Seutas Cerita di Distrik Abun dari Tenaga Pengolahan dan Pemasaran Produk
Bagikan Tulisan
Tanggal
31 Mei 2022
Penulis
Naqliya Arum Permata & Monica Jupiter Arung Padang
Tanggal
31 Mei 2022
Penulis
Naqliya Arum Permata & Monica Jupiter Arung Padang
Salah satu hasil dari program Pemberdayaan Masyarakat yang Program Sains untuk Konservasi lakukan adalah Minyak Kelapa Abun. Produk ini diproduksi oleh masyarakat lokal yang terbentuk dalam kelompok dan didampingi oleh Pendamping Masyarakat yang tersebar di beberapa kampung pada dua distrik Abun dan Tobouw, yaitu Kampung Wau, Weyaf, Warmandi, Resye (dulu Saubeba) dan Womom.
Lewat tulisan ini, Monica Jupiter Arung Padang sebagai Tenaga Pengolahan dan Pemasaran Produk pada tim Pemberdayaan Masyarakat akan membagikan pengalamannya ketika pertama kali berkunjung ke distrik Abun. Perjalanan dari Manokwari ke distrik Abun sendiri memakan waktu kurang lebih 3 hari 2 malam menggunakan kapal laut. Pada tanggal 22 April 2022 tepatnya pukul 22.00 WIT, kapal laut yang membawa Monica dan anggota tim lainnya bertolak meninggalkan Manokwari.
Proses Pelewangan Kelapa
(Foto : S4C_LPPM UNIPA)
Monica dan tim tiba di Kampung Resye pada siang hari tanggal 24 April 2022. Mereka disambut dengan hangat oleh masyarakat di kampung tersebut. Malam harinya, mereka pergi ke kampung Womom untuk membawa peralatan kebutuhan rumah belajar yang ada di kampung tersebut. Perjalanan dari kampung Resye ke Womom ditempuh dengan berjalan kaki kurang lebih 20 sampai 30 menit. Keesokan harinya, Monica dan tim membantu merapikan rumah belajar yang terletak di kampung Womom. Setelah selesai merapikan rumah belajar, mereka kembali lagi ke kampung Resye untuk melakukan pengolahan minyak kelapa.
Proses Pengeluaran Tempurung Kelapa
(Foto : S4C_LPPM UNIPA)
Percobaan Pembuatan Cocopeat dan Cocofiber
(Foto : S4C_LPPM UNIPA)
Tanggal 26 April 2022, tim monev pemberdayaan, Pendamping Masyarakat Resye, tim Pemantauan Penyu dan Perlindungan Sarang dan masyarakat sekitar mulai melakukan pengolahan minyak kelapa. Minyak kelapa yang akan diolah menggunakan sekitar 250 butir kelapa. Kelapa yang digunakan diambil dari hasil hutan yang terletak di kampung tersebut. Pertama, yang dilakukan untuk membuat Minyak Kelapa adalah mengupas serabut buah kelapa dan kemudian dibawa ke rumah belajar untuk mengupas tempurung batok kelapa. Tempurung kelapa yang dihasilkan kemudian dimanfaatkan untuk percobaan pembuatan cocopeat dan cocofiber. Kelapa yang sudah dikupas lalu dibersihkan menggunakan air bersih yang mengalir. Kelapa yang sudah bersih langsung diparut kemudian dicampur air agar menjadi santan dan didiamkan selama satu malam. Tanggal 27 April 2022, mereka mulai memasak santan yang telah didiamkan selama satu malam. Hasil pemasakan santan inilah yang akan menjadi Minyak Kelapa dan dibawa ke Manokwari.
“Jangan ragu untuk mendatangi tempat-tempat baru yang dapat menambah wawasan dan juga bertemu serta berinteraksi dengan orang-orang baru, meskipun tempat-tempat tersebut jauh dari tempat tinggal kita.” ~ Monica
Bagikan Tulisan
Ikuti Survei
Bantu kami meningkatkan kualitas informasi hasil monitoring sosial dan ekologi di BLKB-Papua.
Berita Terkait
Video Kami
Kategori Lainnya
Berita Lainnya
Yusup Adrian Jentewo & Deasy Lontoh – Mei 18, 2022
Yusup Adrian Jentewo & Deasy Lontoh – Mei 9, 2022
Noviyanti & Naqliya Arum Permata – April 28, 2022
Yusup Adrian Jentewo & Deasy Lontoh – Mei 18, 2022
Yusup Adrian Jentewo & Deasy Lontoh – Mei 9, 2022
Noviyanti & Naqliya Arum Permata – April 28, 2022
Sorry, the comment form is closed at this time.