Inisiasi Kegiatan Konservasi Penyu Belimbing di Teluk Huon, Papua Nugini
Bagikan Tulisan
Tanggal
21 Februari 2023
Penulis
Tonny Duwiri, Yusup Jentewo dan Deasy Lontoh
Tanggal
21 Februari 2023
Penulis
Tonny Duwiri, Yusup Jentewo dan Deasy Lontoh
Jumlah penyu belimbing di Pasifik Barat telah jauh berkurang dari tahun 1980 karena berbagai tekanan dalam empat dekade terakhir. Aktivitas peneluran terkonsentrasi di Papua Barat, Indonesia (sekitar 75%), Papua New Guinea (5-25%), dan selebihnya di Kepulauan Solomon dan Vanuatu. Sayangnya kegiatan pemantauan aktivitas peneluran dan perlindungan sarang penyu belimbing di Papua Nugini (PNG) terhenti sejak tahun 2013. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Papua (LPPM UNIPA) melalui program Sains untuk Konservasi (S4C) dipercayakan untuk mendampingi tim lokal untuk memulai kembali kegiatan konservasi penyu belimbing di Teluk Huon, PNG. Donor memberikan kepercayaan tersebut karena mereka menganggap kegiatan konservasi penyu belimbing yang holistik di Taman Pesisir Jeen Womom, Kabupaten Tambrauw yang dilakukan UNIPA berhasil. Menjelang akhir tahun 2022, tim LPPM UNIPA dan penasehat teknis dari US NOAA memulai proses ini dengan mengidentifikasi dua penasehat lokal dan merekrut anggota tim lokal, Maureen Ewai sebagai Project Manager dan John Ben sebagai Field Coordinator.
Sesaat sebelum tim S4C menyeberang dari Skouw Indonesia ke Wutung Papua Nugini
(Foto : S4C_LPPM UNIPA)
Tim bertemu dengan Kepala Divisi Sumber Daya Alam Provinsi Morobe
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Tonny Duwiri)
Pada tanggal 14 Januari 2023, tiga anggota tim S4C, Deasy Lontoh, Yusup Jentewo dan Tonny Duwiri berangkat ke PNG untuk bertemu dengan tim lokal di PNG dan berkoordinasi dengan pemerintah, mitra, dan masyarakat kampung yang tinggal di pantai peneluran. Perjalanan dari Manokwari menggunakan transportasi udara ke Bandara Sentani dan dilanjutkan jalur darat ke perbatasan dan ke Vanimo. Dari Vanimo, tim berangkat dengan pesawat ke kota Lae, Provinsi Morobe. Tim berdiskusi dengan salah satu penasehat proyek, Ibu Modi Pontio, dari Tree Kangaroo Conservation Project dan pemerintah terkait seperti pemerintah Distrik Huon dan pemerintah provinsi Morobe yang diwakili Kepada Divisi Sumber Daya Alam. Selain itu tim juga bertemu dua organisasi masyarakat yaitu Kamiali Foundation dan Morobe Development Foundation. Dalam pertemuan-pertemuan ini, tim S4C dan tim PNG memperkenalkan anggota tim dan rencana kerja yang akan dilakukan, dan berdiskusi tentang peluang bermitra.
Peran serta masyarakat lokal sangat diperlukan bagi kegiatan konservasi. Oleh sebab itu, kami bersama tim PNG mengunjungi dua kampung prioritas, Busama dan Kamiali antara 19 dan 23 Januari 2023 untuk mengetahui respon masyarakat terhadap kegiatan ini. Diskusi-diskusi dilakukan dengan masyarakat secara umum maupun berkelompok. Semua masyarakat menyambut baik inisiasi kegiatan konservasi penyu di kampung mereka, terlebih karena kegiatan kali ini memiliki program pemberdayaan masyarakat. Program pemberdayaan masyarakat ini dilakukan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang tinggal berdekatan dengan pantai peneluran, dan bentuknya akan disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat. Bentuk program pemberdayaan yang cocok menjadi salah satu topik diskusi dengan masyarakat Busama dan Kamiali.
Tim berdiskusi dengan masyarakat di Kampung Busama
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Tonny Duwiri)
Tim berdiskusi dengan ibu-ibu di Kampung Kamiali
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Tonny Duwiri)
Selain itu, tim juga melakukan penghitungan sarang penyu belimbing di beberapa pantai dengan perahu, dan menemukan 134 sarang antara Labu Tale sampai Paiawa.
Bagikan Tulisan
Ikuti Survei
Bantu kami meningkatkan kualitas informasi hasil monitoring sosial dan ekologi di BLKB-Papua.
Berita Terkait
Video Kami
Kategori Lainnya
Berita Lainnya
Arifatul Hasanah – Februari 15, 2023
Yusup Jentewo dan Muhamad Faisal – Desember 29, 2022
Armandho Rumpaidus – Desember 23, 2022
Sorry, the comment form is closed at this time.