Dari Inspirasi Hingga Juara: Perjalanan Tim Amigurumi dalam Lomba Papedanomics
Bagikan Tulisan
Tanggal
23 September 2024
Penulis
Jane Lense & Michael Tuhuteru
Tanggal
23 September 2024
Penulis
Jane Lense & Michael Tuhuteru
Perjalanan kami dalam lomba Papedanomics berawal dari satu momen yang sederhana namun berkesan. PAPEDANOMICS 2024 sendiri merupakan sebuah rangkaian kegiatan inspiratif yang diinisiasi oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua Barat, ISEI Papua Barat dan SDGs Center Universitas Papua. Pelaksanaan PAPEDANOMICS bertujuan untuk mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan ekonomi dan sosial di Tanah Papua menuju Papua Emas 2045.
Pendaftaran lomba Young Enterpreneur Competition (Business Plan Competition) dibuka mulai 20 Juni hingga 23 Agustus 2024, namun baru pada 21 Agustus kami mengetahui informasi tentang lomba ini—hanya dua atau tiga hari sebelum pendaftaran ditutup. Saat itu, kami didorong oleh Kak Tika, salah satu senior kami di kantor S4C (akronim yang biasa kami gunakan untuk Program Sains untuk Konservasi LPPM UNIPA-Red), untuk mengikuti lomba tersebut. Tanpa ragu, kami pun mulai menyusun draft proposal, meski waktu yang tersedia sangat terbatas.
Baca juga : Cahaya Harapan di Wau Weyaf
Proposal yang kami ajukan berkisar pada ide bisnis yang sederhana namun penuh makna: amigurumi keychain, yaitu gantungan kunci yang terbuat dari rajutan tangan. Ide ini terinspirasi dari hasil karya salah satu tenaga PM di kantor kami, yang membuat rajutan berbentuk penyu. Karya tersebut memukau kami, dan dari sana kami terpikir untuk mengembangkan ide ini menjadi lebih besar—sesuatu yang bisa membawa dampak positif, baik secara sosial maupun lingkungan.
Amigurumi keychain yang sudah jadi yang berbentuk penyu, lucu dan unik.
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Jane)
Jennifer Maleke sedang mempresentasikan Amigurumi Keychain di depan penonton dan juri.
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Mike)
Bukan Sekadar Bisnis, Ini adalah Misi Sosial dan Konservasi
Visi kami dalam bisnis ini tidak semata-mata mencari keuntungan. Kami ingin menggabungkan seni tangan yang indah dengan pesan penting mengenai pelestarian lingkungan dan hewan-hewan yang dilindungi. Produk yang kami buat ini tidak hanya akan menjadi karya seni, tetapi juga menjadi sarana edukasi tentang pentingnya menjaga alam dan spesies yang terancam punah.
Lebih dari itu, kami ingin bisnis ini juga memberikan dampak sosial nyata. Dalam proses produksinya, kami merencanakan untuk melibatkan anak-anak panti asuhan di Manokwari. Kami ingin memberikan kesempatan kepada anak-anak dan remaja di sana untuk mengembangkan keterampilan yang bisa membantu mereka meraih kemandirian ekonomi. Dengan melibatkan mereka dalam pembuatan amigurumi, kami berharap dapat memberdayakan mereka, membuka peluang bagi masa depan yang lebih baik.
Selain itu, sebagian dari hasil penjualan produk ini akan disalurkan untuk mendukung upaya konservasi hewan yang dilindungi. Dengan demikian, setiap pembelian produk ini tidak hanya mendukung usaha kami, tetapi juga membawa dampak positif bagi alam dan masyarakat.
Kejutan Manis: Menjadi Finalis di Antara 350 Peserta
Tanggal 2 September menjadi hari yang penuh kejutan bagi kami. Dari sekitar 350 kelompok yang mendaftar, kami diumumkan sebagai salah satu dari lima finalis dengan proposal terbaik! Sungguh sebuah pencapaian yang tidak terduga, terutama mengingat waktu persiapan kami yang sangat singkat—hanya dua hari. Namun, berkat kerja keras dan dukungan penuh dari teman-teman kantor, khususnya Ibu Fitry dan Kak Tika, kami berhasil mencapainya.
Menjadi finalis tentu bukan akhir dari perjalanan kami. Kami harus mempersiapkan presentasi yang akan dibawakan di depan juri pada 11 September. Waktu yang tersisa kami manfaatkan untuk menyusun materi dan berlatih agar dapat menyampaikan ide kami dengan baik dan meyakinkan.
Para peserta dan para penonton yang datang memenuhi aula UNIPA.
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Mike)
Antusiasme mahasiswa dan mahasiswi yang hadir untuk menyaksikan kegiatan ini sangat luar biasa.
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Mike)
Hari Penentuan: Presentasi di Hadapan Juri
Akhirnya, tibalah hari yang dinanti-nantikan, 11 September. Tim kami diwakili oleh Jennifer Maleke untuk mempresentasikan proposal bisnis kami di hadapan juri dan audiens, setelah empat finalis lainnya. Rasa gugup dan takut jelas kami rasakan, namun kami sudah berusaha sebaik mungkin dalam latihan. Dengan percaya diri, Jeniffer menyampaikan proposal kami dengan lancar dan jelas, seperti yang telah kami persiapkan selama beberapa hari terakhir.
Tanggapan dari juri dan audiens sangat positif. Meskipun tidak banyak pertanyaan yang diajukan, mereka sangat mengapresiasi konsep dan ide bisnis yang kami tawarkan. Dukungan yang kami terima membuat kami merasa semakin yakin bahwa apa yang kami tawarkan bukan sekadar proposal bisnis biasa, tetapi juga sebuah misi yang lebih besar.
Momen Terbaik: Menjadi Juara 2
Perjalanan singkat namun penuh makna ini memberikan pelajaran berharga bagi kami. Ide yang baik, meski dimulai dari hal kecil, bisa tumbuh menjadi sesuatu yang besar ketika dijalankan dengan semangat, kerja keras, dan dukungan dari orang-orang di sekitar. Kemenangan ini bukan hanya milik kami, tetapi juga milik setiap orang yang turut mendukung dan percaya pada kami.
Puncak acara Papedanomics jatuh pada 12 September, dengan pengumuman pemenang di Swissbel Hotel. Deg-degan rasanya saat nama-nama finalis disebutkan satu per satu. Ketika nama kami diumumkan sebagai juara kedua dari tiga proposal terbaik, perasaan bangga dan syukur tak bisa dibendung. Kami tidak hanya berhasil melewati tantangan, tetapi juga membuktikan bahwa ide kami dihargai dan diakui sebagai salah satu yang terbaik.
Dengan penghargaan ini, kami berharap dapat melanjutkan rencana bisnis kami, memberikan dampak sosial yang nyata, dan terus berkontribusi dalam pelestarian alam. Papedanomics hanyalah awal dari perjalanan panjang yang akan kami tempuh, dan kami sangat bersemangat untuk mewujudkan setiap langkah yang sudah kami rencanakan.
Jennifer yang sedang mempresentasikan amigurumi keychain kepada penonton dan dewan juri.
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Mike)
Penyerahan hadiah Juara Kedua dari tiga proposal terbaik kepada Jennifer.
(Foto : BI Papua Barat)
Bagikan Tulisan
Ikuti Survei
Bantu kami meningkatkan kualitas informasi hasil monitoring sosial dan ekologi di BLKB-Papua.
Berita Terkait
Video Kami
Kategori Lainnya
Berita Lainnya
Michael Tuhuteru – September 19, 2024
Sorry, the comment form is closed at this time.