatsapp” size=”fa-lg” type=”circle” link=”whatsapp://send?text=https://science4conservation.com/drone-di-langit-tambrauw-menyusun-peta-kelapa-di-pesisir-kabupaten-tambrauw” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-twitter” size=”fa-lg” type=”circle” link=”https://twitter.com/intent/tweet?url=https://science4conservation.com/drone-di-langit-tambrauw-menyusun-peta-kelapa-di-pesisir-kabupaten-tambrauw” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-facebook” size=”fa-lg” type=”circle” link=”http://www.facebook.com/sharer.php?u=https://science4conservation.com/drone-di-langit-tambrauw-menyusun-peta-kelapa-di-pesisir-kabupaten-tambrauw” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”]

Tanggal

27 Juni 2024

Penulis

Mikardes Albert, Kartika Zohar

Tanggal

27 Juni 2024

Penulis

Mikardes Albert, Kartika Zohar

Mengawali Juni 2024, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Tambrauw bersama Program Sains untuk Konservasi LPPM UNIPA melakukan kegiatan survei pendataan luas kebun kelapa di pesisir Kabupaten Tambrauw. Dengan memanfaatkan teknologi drone, kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh data akurat mengenai jumlah tegakan pohon kelapa, yang kemudian akan dianalisis lebih lanjut. Program ini merupakan bagian dari upaya Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Tambrauw untuk menyediakan data yang mendukung pengelolaan dan pemanfaatan kelapa di distrik-distrik sepanjang pesisir.

Tim survei, yang terdiri dari Kepala Bidang Perkebunan Urusan Produksi dan Komoditi Dinas Pertanian Kabupaten Tambrauw Cosmas Aibesa, Staff Program Sains untuk Konservasi LPPM UNIPA Mikardes Albert, ahli drone dari Fakultas Kehutanan UNIPA Zulfikar Mardiyadi dan assistant-nya Victor Mandacan, menghabiskan lima hari dalam perjalanan ini. Mereka mengumpulkan data dari 26 kampung di enam distrik. Ekspedisi dimulai dari Manokwari menggunakan mobil double cabin Hilux, dengan pemberhentian pertama di Distrik Amberbaken yang meliputi Kampung Wekari, Saukorem, Wefiani, Warpaperi, Manggapnud, dan Waramui.

Bapak Kepala Bidang Perkebunan Urusan Produksi dan Komoditi Dinas Pertanian Kabupaten Tambrauw sedang berdiskusi dengan masyakat tentang tujuan pemetaan dusun kelapa
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Mikardes Albert)

Pemetaan dusun kelapa di kampung imbuan
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Mikardes Albert)

Perjalanan kemudian berlanjut ke Distrik Amberbaken Barat yang mencakup Kampung Saurabon dan Inbuan, dilanjutkan ke Distrik Abun (Kampung Waibem, Wau, Weyaf, Syukwo—pendataan di Syukwo dilakukan menggunakan satelit karena hujan). Tim juga mengunjungi Distrik Tobouw (Kampung Resye dan Womom), Distrik Kwoor (Kampung Kwoor, Hopmaree, dan Esmambo), dan Distrik Bikar (Kampung Werur, Wertam, Werwaf, Wertim, Werbes, dan Bikar). Terakhir, data dikumpulkan dari Distrik Sausapor yang mencakup Kampung Wembru, Sausapor, dan Jokte.

Pemetaan dusun kelapa di distrik kwoor
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Mikardes Albert)

Pemetaan dusun kelapa di kampung Samfarmum dan Saurabon
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Mikardes Albert)

Pemetaan kelapa di kampung Wekari
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Mikardes Albert)

Pemetaan kelapa di Wefiani sambil makan siang
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Mikardes Albert)

Secara teknis, data diambil dari 17 titik dengan drone yang merekam informasi mengenai luas pohon kelapa. Tantangan utama dalam perjalanan ini adalah cuaca buruk dan kondisi jalan yang rusak, mengharuskan tim menggunakan berbagai moda transportasi, termasuk mobil, perahu, pesawat, dan kapal.

Saat ini, data yang dikumpulkan sedang dalam tahap analisis untuk mengetahui jumlah pohon kelapa di sepanjang pesisir Tambrauw. Data ini akan menjadi dasar penting bagi Pemerintah Kabupaten Tambrauw, khususnya Dinas Pertanian dan Pangan, dalam mengambil kebijakan terkait pengelolaan komoditi kelapa di masa depan.

Drone yang digunakan untuk pemetaan
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Mikardes Albert)

Dusun kelapa yang ada di Kampung Wau Weyaf
(Foto : S4C_LPPM UNIPA)

Bagikan Tulisan

[icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-whatsapp” size=”fa-lg” type=”circle” link=”whatsapp://send?text=https://science4conservation.com/drone-di-langit-tambrauw-menyusun-peta-kelapa-di-pesisir-kabupaten-tambrauw” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-twitter” size=”fa-lg” type=”circle” link=”https://twitter.com/intent/tweet?url=https://science4conservation.com/drone-di-langit-tambrauw-menyusun-peta-kelapa-di-pesisir-kabupaten-tambrauw” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-facebook” size=”fa-lg” type=”circle” link=”http://www.facebook.com/sharer.php?u=https://science4conservation.com/drone-di-langit-tambrauw-menyusun-peta-kelapa-di-pesisir-kabupaten-tambrauw” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”]

Ikuti Survei

Bantu kami meningkatkan kualitas informasi hasil monitoring sosial dan ekologi di BLKB-Papua.

Berita Terkait

Video Kami

Kategori Lainnya

Kategori
Pemberdayaan Masyarakat Pendidikan Pemberdayaan Masyarakat Peningkatan Ekonomi Masyarakat

Melindungi Penyu, Memberdayakan Kampung: Cerita Monitoring dan Evaluasi dari Kampung-kampung di Taman Pesisir Jeen Womom

Melindungi Penyu, Memberdayakan Kampung: Cerita Monitoring dan Evaluasi dari Kampung-kampung di Taman Pesisir Jeen Womom

Bagikan Tulisan

[icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-whatsapp” size=”fa-lg” type=”circle” link=”whatsapp://send?text=https://science4conservation.com/cerita-monitoring-dan-evaluasi-dari-kampung-kampung-di-taman-pesisir-jeen-womom” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-twitter” size=”fa-lg” type=”circle” link=”https://twitter.com/intent/tweet?url=https://science4conservation.com/cerita-monitoring-dan-evaluasi-dari-kampung-kampung-di-taman-pesisir-jeen-womom” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-facebook” size=”fa-lg” type=”circle” link=”http://www.facebook.com/sharer.php?u=https://science4conservation.com/cerita-monitoring-dan-evaluasi-dari-kampung-kampung-di-taman-pesisir-jeen-womom” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”]

Tanggal

11 Juni 2024

Penulis

Kartika Zohar, Putri Kawilarang, Mika Palimbong

Tanggal

11 Juni 2024

Penulis

Kartika Zohar, Putri Kawilarang, Mika Palimbong

Di sekitar Taman Pesisir (TP) Jeen Womom, lima kampung hidup berdampingan dengan alam yang indah dan penuh tantangan. Sejak tahun 2013, Program Sains untuk Konservasi dari LPPM UNIPA telah menjalin kemitraan erat dengan masyarakat lokal dalam upaya melindungi penyu belimbing yang bertelur di pantai-pantai mereka. Program ini bukan hanya tentang konservasi, tetapi juga tentang memberdayakan masyarakat dan membangun masa depan yang lebih baik.

Setiap hari pada semester pertama tahun 2024, terdapat 8-9 tenaga pendamping masyarakat dan narahubung yang bekerja di empat lokasi dengan mencakup lima kampung. Mereka fokus pada dua bidang utama: peningkatan perekonomian dan pendidikan. Dalam bidang perekonomian, pendamping membantu masyarakat mengolah kelapa menjadi minyak, membuat noken dari benang, dan memproduksi cocomesh untuk melindungi sarang penyu. Produk-produk ini memberikan manfaat langsung bagi masyarakat, baik secara ekonomi maupun lingkungan.

Salah satu kegiatan monev yang dilakukan yaitu Diskusi terkait progress pembuatan cocomesh di Kampung Resya dan Womom
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Kartika Zohar)

Salah satu kegiatan monev yang dilakukan yaitu Menguji mesin peras santan di Kampung Wau dan Weyaf
(Foto : S4C_LPPM UNIPA)

Di bidang pendidikan, para pendamping mengajar anak-anak di Rumah Belajar. Mereka mengajarkan enam kemampuan dasar: membaca, menulis, berhitung, pendidikan lingkungan hidup, komputer, dan bahasa Inggris dasar. Mereka juga membantu proses belajar mengajar di sekolah-sekolah dasar yang berada pada kampung-kampung ini.
Untuk memastikan program berjalan lancar dan menghadapi setiap tantangan, tim pemberdayaan masyarakat melakukan monitoring dan evaluasi (Monev) secara rutin. Kegiatan Monev dilakukan bersamaan dengan jadwal kapal, yang membawa tim dari Manokwari ke kampung-kampung yang tersebar di sepanjang TP Jeen Womom.

Tim Monev bersama dengan Tim PMNH di Kampung Wau-Weyaf
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Mika Palimbong)

Tim Monev bersama dengan Tim PMNH di Kampung Syukwo
(Foto : S4C_LPPM UNIPA)

Tim Monev bersama dengan Tim PMNH di Kampung Resye
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Kartika Zohar)

Tim Monev bersama dengan Tim PMNH di Kampung Womom
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Kartika Zohar)

Pada 21 Mei 2024, tim Monev berangkat dari Manokwari dengan kapal Sabuk Nusantara 112. Kami tiba di Kampung Resye dan Womom pada 23 Mei, memulai perjalanan selama 11 hari yang menantang. Dalam setiap kunjungan, kami membawa daftar tugas yang telah disusun dengan cermat, termasuk mendokumentasikan kegiatan di lapangan, mengecek pelaksanaan program, mencari solusi atas kendala, mengisi form inventarisasi, dan mengantar logistik.
Meskipun perjalanan ini melelahkan, momen ketika berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain dengan perahu, serta berdiskusi dengan tim dan masyarakat selalu menyenangkan. Pertemuan dengan semua tim di lapangan memberikan semangat baru dan perasaan senang ketika mengetahui mereka dalam keadaan sehat.

Tim monev berpindah pindah dari satu kampung ke kampung lain menggunakan perahu kecil
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Putri Kawilarang)

Tim monev mengantar logistik ke tim PMNH yang ada di lapang
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Putri Kawilarang)

Setiap sesi ngobrol panjang lebar tentang kehidupan di lapangan selalu menyedot waktu berjam-jam. Salah satu momen paling ditunggu adalah pertukaran makanan. Tim Monev menikmati makanan kampung seperti pisang rebus, kasbi rebus, sayuran dari kebun, dan daging hasil buruan. Sementara itu, teman-teman di lapangan sangat antusias menerima tempe dan “sayur kota” seperti wortel dan kentang yang dibawa oleh tim Monev. Meskipun sederhana, tapi tempe dan “sayur kota” hanya bisa mereka nikmati saat ada tim yang membawa dari kota.
Waktu 11 hari yang terlihat panjang terasa sangat cepat karena interaksi yang hangat dan diskusi yang panjang. Tim Monev mengunjungi semua tim lapangan di Kampung Resye, Womom, Batu Rumah, Syukwo, dan Wau-Weyaf. Kegiatan Monev bulanan ini memberikan dorongan semangat baru bagi semua orang, membangun harapan, dan memastikan bahwa upaya konservasi dan pemberdayaan masyarakat yang telah dilakukan dapat terus berlanjut dengan baik.
Dengan setiap perjalanan yang tercipta, Program Sains untuk Konservasi LPPM UNIPA dan masyarakat Jeen Womom semakin erat terhubung, saling menguatkan dalam upaya melestarikan penyu belimbing dan membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Menikmati indahnya sunset di kampung

Menikmati indahnya sunset di pantai Saubeba (Resye)
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Putri Kawilarang)

Bagikan Tulisan

[icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-whatsapp” size=”fa-lg” type=”circle” link=”whatsapp://send?text=https://science4conservation.com/cerita-monitoring-dan-evaluasi-dari-kampung-kampung-di-taman-pesisir-jeen-womom” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-twitter” size=”fa-lg” type=”circle” link=”https://twitter.com/intent/tweet?url=https://science4conservation.com/cerita-monitoring-dan-evaluasi-dari-kampung-kampung-di-taman-pesisir-jeen-womom” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-facebook” size=”fa-lg” type=”circle” link=”http://www.facebook.com/sharer.php?u=https://science4conservation.com/cerita-monitoring-dan-evaluasi-dari-kampung-kampung-di-taman-pesisir-jeen-womom” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”]

Ikuti Survei

Bantu kami meningkatkan kualitas informasi hasil monitoring sosial dan ekologi di BLKB-Papua.

Berita Terkait

Video Kami

Kategori Lainnya

Kategori
Pemberdayaan Masyarakat Peningkatan Ekonomi Masyarakat

“Dari Rintisan Hingga Difasilitasi Pemerintah: Kisah Inspiratif LPPM UNIPA dalam Mengembangkan Minyak Kelapa”

“Dari Rintisan Hingga Difasilitasi Pemerintah: Kisah Inspiratif LPPM UNIPA dalam Mengembangkan Minyak Kelapa”

Bagikan Tulisan

[icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-twitter” size=”fa-lg” type=”circle” link=”https://twitter.com/intent/tweet?url=https://science4conservation.com/dari-rintisan-hingga-difasilitasi-pemerintah” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-facebook” size=”fa-lg” type=”circle” link=”http://www.facebook.com/sharer.php?u=https://science4conservation.com/dari-rintisan-hingga-difasilitasi-pemerintah” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-whatsapp” size=”fa-lg” type=”circle” link=”whatsapp://send?text=https://science4conservation.com/dari-rintisan-hingga-difasilitasi-pemerintah” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”]

Tanggal

22 Agustus 2023

Penulis

Penulis

Michael Tuhuteru

Tanggal

22 Agustus 2023

Penulis

Michael Tuhuteru

Perjuangan panjang tim Pendampingan Masyarakat Program Sains untuk Konservasi LPPM Universitas Papua untuk mendampingi masyarakat di Wau dan Weyaf sejak tahun 2013 dalam mengolah minyak kelapa akhirnya berbuah manis. Kurang lebih 10 tahun penguatan kapasitas masyarakat dan kekonsistenan untuk menghasilkan produk minyak kelapa yang berkualitas yang diproduksi oleh masyarakat Wau dan Weyaf akhirnya dilirik oleh pemerintah daerah setempat dalam hal ini oleh Dinas Pertanian Kabupaten Tambrauw.

Pada awal Agustus 2023 kemarin, Dinas Pertanian Kabupaten Tambrauw menyatakan komitmen mereka untuk membangun Rumah Produksi yang terletak di Kampung Wau dan Weyaf Distrik Abun, Kabupaten Tambrauw. Pembangunan Rumah Produksi ini dilatarbelakangi oleh produksi minyak kelapa yang dihasilkan oleh masyarakat Wau dan Weyaf yang didampingi oleh tim Pendampingan Masyarakat LPPM UNIPA.

Tim dari Program Sains untuk Konservasi LPPM UNIPA bersama dengan Kepala Dinas Pertanian dan Kepala Bidang Perkebunan Kabupaten Tambrauw melakukan kunjungan ke Kampung Wau dan Weyaf pada tanggal 12 Agustus 2023 dalam rangka melakukan “Sosialisasi Pembangunan Rumah Produksi Minyak Kelapa”. Sosialisasi ini dilakukan di balai Kampung Weyaf, namun turut dihadiri oleh seluruh masyarakat Wau dan Weyaf. Banyak topik yang dibahas pada sosialisasi ini, terutama yang memiliki hubungannya dengan pertanian, akan tetapi topik utamanya lebih menekankan untuk membahas produksi minyak kelapa.

Tim Sosialisasi tiba dengan perahu di Pantai Wau Weyaf
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Habema)

Balai kampung Weyaf yang digunakan untuk Sosialisasi Rumah Produksi Minyak Kelapa
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Habema)

Hasil produksi minyak kelapa yang dibuat oleh masyarakat Wau dan Weyaf cukup menggembirakan secara ekonomi. Namun, kendala yang mereka hadapi yaitu dalam pemasaran produk itu sendiri, karena perizinan dokumen yang dimiliki hanya ada PIRT (Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga) dan Sertifikat Halal saja. Sementara yang seharusnya dibutuhkan juga untuk kedepannya yaitu sertifikat dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), agar pemasaran produk dari minyak kelapa bisa lebih luas area penjualannya dan tingkat kepercayaan konsumen akan semakin lebih tinggi.

Tim Sosialisasi sedang menyampaikan rencana untuk membangun Rumah Produksi Minyak Kelapa kepada masyarakat
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Habema)

Antusias masyarakat Wau dan Weyaf untuk mengahadiri Sosialisasi Rumah Produksi
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Habema)

Oleh karena itu, masyarakat dengan antusias menyediakan tanah mereka untuk dibangun Rumah Produksi Minyak Kelapa seluas 6×10 meter persegi. Besar harapan mereka agar nantinya produk minyak kelapa ini menjadi alternatif tambahan pemasukan bagi mereka dan menjadi sumber pemasukan selain bertani / berkebun dan berburu.

Masyarakat menyambut baik tentang pembuatan Rumah Produksi Minyak Kelapa di kampung mereka
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Habema)

Foto bersama tim sosialisasi dan masyarakat Wau Weyaf seusai Sosialisasi Rumah Produksi
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Habema)

Bagikan Tulisan

[icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-whatsapp” size=”fa-lg” type=”circle” link=”whatsapp://send?text=https://science4conservation.com/dari-rintisan-hingga-difasilitasi-pemerintah” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-twitter” size=”fa-lg” type=”circle” link=”https://twitter.com/intent/tweet?url=https://science4conservation.com/dari-rintisan-hingga-difasilitasi-pemerintah” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-facebook” size=”fa-lg” type=”circle” link=”http://www.facebook.com/sharer.php?u=https://science4conservation.com/dari-rintisan-hingga-difasilitasi-pemerintah” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”]

Ikuti Survei

Bantu kami meningkatkan kualitas informasi hasil monitoring sosial dan ekologi di BLKB-Papua.

Berita Terkait

Video Kami

Kategori Lainnya

Kategori
Pemberdayaan Masyarakat Peningkatan Ekonomi Masyarakat

Noken Rajutan sebagai salah satu alternatif penghasilan pada Kawasan Konservasi Taman Pesisir Jeen Womom, Kabupaten Tambrauw

Noken Rajutan sebagai salah satu alternatif penghasilan pada Kawasan Konservasi Taman Pesisir Jeen Womom, Kabupaten Tambrauw

Bagikan Tulisan

[icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-twitter” size=”fa-lg” type=”circle” link=”https://twitter.com/intent/tweet?url=https://science4conservation.com/noken-rajutan-sebagai-salah-satu-alternatif-penghasilan” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-facebook” size=”fa-lg” type=”circle” link=”http://www.facebook.com/sharer.php?u=https://science4conservation.com/noken-rajutan-sebagai-salah-satu-alternatif-penghasilan” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-whatsapp” size=”fa-lg” type=”circle” link=”whatsapp://send?text=https://science4conservation.com/noken-rajutan-sebagai-salah-satu-alternatif-penghasilan” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”]

Tanggal

4 Agustus 2023

Penulis

Kartika Zohar dan Monica Arung Padang

Tanggal

4 Agustus 2023

Penulis

Kartika Zohar dan Monica Arung Padang

Melalui dukungan International Sea Turtle Society (ISTS), Tim Sains untuk Konservasi di bawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNIPA melakukan pelatihan dan penguatan kapasitas bagi masyarakat yang berada di lima kampung di Distrik Abun dan Distrik Tobouw Kabupaten Tambrauw dalam bidang kerajinan tangan berupa noken rajutan yang berbahan dasar benang. Adapun lima kampung tersebut adalah kampung Resye, Womom, Syukwo, Wau, dan Weyaf. Kelima kampung ini terletak dekat dengan Kawasan Konservasi Taman Pesisir Jeen Womom, sebuah kawasan pantai peneluran terbesar bagi penyu belimbing (Dermochelys coriacea) yang tersisa di Pasifik Barat.

Paulina Esyah Membuat Noken Rajutan

Paulina Esyah Membuat Noken Rajutan
(Foto : S4C_LPPM UNIPA)

Martina Yenggren yang sedang didampingi oleh Pendamping Masyarakat Hermina Langoday membuat noken

Martina Yenggren yang sedang didampingi oleh Pendamping Masyarakat Hermina Langoday membuat noken
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Mikardes)

Kegiatan Pelatihan dan Penguatan Kapasitas ini dilaksanakan sejak Februari hingga Juli 2023 ini. Dimulai dengan pembekalan bagi tenaga pendamping masyarakat dan narahubung yang menjadi fasilitator di lapangan, hingga pelatihan dan penguatan bagi total 10 orang perempuan yang tertarik untuk melakukan kerajinan tangan. Pelatihan dan pengembangan kapasitas ini dilakukan satu persatu (orang perorang) dengan metode diskusi dan melihat melalui video pelatihan. Setelah itu, para pengrajin ini kemudian berlatih untuk membuat karya nokennya secara mandiri. Sejak akhir Februari hingga kini, sedikitnya telah dihasilkan 48 buah noken rajutan. Noken-noken rajutan ini terdiri atas dua kombinasi warna dengan bagian tengahnya terdapat siluet penyu.

Ibu Agusta Sundoy, salah satu pengrajin noken rajut di Kampung Weyaf
(Foto : S4C_LPPM UNIPA)

Kesepuluh pengrajin ini menggunakan waktu senggang mereka untuk menganyam noken rajutannya. Di sela-sela kesibukan mereka sebagai seorang ibu yang mengurus rumah tangga maupun berkebun, mereka membagi waktu dengan cukup baik. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan noken sekitar 10 hari, ini bergantung pada tingkat kesibukan mereka di kampung. Kami mencatat, waktu paling cepat yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 noken rajutan adalah 2 hari, dan yang tercatat paling lama yaitu 26 hari. Biasanya waktu yang lama ini karena mereka sedang keluar dari kampung, sehingga tidak fokus untuk menghasilkan noken rajutannya.

Salah satu Noken rajutan hasil kerajinan tangan Martina Yenggrean

Salah satu Noken rajutan hasil kerajinan tangan Martina Yenggrean
(Foto : S4C_LPPM UNIPA)

Salah satu Noken rajutan hasil kerajinan tangan Agusta Sundoy

Salah satu Noken rajutan hasil kerajinan tangan Agusta Sundoy
(Foto : S4C_LPPM UNIPA)

Menganyam noken rajutan memiliki tantangan tersendiri karena terdapat pola siluet yang harus diikuti. Namun para perempuan ini tetap tekun menyelesaikan noken mereka dan ini membuat mereka semakin mahir untuk menghasilkan noken. Kami mencatat total penghasilan yang diperoleh oleh para pengrajin ini adalah Rp. 3.670.000, jumlah ini merupakan pendapatan bersih yang diterima oleh mereka (tidak termasuk modal benang dan jarum yang telah disediakan). Beberapa dari pengrajin wanita ini bahkan ada yang tertarik untuk membuat noken rajutan secara konsisten sehingga mempunyai penghasilan yang pasti di waktu senggang mereka.
Pelatihan dan pengembangan kapasitas masyarakat ini merupakan bagian dari upaya konservasi penyu yang dilakukan di Taman Pesisir Jeen Womom, Kabupaten Tambrauw. Anggota masyarakat ini memperoleh manfaat secara langsung dengan mendapat penghasilan dan keahlian merajut yang dapat digunakan di masa depan.

Bagikan Tulisan

[icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-whatsapp” size=”fa-lg” type=”circle” link=”whatsapp://send?text=https://science4conservation.com/noken-rajutan-sebagai-salah-satu-alternatif-penghasilan” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-twitter” size=”fa-lg” type=”circle” link=”https://twitter.com/intent/tweet?url=https://science4conservation.com/noken-rajutan-sebagai-salah-satu-alternatif-penghasilan” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-facebook” size=”fa-lg” type=”circle” link=”http://www.facebook.com/sharer.php?u=https://science4conservation.com/noken-rajutan-sebagai-salah-satu-alternatif-penghasilan” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”]

Ikuti Survei

Bantu kami meningkatkan kualitas informasi hasil monitoring sosial dan ekologi di BLKB-Papua.

Berita Terkait

Video Kami

Kategori Lainnya

Kategori
Pemberdayaan Masyarakat Peningkatan Ekonomi Masyarakat

Berbagi Cerita Konservasi melalui Kegiatan Harvesting Gerakan Nasional di Papua Barat

Berbagi Cerita Konservasi melalui Kegiatan Harvesting Gerakan Nasional di Papua Barat

Bagikan Tulisan

[icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-twitter” size=”fa-lg” type=”circle” link=”https://twitter.com/intent/tweet?url=https://science4conservation.com/berbagi-cerita-konservasi-melalui-kegiatan-harvesting-gerakan-nasional-di-papua-barat” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-facebook” size=”fa-lg” type=”circle” link=”http://www.facebook.com/sharer.php?u=https://science4conservation.com/berbagi-cerita-konservasi-melalui-kegiatan-harvesting-gerakan-nasional-di-papua-barat” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-whatsapp” size=”fa-lg” type=”circle” link=”whatsapp://send?text=https://science4conservation.com/berbagi-cerita-konservasi-melalui-kegiatan-harvesting-gerakan-nasional-di-papua-barat” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”]

Tanggal

13 Mei 2023

Penulis

Abigail Lang

Tanggal

13 Mei 2023

Penulis

Abigail Lang

Produk lokal yang ada di Papua Barat sangat beragam jenisnya. Bank Indonesia bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Provinsi Papua Barat mengajak beberapa UMKM di Papua Barat untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dengan mempromosikan produk lokal untuk kemudian masuk ke pasar internasional.
Selama 3 hari, mulai dari Senin-Rabu, 08-10 Mei 2023 telah diadakan pameran dengan tema “Harvesting Gerakan Nasional: Bangga Buatan Indonesia dan Bangga Berwisata di Indonesia”. Banyak sekali peristiwa dan kegiatan menarik yang telah disediakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya menggunakan produk lokal yang tidak kalah menarik dengan produk di luar daerah, sehingga pemerintah diharapkan untuk dapat dan terus memberikan dukungan kepada pelaku usaha lokal. Selain itu diadakan pameran kesenian dan budaya agar masyarakat tertarik melakukan kegiatan wisata di wilayah Papua Barat.

Gerbang masuk menuju ke pameran
(Foto : S4C-LPPM UNIPA/Mike)

Booth pameran produk lokal Abun
(Foto : S4C-LPPM UNIPA/Mike)

Dari 55 UMKM unggulan yang diikutsertakan, Produk Lokal Abun ikut hadir menjadi salah satu produk yang dipasarkan pada pameran kemarin, dengan menampilkan produk lokal yakni Minyak Kelapa dan Noken dari Abun, Kab. Tambrauw. Kami dari Program Sains untuk Konservasi LPPM UNIPA antusias mengikuti kegiatan ini karena ini merupakan potensi kami untuk mempromosikan produk lokal yang dibuat oleh masyarakat yang tinggal di kampung-kampung yang berdekatan dengan Taman Pesisir Jeen Womom. Promosi Produk Lokal Abun merupakan salah satu bagian penting dari misi kami untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di wilayah tersebut.

UMKM lainnya yang mengikut kegiatan ini terdiri dari sektor kriya, makanan, minuman, fashion, dan teknologi. Panitia bekerja dengan sangat baik. Kami melihat tata letak booth di pameran disusun sangat menarik, indah dan artistik; cocok untuk muda-mudi yang ingin mengambil foto dan video pada kegiatan di pameran tersebut. Masing-masing booth UMKM tersebut dihimbau untuk melakukan transaksi menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), dengan memindai kode barcode dari handphone dan membayar sesuai dengan harga produk yang dipasarkan. “Pelaksanaan kurasi (Kegiatan mengelola produk lokal dalam pameran ini-Red) bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk, menciptakan diversifikasi serta meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang tren atau perkembangan pasar bagi pelaku usaha agar dapat memenuhi kebutuhan dan selera konsumen yang semakin beragam serta mampu memasuki ekosistem digital” kata pak Dance Sangkek selaku PJ Sekda Papua Barat yang dikutip dalam video Youtube TVRI Papua Barat.

Booth produk lokal Abun
(Foto : S4C-LPPM UNIPA/Mike)

Tampilan booth pameran dari berbagai UMKM dan Instansi
(Foto : S4C-LPPM UNIPA/Mike)

Keterlibatan dan antusias dari masyarakat Manokwari, dapat dilihat dari ramainya pengunjung; musim pancaroba tidak menjadi halangan bagi masyarakat yang bergantian berkunjung dari pagi hingga malam hari. “Hujan hanya membasahi, bukan menghalangi” ujar dari penjaga booth, Monika Arung Padang, sebagai staf Tenaga Pengolahan dan Pemasaran Produk Lokal Abun. Ada beberapa dari kami dari Program Sains untuk Konservasi yang datang langsung melihat rangkaian keseruan selama 3 hari, kami juga turut serta dengan lomba yang diadakan oleh panitia kegiatan yaitu lomba Photo Booth. Di akhir dari kegiatan ini, ditutup dengan konser musik dari artis lokal dengan menghujani lagu-lagu hits.
Pameran ini bisa menjadi inspirasi untuk UMKM yang ada di Papua Barat, untuk terus mengoptimalkan penggunaan QRIS dapat dilakukan oleh penjual dan pembeli di pasar, dengan meningkatkan proses pembelanjaan secara modern di Papua Barat.
Melalui pameran ini, kami berhasil menjual Noken dan Minyak Kelapa kepada beberapa pengunjung. Kami sangat senang karena kami punya kesempatan untuk bercerita tentang program konservasi yang kami lakukan di Taman Pesisir Jeen Womom kepada para pengunjung booth kami melalui Noken dan Minyak Kelapa yang dijual.

Tampak booth pameran di malam hari
(Foto : S4C-LPPM UNIPA/Mike)

Tampilan suasana booth pameran di malam hari
(Foto : S4C-LPPM UNIPA/Mike)

Bagikan Tulisan

[icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-whatsapp” size=”fa-lg” type=”circle” link=”whatsapp://send?text=https://science4conservation.com/berbagi-cerita-konservasi-melalui-kegiatan-harvesting-gerakan-nasional-di-papua-barat” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-twitter” size=”fa-lg” type=”circle” link=”https://twitter.com/intent/tweet?url=https://science4conservation.com/berbagi-cerita-konservasi-melalui-kegiatan-harvesting-gerakan-nasional-di-papua-barat” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-facebook” size=”fa-lg” type=”circle” link=”http://www.facebook.com/sharer.php?u=https://science4conservation.com/berbagi-cerita-konservasi-melalui-kegiatan-harvesting-gerakan-nasional-di-papua-barat” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”]

Ikuti Survei

Bantu kami meningkatkan kualitas informasi hasil monitoring sosial dan ekologi di BLKB-Papua.

Berita Terkait

Video Kami

Kategori Lainnya

Berita Lainnya

Gambar 4.Tim berdiskusi dengan ibu-ibu di Kampung Kamiali (1)

Tonny Duwiri, Yusup Jentewo dan Deasy Lontoh – Februari 21, 2023

Yusup dan Faisal sehabis seminar.jpg

Yusup Jentewo dan Muhamad Faisal – Desember 29, 2022

Kategori
Pemberdayaan Masyarakat Peningkatan Ekonomi Masyarakat

Membawa Produk Lokal Papua Barat dalam Ajang Pameran Dagang Internasional

Membawa Produk Lokal Papua Barat dalam Ajang Pameran Dagang Internasional

Bagikan Tulisan

[icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-twitter” size=”fa-lg” type=”circle” link=”https://twitter.com/intent/tweet?url=https://science4conservation.com/membawa-produk-lokal-papua-barat-dalam-ajang-pameran-dagang-internasional” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-facebook” size=”fa-lg” type=”circle” link=”http://www.facebook.com/sharer.php?u=https://science4conservation.com/membawa-produk-lokal-papua-barat-dalam-ajang-pameran-dagang-internasional” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-whatsapp” size=”fa-lg” type=”circle” link=”whatsapp://send?text=https://science4conservation.com/membawa-produk-lokal-papua-barat-dalam-ajang-pameran-dagang-internasional” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”]

Tanggal

15 November 2022

Penulis

Monica Jupiter Arung Padang

Tanggal

15 November 2022

Penulis

Monica Jupiter Arung Padang

Trade Expo Indonesia merupakan pameran dagang terbesar di Indonesia yang diselenggarakan setiap tahunnya. Pada tahun 2022 ini dilaksanakan Trade Expo Indonesia yang ke-37 di Indonesia Convention Exhibition, BSD Jakarta. Pameran dagang ini berjenis Bisnis to Bisnis, yang bertujuan untuk mencari para buyer dari luar negeri sehingga mampu melaksanakan kerjasama dengan para pelaku usaha (Exhibitor) di Indonesia.

Stand UMKM Sanus Coconut di Trade Expo Indonesia
(Foto : Panitia Pelaksana)

Penampakan Stand Sanus Coconut di Trade Expo Indonesia
(Foto : Panitia Pelaksana)

Melalui Kementerian Perdagangan Republik Indonesia setiap provinsi di Indonesia mengutus 2 UMKM terbaik dari setiap daerah untuk mengikuti ajang pameran dagang terbesar di Indonesia ini. Pada kesempatan ini UMKM Sanus Coconut yang merupakan pengembangan dari Produk Lokal Abun (produk hasil binaan Program Sains untuk Konservasi LPPM UNIPA), diberikan kesempatan oleh Dinas Perdagangan Provinsi Papua Barat sebagai salah satu perwakilan UMKM dari Papua Barat. Beberapa UMKM yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini seperti CV. Gaya Warna dari Bali, Qonita Care dan Maluku, PT. Indo Tropical Group dari Jawa Tengah, Raja Patin dari Sumatera dan beberapa UMKM lainnya. Sebelum mengikuti Pameran Trade Expo Indonesia, 64 Peserta UMKM dari 34 Provinsi yang dibawah oleh Dinas Perdagangan melakukan diklat di Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia dan Jasa Perdagangan di Jakarta. Diklat ini dilakukan pada 14 – 17 Oktober 2022 dengan berbagai materi yang berkaitan dengan pameran internasional maupun cara melakukan ekspor.

Berfoto bersama teman-teman UMKM dari berbagai daerah

Berfoto bersama teman-teman UMKM dari berbagai daerah
(Foto : Panitia Pelaksana)

Setelah mengikuti diklat, UMKM perwakilan setiap provinsi ini mengikuti pameran dagang Indonesia atau biasa disebut Trade Expo Indonesia. Kegiatan ini berlangsung pada 19 – 23 Oktober 2022 di ICE BSD, Jakarta. Pameran ini diikuti oleh Warga Negara Indonesia dan Warga Negara Asing. Selain para UMKM yang dilakukan oleh Dinas Perdagangan setiap Provinsi, para-Exhibitor juga berasal dari UMKM binaan Bank Indonesia, UMKM binaan Pertamina, Perum Bulog, PT. Dua Kelinci dan berbagai perusahaan yang ada di Indonesia baik yang berasal dari bidang food & beverages, digital & services, fashion & accessories, furniture & home decor, health care & beauty, manufacture dan medical equipment. Pada kegiatan Trade Expo Indonesia ini, Sanus Coconut Oil berhasil menjual sekitar 26 Liter minyak kelapa. Selain melakukan pemasaran langsung, selama kegiatan dilakukan pertukaran kartu nama antara Sanus Coconut dan beberapa buyer yang tertarik dengan produk minyak kelapa seperti Bapak Wirawan Hartawan selaku direktur dari PT. Hydro Farm Indonesia, Andy Hoang (Mr.) selaku Sales & Purchasing Manager dari Agrinuts Vietnam Trading Co., LTD dan beberapa buyer lainnya.

Foto bersama teman-teman UMKM dari 34 Provinsi
(Foto : Panitia Pelaksana)

Foto bersama teman-teman UMKM dari 34 Provinsi
(Foto : Panitia Pelaksana)

Menurut saya kegiatan ini sangat menarik dan berharga, bisa bertemu dengan orang-orang yang asalnya dari Sabang sampai Merauke. Pelajaran yang saya dapatkan ini tidak semudah saya dapatkan begitu saja, saya banyak belajar melakukan display pameran yang diurutkan sesuai dengan jenisnya dan bisa mempelajari cara melakukan ekspor produk mulai dari penentuan harga, cara pembayaran sampai tahap pembuatan sales contract. Selain itu, selama mengikuti kegiatan ini menambah relasi saya dengan berbagai UMKM dari setiap Provinsi di Indonesia, serta saya dapat melakukan komunikasi langsung dengan para buyer yang berasal dari berbagai negara yang mengunjungi stand Sanus Coconut. Disisi lain melalui EXPO ini saya melihat potensi minyak kelapa yang besar yang jika dikembangkan dengan baik dapat memberikan manfaat tidak hanya bagi petani kelapa tetapi juga bagi pelaku UMKM yang mengolah kelapa dan turunannya.

Bagikan Tulisan

[icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-whatsapp” size=”fa-lg” type=”circle” link=”whatsapp://send?text=https://science4conservation.com/membawa-produk-lokal-papua-barat-dalam-ajang-pameran-dagang-internasional” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-twitter” size=”fa-lg” type=”circle” link=”https://twitter.com/intent/tweet?url=https://science4conservation.com/membawa-produk-lokal-papua-barat-dalam-ajang-pameran-dagang-internasional” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-facebook” size=”fa-lg” type=”circle” link=”http://www.facebook.com/sharer.php?u=https://science4conservation.com/membawa-produk-lokal-papua-barat-dalam-ajang-pameran-dagang-internasional” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”]

Ikuti Survei

Bantu kami meningkatkan kualitas informasi hasil monitoring sosial dan ekologi di BLKB-Papua.

Berita Terkait

Video Kami

Kategori Lainnya

Berita Lainnya

7

Abigail Lang, Federika Kondororik, Habema Monim – November 10, 2022

Osorio Memeriksa Luka pada Indukan_Tim Jeen Syuab.jpg

Osorio Mariano Sombatua Soares Embulaba – November 3, 2022

Kategori
Outreach - Inovasi Kegiatan Penjangkauan Masyarakat Pemberdayaan Masyarakat Peningkatan Ekonomi Masyarakat

Menikmati event dalam pameran Produk Unggulan Sains untuk Konservasi di UNIPA

Menikmati event dalam pameran Produk Unggulan Sains untuk Konservasi di UNIPA

Bagikan Tulisan

[icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-twitter” size=”fa-lg” type=”circle” link=”https://twitter.com/intent/tweet?url=https://science4conservation.com/menikmati-event-dalam-pameran-produk-unggulan-sains-untuk-konservasi-di-unipa” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-facebook” size=”fa-lg” type=”circle” link=”http://www.facebook.com/sharer.php?u=https://science4conservation.com/menikmati-event-dalam-pameran-produk-unggulan-sains-untuk-konservasi-di-unipa” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-whatsapp” size=”fa-lg” type=”circle” link=”whatsapp://send?text=https://science4conservation.com/menikmati-event-dalam-pameran-produk-unggulan-sains-untuk-konservasi-di-unipa” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”]

Tanggal

10 November 2022

Penulis

Abigail Lang, Federika Kondororik, Habema Monim

Tanggal

10 November 2022

Penulis

Abigail Lang, Federika Kondororik, Habema Monim

Dalam rangka Dies Natalis UNIPA yang ke 22, kami dari Program Sains untuk Konservasi (S4C) di bawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Papua (LPPM UNIPA) ikut berpartisipasi dalam pameran produk unggulan. Pameran ini berlangsung pada tanggal 1 & 2 November 2022 di Aula UNIPA. Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan untuk meningkatkan daya kreatif dan potensi yang dimiliki oleh setiap insan yang mengabdi pada Universitas Papua sehingga diharapkan dapat menghasilkan karya inovasi yang berguna kedepannya.

Dalam kesempatan ini kami menampilkan hasil-hasil kerjasama kami dengan masyarakat, pemerintah dan mitra konservasi. Selama kegiatan berlangsung, kami menjual produk-produk inovasi yang dibuat sendiri oleh masyarakat lokal Distrik Abun, Kabupaten Tambrauw seperti; noken dan minyak lokal Abun. Minyak lokal Abun ini pada umumnya digunakan untuk keperluan seperti minyak pada umumnya, yaitu untuk memasak dan noken yang ditampilkan dengan gambar penyu serta gambar menarik lainnya. Pameran ini memiliki tujuan sesuai dengan judulnya yaitu: “Pameran Inovasi dan Produk Unggulan”.

Siswa SMA yang tertarik dengan noken yang dipajang
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Mike)

Mahasiswa yang tertarik melihat buku-buku
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Mike)

Salah satu pengunjung yang membeli minyak kelapa
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Mike)

Di samping itu, kegiatan ini tentunya tidak kalah menarik dengan program-program lainnya. Selain menjual produk inovasi, kami membagikan buku berjudul: Status dan Tren Sosial Masyarakat 2019 Jejaring Kawasan Konservasi Perairan BLKB 2010-2019, Profil Kampung 2010-2017 Taman Nasional Teluk Cenderawasih, Profil Kampung 2010-2017 Teluk Mayalibit & Selat Dampier, dan banyak lainnya. Kami berharap penerima buku dapat membacanya dan menjadi acuan untuk keperluan studi ataupun informasi lainnya.

Di dalam stand kami juga memberikan informasi pengenalan alat selam (scuba) sebagai tambahan ilmu bagi pengunjung stand. Pengenalan alat selam ini kami sampaikan untuk melengkapi rasa penasaran pengunjung yang melihat video program monitoring ekologi.

Siswa SMA yang tertarik mendengar tentang pembahasan alat-alat selam
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Mike)

Salah satu siswa SMK yang sedang mencoba menggunakan alat selam lengkap
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Mike)

Pengetahuan dasar tentang penyu kami sampaikan dengan cara bermain ular tangga. Cara memainkan ular tangga ini sama saja seperti permainan ular tangga pada umumnya, namun ada banyak pertanyaan untuk meningkatkan wawasan pemain maupun informasi yang kami sampaikan tentang penyu, telur penyu, tukik dan apa saja ancaman dari manusia, ancaman dari lingkungan serta ancaman dari hewan yang sudah kami isi dalam beberapa kotak ular tangga. Pemenang dari permainan ini mendapatkan souvenir dari kami. Kami tak lupa menanyakan informasi baru apa saja yang mereka dapatkan ketika bermain. Kebanyakan pengunjung mengenal ancaman penyu di alam dari permainan ini.

Pada pagi hari kami mendapatkan kunjungan dari siswa SMA dari berbagai sekolah di Manokwari. Para mahasiswa dan orang dewasa kebanyakan hadir di siang hingga sore hari. Kami juga dikunjungi oleh para mahasiswa dari luar Papua, karena pada saat pelaksanaan kegiatan ada mahasiswa dari luar Papua yang sedang melaksanakan kegiatan Kampus Merdeka di UNIPA.

Siswa SMA yang asik bermain permainan ular tangga
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Mike)

Mahasiswa yang asik menikmati permainan ular tangga
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Mike)

Meskipun terlihat seperti permainan untuk anak-anak tapi baik pengunjung remaja maupun dewasa sangat menikmati permainan ular tangga. Mereka banyak menanyakan tentang penyu dan beberapa diantaranya tertarik untuk melihat penyu secara langsung. Kegiatan seperti ini tentunya dapat membawa dampak positif seperti relasi yang dibangun antara pengunjung dan kami di program S4C, saling berbagi pengetahuan sehingga pesan-pesan kami tersampaikan kepada pengunjung yang datang ke stand kami.

Bagikan Tulisan

[icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-whatsapp” size=”fa-lg” type=”circle” link=”whatsapp://send?text=https://science4conservation.com/menikmati-event-dalam-pameran-produk-unggulan-sains-untuk-konservasi-di-unipa” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-twitter” size=”fa-lg” type=”circle” link=”https://twitter.com/intent/tweet?url=https://science4conservation.com/menikmati-event-dalam-pameran-produk-unggulan-sains-untuk-konservasi-di-unipa” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-facebook” size=”fa-lg” type=”circle” link=”http://www.facebook.com/sharer.php?u=https://science4conservation.com/menikmati-event-dalam-pameran-produk-unggulan-sains-untuk-konservasi-di-unipa” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”]

Ikuti Survei

Bantu kami meningkatkan kualitas informasi hasil monitoring sosial dan ekologi di BLKB-Papua.

Berita Terkait

Video Kami

Kategori Lainnya