Melindungi Penyu, Memberdayakan Kampung: Cerita Monitoring dan Evaluasi dari Kampung-kampung di Taman Pesisir Jeen Womom

Bagikan Tulisan

Tanggal

11 Juni 2024

Penulis

Kartika Zohar, Putri Kawilarang, Mika Palimbong

Tanggal

11 Juni 2024

Penulis

Kartika Zohar, Putri Kawilarang, Mika Palimbong

Di sekitar Taman Pesisir (TP) Jeen Womom, lima kampung hidup berdampingan dengan alam yang indah dan penuh tantangan. Sejak tahun 2013, Program Sains untuk Konservasi dari LPPM UNIPA telah menjalin kemitraan erat dengan masyarakat lokal dalam upaya melindungi penyu belimbing yang bertelur di pantai-pantai mereka. Program ini bukan hanya tentang konservasi, tetapi juga tentang memberdayakan masyarakat dan membangun masa depan yang lebih baik.

Setiap hari pada semester pertama tahun 2024, terdapat 8-9 tenaga pendamping masyarakat dan narahubung yang bekerja di empat lokasi dengan mencakup lima kampung. Mereka fokus pada dua bidang utama: peningkatan perekonomian dan pendidikan. Dalam bidang perekonomian, pendamping membantu masyarakat mengolah kelapa menjadi minyak, membuat noken dari benang, dan memproduksi cocomesh untuk melindungi sarang penyu. Produk-produk ini memberikan manfaat langsung bagi masyarakat, baik secara ekonomi maupun lingkungan.

Salah satu kegiatan monev yang dilakukan yaitu Diskusi terkait progress pembuatan cocomesh di Kampung Resya dan Womom
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Kartika Zohar)

Salah satu kegiatan monev yang dilakukan yaitu Menguji mesin peras santan di Kampung Wau dan Weyaf
(Foto : S4C_LPPM UNIPA)

Di bidang pendidikan, para pendamping mengajar anak-anak di Rumah Belajar. Mereka mengajarkan enam kemampuan dasar: membaca, menulis, berhitung, pendidikan lingkungan hidup, komputer, dan bahasa Inggris dasar. Mereka juga membantu proses belajar mengajar di sekolah-sekolah dasar yang berada pada kampung-kampung ini.
Untuk memastikan program berjalan lancar dan menghadapi setiap tantangan, tim pemberdayaan masyarakat melakukan monitoring dan evaluasi (Monev) secara rutin. Kegiatan Monev dilakukan bersamaan dengan jadwal kapal, yang membawa tim dari Manokwari ke kampung-kampung yang tersebar di sepanjang TP Jeen Womom.

Tim Monev bersama dengan Tim PMNH di Kampung Wau-Weyaf
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Mika Palimbong)

Tim Monev bersama dengan Tim PMNH di Kampung Syukwo
(Foto : S4C_LPPM UNIPA)

Tim Monev bersama dengan Tim PMNH di Kampung Resye
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Kartika Zohar)

Tim Monev bersama dengan Tim PMNH di Kampung Womom
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Kartika Zohar)

Pada 21 Mei 2024, tim Monev berangkat dari Manokwari dengan kapal Sabuk Nusantara 112. Kami tiba di Kampung Resye dan Womom pada 23 Mei, memulai perjalanan selama 11 hari yang menantang. Dalam setiap kunjungan, kami membawa daftar tugas yang telah disusun dengan cermat, termasuk mendokumentasikan kegiatan di lapangan, mengecek pelaksanaan program, mencari solusi atas kendala, mengisi form inventarisasi, dan mengantar logistik.
Meskipun perjalanan ini melelahkan, momen ketika berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain dengan perahu, serta berdiskusi dengan tim dan masyarakat selalu menyenangkan. Pertemuan dengan semua tim di lapangan memberikan semangat baru dan perasaan senang ketika mengetahui mereka dalam keadaan sehat.

Tim monev berpindah pindah dari satu kampung ke kampung lain menggunakan perahu kecil
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Putri Kawilarang)

Tim monev mengantar logistik ke tim PMNH yang ada di lapang
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Putri Kawilarang)

Setiap sesi ngobrol panjang lebar tentang kehidupan di lapangan selalu menyedot waktu berjam-jam. Salah satu momen paling ditunggu adalah pertukaran makanan. Tim Monev menikmati makanan kampung seperti pisang rebus, kasbi rebus, sayuran dari kebun, dan daging hasil buruan. Sementara itu, teman-teman di lapangan sangat antusias menerima tempe dan “sayur kota” seperti wortel dan kentang yang dibawa oleh tim Monev. Meskipun sederhana, tapi tempe dan “sayur kota” hanya bisa mereka nikmati saat ada tim yang membawa dari kota.
Waktu 11 hari yang terlihat panjang terasa sangat cepat karena interaksi yang hangat dan diskusi yang panjang. Tim Monev mengunjungi semua tim lapangan di Kampung Resye, Womom, Batu Rumah, Syukwo, dan Wau-Weyaf. Kegiatan Monev bulanan ini memberikan dorongan semangat baru bagi semua orang, membangun harapan, dan memastikan bahwa upaya konservasi dan pemberdayaan masyarakat yang telah dilakukan dapat terus berlanjut dengan baik.
Dengan setiap perjalanan yang tercipta, Program Sains untuk Konservasi LPPM UNIPA dan masyarakat Jeen Womom semakin erat terhubung, saling menguatkan dalam upaya melestarikan penyu belimbing dan membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Menikmati indahnya sunset di kampung

Menikmati indahnya sunset di pantai Saubeba (Resye)
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Putri Kawilarang)

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.