Kategori
Konservasi Penyu Belimbing Diseminasi

Konservasi penyu ditayangkan melalui lensa digital di ISTS42 Thailand

Konservasi penyu ditayangkan melalui lensa digital di ISTS42 Thailand

Bagikan Tulisan

[icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-whatsapp” size=”fa-lg” type=”circle” link=”whatsapp://send?text=https://science4conservation.com/konservasi-penyu-ditayangkan-melalui-lensa-digital-di-ists42-thailand” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-twitter” size=”fa-lg” type=”circle” link=”https://twitter.com/intent/tweet?url=https://science4conservation.com/konservasi-penyu-ditayangkan-melalui-lensa-digital-di-ists42-thailand” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-facebook” size=”fa-lg” type=”circle” link=”http://www.facebook.com/sharer.php?u=https://science4conservation.com/konservasi-penyu-ditayangkan-melalui-lensa-digital-di-ists42-thailand” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”]

Tanggal

22 April 2024

Penulis

Abigail Lang & Deasy Lontoh

Tanggal

22 April 2024

Penulis

Abigail Lang & Deasy Lontoh

Dari padatnya kegiatan Simposium yang dilansir pada tulisan sebelumnya, Video Night menjadi salah satu agenda yang selalu ada di setiap symposium. Acara ini merupakan kesempatan belajar tentang kegiatan penelitian dan pelestarian penyu dari seluruh dunia. Dilansir dari tulisan sebelumnya, Video Night adalah bagian dari rangkaian acara ISTS (International Sea Turtle Symposium) 42 yang berlangsung selama 6 hari di Pattaya Thailand. Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan final di hari pertama yang telah disiapkan oleh penyelenggara setelah makan malam. Video Night ini dilakukan pada jam 8-11 malam pada Selasa, 26 Maret 2024. Semua peserta symposium bisa masuk ke ruangan untuk dapat menyaksikan video dari berbagai macam komunitas/pemerintahan/kelompok konservasi.

Ada sekitar 13 video yang ditayangkan dari berbagai macam komunitas/pemerintahan/kelompok konservasi untuk ditayangkan selama momen Video Night. Beberapa videonya membahas tentang penelitian ilmiah tentang penyu, lalu kegiatan konservasi penyu yang berupa capaian dari kegiatan atau aktivitas mereka, dan video terkait lainnya.

Suasana saat penayangan Video Night
(Foto : S4C_LPPM UNIPA)

Suasana saat penayangan Video Night
(Foto : S4C_LPPM UNIPA)

Tim LPPM UNIPA yang menjadi salah satu perwakilan dari Asia Tenggara telah menyediakan video yang berdurasi sekitar 10 menit. Video ini dibuat dengan subtitle bahasa Inggris yang berisikan bagaimana dan apa saja yang dikerjakan oleh tim untuk melakukan Pelestarian Penyu Belimbing di Taman Pesisir Jeen Womom. Saat pemutaran video berlangsung ada sekitar 40-50 orang yang menyaksikan video dari Tim LPPM UNIPA. Merupakan suatu kebanggan bagi tim untuk dapat mengambil kesempatan dengan memperkenalkan kegiatan yang dilakukan di lokasi kerja tim melalui media video. Selama video berlangsung, tim memang belum mendapatkan feedback secara langsung dari penonton karena video selanjutnya  langsung diputarkan.

Video dari Tim LPPM UNIPA di Website ISTS Thailand
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Tonny)

Namun tidak selesai begitu saja, penyelenggara dari kegiatan ini juga mengunggahnya di website mereka di https://www.ists42thailand.org/ sehingga bisa ditonton kembali. Ada sekitar 2 penanggap yang memberikan feedback positif kepada tim LPPM UNIPA secara pribadi maupun tim, walaupun mereka tidak menonton langsung saat momen Video Night. Momen penayangan Video Night ini memberikan gambaran secara nyata yang telah dilakukan dari setiap grup atau komunitas yang menjadi peserta simposium. Cerita dari seluruh dunia bagaimana peran penting dari suatu grup dan komunitas ini diharapkan saling memberikan motivasi dan pengetahuan yang baru.

Bagikan Tulisan

[icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-whatsapp” size=”fa-lg” type=”circle” link=”whatsapp://send?text=https://science4conservation.com/konservasi-penyu-ditayangkan-melalui-lensa-digital-di-ists42-thailand” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-twitter” size=”fa-lg” type=”circle” link=”https://twitter.com/intent/tweet?url=https://science4conservation.com/konservasi-penyu-ditayangkan-melalui-lensa-digital-di-ists42-thailand” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-facebook” size=”fa-lg” type=”circle” link=”http://www.facebook.com/sharer.php?u=https://science4conservation.com/konservasi-penyu-ditayangkan-melalui-lensa-digital-di-ists42-thailand” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”]

Ikuti Survei

Bantu kami meningkatkan kualitas informasi hasil monitoring sosial dan ekologi di BLKB-Papua.

Berita Terkait

Video Kami

Kategori Lainnya

Kategori
Konservasi Penyu Belimbing Diseminasi

Kopi darat pecinta penyu seluruh dunia: Pengalaman kami dalam Simposium Penyu Internasional ke 42 di Pattaya Thailand

Kopi darat pecinta penyu seluruh dunia: Pengalaman kami dalam Simposium Penyu Internasional ke 42 di Pattaya Thailand

Bagikan Tulisan

[icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-whatsapp” size=”fa-lg” type=”circle” link=”whatsapp://send?text=https://science4conservation.com/simposium-penyu-internasional-ke-42-di-thailand” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-twitter” size=”fa-lg” type=”circle” link=”https://twitter.com/intent/tweet?url=https://science4conservation.com/simposium-penyu-internasional-ke-42-di-thailand” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-facebook” size=”fa-lg” type=”circle” link=”http://www.facebook.com/sharer.php?u=https://science4conservation.com/simposium-penyu-internasional-ke-42-di-thailand” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”]

Tanggal

16 April 2024

Penulis

Noviyanti & Alberto Y. T. Allo

Tanggal

16 April 2024

Penulis

Noviyanti & Alberto Y. T. Allo

Pada tanggal 24-29 Maret 2024, kami dari Program Sains untuk Konservasi LPPM UNIPA berkesempatan hadir dan membawakan beberapa bahan presentasi oral dan poster pada Simposium Penyu Internasional ke 42 (The 42nd International Sea Turtle Symposium -ISTS42).

Simposium Penyu ini merupakan acara rutin yang dilakukan setiap tahun. Untuk tahun ini, dilaksanakan di Pattaya, Thailand. Simposium tahun depan 2025 akan dijadwalkan di Ghana, Afrika Barat dan tahun berikutnya 2026 akan diadakan di Hawai, Amerika Serikat dan tahun 2027 akan diadakan di Srilanka, informasi ini kami peroleh pada saat acara Closing Banquet / Awards Ceremony. Kami sangat senang bisa menghadiri acara ini karena kami punya kesempatan bertemu dengan para peserta dari berbagai negara.

Tema ISTS42 Pattaya Thailand adalah “All In, All Together – Inspiring the Next Generations of Global Sea Turtle Conservationists“. Bertujuan menyatukan komunitas ahli biologi penyu, praktisi lingkungan hidup, pegiat konservasi, kelompok masyarakat adat, peneliti, akademisi, dan advokat yang berasal dari lebih dari 60 negara untuk berbagi pengetahuan, membangun kapasitas, berjejaring dan berkolaborasi dan pada akhirnya, untuk mempromosikan perlindungan dan konservasi penyu.

Presentasi tentang Cocomesh sebagai metode perlindungan sarang penyu oleh Deasy
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Alberto)

Presentasi tentang estimasi biaya untuk melindungi sarang penyu di TP Jeen Womom oleh Fitryanti
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Alberto)

Sesi seminar Fitryanti Pakiding dan Deasy Natalia Lontoh, membawakan presentasi oral dengan respons audiens sangat positif dan tertarik dengan materi yang disampaikan. Poster yang kami pajang menceritakan bagimana perlindungan sarang penyu dari predator alami dan bagaimana manfaat rumah belajar bagi anak lokal di wilayah konservasi penyu.

Alberto sedang mempresentasikan poster kepada pengunjung
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Alberto)

Deasy berfoto dengan salah satu pengunjung usai melakukan presentasi poster
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Alberto)

Kami juga berkesempatan berkontribusi dalam acara Silent Auction (acara amal) dimana noken bermotif penyu yang merupakan salah satu produk lokal dari masyarakat lokal di TP Jeen Womom dijual dalam acara amal. Dalam acara ini beberapa jenis barang dilelang dengan harga yang tertulis di selembar kertas, dan harga tertinggilah yang akan menjadi harga jualnya. Hasil dari pelelangan ini sepenuhnya didonasikan kepada International Sea Turtle Society (ISTS) untuk menyediakan travel grants bagi para peserta ISTS selanjutnya.

Salah satu noken Abun yang terjual saat Silent Auction
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Alberto)

Kami berpartisipasi dalam Video Night dengan mengirimkan 1 video singkat yang menceritakan pekerjaan tim kami untuk konservasi penyu yang holistik di Taman Pesisir Jeen Womom. Link video ini dapat dilihat di sini dan cerita tentang video night kami tulis di sini.
3 orang dari kami ikut mempresentasikan makalah kami melalui presentasi oral dan poster. Berikut adalah judul makalah yang kami presentasikan.

Nama penulis dan presenterJudul MakalahJenis presentasi
Petrus Pieter Batubara, Deasy Natalia Lontoh, Yusup Adrian Jentewo, Yairus Swabra, Arfiandra Andika Wanaputra, Fitryanti Pakiding, Manjula TiwariAccuracy of local communities in identifying leatherback turtle nest locations at Jeen Yessa beach in the Bird’s Head region of Papua, IndonesiaPoster
Fitryanti Pakiding, Deasy Lontoh, Meity Mongdong, Manjula TiwariMinimum Cost Estimate to Protect 80%-100% of Western Pacific Leatherback Nests at the Jeen Womom Coastal Park in the Bird’s Head Region of Papua, IndonesiaPresentasi Oral
Deasy Natalia Lontoh, Yusup Adrian Jentewo, Arfiandra Andika Wanaputra, Tonny Willem Duwiri, Fitryanti Pakiding, Manjula TiwariCocomesh as a nest shading material to lower sand surface temperatures at Jeen Yessa beach at the Bird’s Head region of Papua, IndonesiaPresentasi Oral

Alberto Y.T. Allo, Kartika Zohar, Fitryanti PakidingBenefits of House of Learning, an after-school program as part of a marine turtle conservation effort, to local studentsPoster

Apabila Sobat Lestari ingin mengetahui kegiatan ISTS42 ini lebih jauh, kalian bisa cek informasinya di website mereka di sini.

Bagikan Tulisan

[icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-whatsapp” size=”fa-lg” type=”circle” link=”whatsapp://send?text=https://science4conservation.com/dimulainya-kembali-kegiatan-pemantauan-penyu-di-teluk-huon-papua-new-guinea” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-twitter” size=”fa-lg” type=”circle” link=”https://twitter.com/intent/tweet?url=https://science4conservation.com/dimulainya-kembali-kegiatan-pemantauan-penyu-di-teluk-huon-papua-new-guinea” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-facebook” size=”fa-lg” type=”circle” link=”http://www.facebook.com/sharer.php?u=https://science4conservation.com/dimulainya-kembali-kegiatan-pemantauan-penyu-di-teluk-huon-papua-new-guinea” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”]

Ikuti Survei

Bantu kami meningkatkan kualitas informasi hasil monitoring sosial dan ekologi di BLKB-Papua.

Berita Terkait

Video Kami

Kategori Lainnya

Kategori
Konservasi Penyu Belimbing Diseminasi

Pemaparan hasil kegiatan pemantauan penyu dan perlindungan sarang di pantai Jeen Yessa bagi masyarakat kampung Resye dan Womom

Pemaparan hasil kegiatan pemantauan penyu dan perlindungan sarang di pantai Jeen Yessa bagi masyarakat kampung Resye dan Womom

Bagikan Tulisan

[icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-whatsapp” size=”fa-lg” type=”circle” link=”whatsapp://send?text=https://science4conservation.com/pemaparan-hasil-kegiatan-pemantauan-penyu-dan-perlindungan-sarang-di-pantai-jeen-yessa-bagi-masyarakat-kampung-resye-dan-womom” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-twitter” size=”fa-lg” type=”circle” link=”https://twitter.com/intent/tweet?url=https://science4conservation.com/pemaparan-hasil-kegiatan-pemantauan-penyu-dan-perlindungan-sarang-di-pantai-jeen-yessa-bagi-masyarakat-kampung-resye-dan-womom” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-facebook” size=”fa-lg” type=”circle” link=”http://www.facebook.com/sharer.php?u=https://science4conservation.com/pemaparan-hasil-kegiatan-pemantauan-penyu-dan-perlindungan-sarang-di-pantai-jeen-yessa-bagi-masyarakat-kampung-resye-dan-womom” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”]

Tanggal

14 November 2023

Penulis

Yusup Jentewo

Tanggal

14 November 2023

Penulis

Yusup Jentewo

Tim pemantauan penyu dan perlindungan sarang S4C LPPM UNIPA (“tim pantai”) bersama masyarakat lokal telah bekerja keras di pantai Jeen Yessa sejak April 2023, yakni awal musim peneluran penyu belimbing. Menjelang akhir musim, tim pantai melakukan pemaparan hasil kegiatan bagi masyarakat kampung Resye dan Womom. Presentasi hasil kegiatan ini dilakukan pada hari Minggu tanggal 17 September 2023 di samping Rumah Belajar UNIPA di kampung Resye. Terdapat 24 anggota masyarakat yang hadir, terdiri dari 12 orang perempuan dan 12 orang laki-laki.  Pendeta dari Gereja Lahai-Roi di kampung Resye, Ibu Christina Wakum, membuka kegiatan dengan doa.

Ibu Pendeta Christina Wakum memimpin doa
(Foto : Spenyel Yenusy_S4C LPPM UNIPA)

Perwakilan dari tiga tim pantai di Jeen Yessa berperan dalam kegiatan ini. Natalia Rumbiak, tenaga perlindungan sarang dari pantai Batu Rumah, menjadi pembawa acara dalam kegiatan ini, lalu Bernadus Duwit, tenaga lapangan dari pantai Batu Rumah, sebagai notulen, dan yang mempresentasikan hasil adalah Mayustilo Hokoyoku, tenaga lapangan dari pantai Wembrak. Mayustilo menyampaikan kegiatan yang dilakukan di pantai selama kurang lebih enam bulan dan hasil rangkuman data sementara yang meliputi aktivitas peneluran penyu, perlindungan sarang, dan evaluasi sukses penetasan. Foto-foto yang ditampilkan dalam presentasi menyoroti keterlibatan anggota masyarakat lokal di pantai peneluran.

Natalia menjadi pembawa acara di kegiatan ini
(Foto : Spenyel Yenusy_S4C LPPM UNIPA)

Mayustilo Memaparkan hasil kegiatan tim pantai Jeen Yessa
(Foto : Spenyel Yenusy_S4C LPPM UNIPA)

Kegiatan ini diterima baik oleh masyarakat. Masyarakat senang mendengar hasil kegiatan tim yang bekerja di pantai bersama masyarakat lokal. Melalui presentasi ini, masyarakat yang hadir, termasuk mereka yang tidak terlibat dalam kegiatan di pantai peneluran, mendapatkan informasi tentang apa yang dilakukan untuk melestarikan penyu dan hasilnya. Dua dari enam pemilik pantai Jeen Yessa juga hadir dalam kegiatan ini. Seorang anggota masyarakat kampung Resye, Bapak Enos Yesnath, memberikan saran agar dapat dibuatkan video pelepasan tukik bersama masyarakat lokal yang kemudian dapat digunakan untuk instrumen penyadartahuan.

Pemaparan hasil kegiatan pada akhir musim peneluran bagi masyarakat lokal rutin dilakukan tim sejak 2019. Kegiatan ini penting karena memberikan informasi dan pengetahuan bagi masyarakat lokal dan kesempatan berdiskusi antara tim pantai dan masyarakat lokal. Terlebih lagi, kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa memiliki dan kebanggaan dalam setiap anggota masyarakat karena semua capaian dalam upaya pelestarian penyu musim ini adalah hasil kerja bersama LPPM UNIPA dan masyarakat lokal.

Bagikan Tulisan

[icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-whatsapp” size=”fa-lg” type=”circle” link=”whatsapp://send?text=https://science4conservation.com/pemaparan-hasil-kegiatan-pemantauan-penyu-dan-perlindungan-sarang-di-pantai-jeen-yessa-bagi-masyarakat-kampung-resye-dan-womom” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-twitter” size=”fa-lg” type=”circle” link=”https://twitter.com/intent/tweet?url=https://science4conservation.com/pemaparan-hasil-kegiatan-pemantauan-penyu-dan-perlindungan-sarang-di-pantai-jeen-yessa-bagi-masyarakat-kampung-resye-dan-womom” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-facebook” size=”fa-lg” type=”circle” link=”http://www.facebook.com/sharer.php?u=https://science4conservation.com/pemaparan-hasil-kegiatan-pemantauan-penyu-dan-perlindungan-sarang-di-pantai-jeen-yessa-bagi-masyarakat-kampung-resye-dan-womom” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”]

Ikuti Survei

Bantu kami meningkatkan kualitas informasi hasil monitoring sosial dan ekologi di BLKB-Papua.

Berita Terkait

Video Kami

Kategori Lainnya

Berita Lainnya

Kategori
Konservasi Penyu Belimbing Diseminasi

2023 Sea Turtle Symposium: Belajar dan Berbagi Pengalaman tentang Upaya Konservasi Penyu di Kawasan Segitiga Terumbu Karang

2023 Sea Turtle Symposium: Belajar dan Berbagi Pengalaman tentang Upaya Konservasi Penyu di Kawasan Segitiga Terumbu Karang

Bagikan Tulisan

[icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-twitter” size=”fa-lg” type=”circle” link=”https://twitter.com/intent/tweet?url=https://science4conservation.com/2023-sea-turtle-symposium” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-facebook” size=”fa-lg” type=”circle” link=”http://www.facebook.com/sharer.php?u=https://science4conservation.com/2023-sea-turtle-symposium” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-whatsapp” size=”fa-lg” type=”circle” link=”whatsapp://send?text=https://science4conservation.com/2023-sea-turtle-symposium” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”]

Tanggal

22 Juni 2023

Penulis

Noviyanti

Tanggal

22 Juni 2023

Penulis

Noviyanti

Berada di pantai untuk melindungi penyu ataupun berada di kampung untuk berinteraksi dengan masyarakat di sekitar pantai peneluran penyu adalah hal yang biasa bagi kami. Tetapi menceritakan kembali hasil pekerjaan kami ke dalam forum ilmiah, adalah sebuah pengalaman yang mengesankan dan bahkan – bagi sebagian kami- merupakan pengalaman baru yang sangat menarik.

Pada tanggal 14-15 Juni 2023, kami dari Program Sains untuk Konservasi LPPM UNIPA berkesempatan mempresentasikan hasil penelitian dan kegiatan pengabdian masyarakat dalam 2023 Indonesia Sea Turtle Symposium and the Greater Coral Triangle Region di Hotel Grand Mercure Kemayoran Jakarta. Simposium ini membawa tema “The Pathways of Sea Turtle Conservation and Studies in Indonesia and the Greater Coral Triangle Region: Progress, Current Status and Future Directions”. Penyelenggara kegiatan ini adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan, Yayasan TAKA, dan Yayasan WWF Indonesia.

Presentasi oral oleh Ibu Fitryanti Pakiding
(Foto : S4C_LPPM UNIPA)

Penyelenggaraan simposium ini berupaya mengintegrasikan data-data ilmiah yang tersebar secara lokal untuk dapat mengevaluasi status pengelolaan dan populasi penyu di kawasan segitiga terumbu karang serta melengkapi panduan standar E-PANJI (Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Jenis Ikan Dilindungi dan/atau Terancam Punah) konservasi penyu skala nasional.

Presentasi oral oleh Petrus Batubara
(Foto : S4C_LPPM UNIPA)

Presentasi oral oleh Tonny Duwiri
(Foto : S4C_LPPM UNIPA)

Presentasi oral oleh oleh Arfiandra
(Foto : S4C_LPPM UNIPA)

Dengan adanya simposium ini, penyelenggara berharap dapat mengumpulkan hasil-hasil penelitian terbaru terkait sumber daya penyu dan pembelajaran upaya-upaya konservasi di skala nasional dan regional Kawasan Segitiga Terumbu Karang/Coral Triangle; memberikan rekomendasi bahan kebijakan pengelolaan terhadap jenis-jenis penyu yang perlu untuk dikelola secara nasional dan regional; dan menjembatani sains dengan kebijakan dengan mempertemukan ilmuwan dan praktisi konservasi penyu dengan pemangku kebijakan nasional maupun regional.

Peserta kegiatan ini adalah pejabat dan staf direktorat teknis lingkup KKP, kementerian lainnya, dan pemerintah daerah, praktisi perikanan, peneliti, civitas akademika, pemerhati sumberdaya penyu, dan peserta regional. Dari 80 orang presenter yang menghadiri simposium, 8 orang dari kami ikut mempresentasikan makalah kami melalui presentasi oral dan poster. Berikut adalah judul makalah yang kami presentasikan.

Dalam beberapa waktu kedepan kami akan memaparkan secara singkat poin-poin penting dari presentasi oral dan poster kami melalui sosial media kami. Simak terus sosial media kami ya!

Nama penulis dan presenterJudul MakalahJenis presentasi
Arfiandra Andika Wanaputra, Deasy Lontoh, Yusup Jentewo, Yairus Swabra, Fitryanti Pakiding, Manjula TiwariApakah Sarang Penyu Belimbing Terancam Suhu Pasir Tinggi di Musim Hujan?

Are Leatherback Turtle Nests Threatened by High Sand Temperatures during the Rainy Season?
Presentasi oral
Tonny Duwiri, Deasy Lontoh, Yusup Jentewo, Yairus Swabra, Arfiandra Wanaputra, Fitryanti Pakiding, Manjula TiwariEfektivitas Jaring Nilon Paranet Melindungi Sarang Penyu Belimbing yang Terancam Suhu Pasir Tinggi di Taman Pesisir Jeen Womom, Papua Barat Daya

Effectiveness of Paranet Nylon in Protecting Leatherback Turtle Nests Threatened by High Sand Temperatures in the Jeen Womom Coastal Park, Papua Barat Daya
Presentasi oral
Petrus Pieter Batubara, Deasy Lontoh, Yusup Jentewo, Yairus Swabra, Arfiandra Wanaputra, Fitryanti Pakiding, Manjula TiwariKetepatan Masyarakat Lokal dalam Mengidentifikasi Letak Sarang Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea) di Pantai Jeen Yessa, Taman Pesisir Jeen Womom, Papua Barat Daya

Accuracy of Local Communities in Identifying Leatherback Turtle (Dermochelys coriacea) Nest Locations at Jeen Yessa Beach, Jeen Womom Coastal Park, Papua Barat Daya
Presentasi oral
Fitryanti Pakiding, Deasy Lontoh, Kartika Zohar, Noviyanti, Manjula TiwariUpaya Konservasi Penyu Belimbing yang Berkelanjutan: Pembelajaran Satu Dekade dari Taman Pesisir Jeen Womom, Papua

Sustainable Leatherback Turtle Conservation Efforts: A Decade of Lessons from Jeen Womom Coastal Park, Papua
Presentasi oral
Noviyanti, Naqliya Arum Permata, Abigail E. F. Lang, Michael Tuhuteru, Fitryanti Pakiding, Manjula TiwariPendekatan Edutainment untuk Mengajarkan Ancaman Penyu kepada Siswa

Edutainment Approach for Teaching Sea Turtle Threats to Students
Presentasi oral
Kartika Zohar, Fitryanti Pakiding, Aflia Pongbatu, Trisye Hamatia, Manjula TiwariMata Pencaharian Alternatif dari Upaya Konservasi Penyu di Taman Pesisir Jeen Womom, Tambrauw, Provinsi Papua Barat Daya

Alternative Livelihoods from Sea Turtle Conservation Efforts in Jeen Womom Coastal Park, Tambrauw, Southwest Papua Province.
Presentasi oral
Abigail Lang, Michael P. I. Tuhuteru, Naqliya Arum Permata, Noviyanti Noviyanti, Fitryani Pakiding, Manjula TiwariPemanfaatan Video Edukasi sebagai Media Pembelajaran di Taman Pesisir Jeen Womom, Papua Barat Daya

Utilization of Educational Video as Learning Media in Jeen Womom Coastal Park, Southwest Papua
Presentasi oral
Deasy Natalia Lontoh, Yairus M Swabra, Petrus Batubara, Abraham Leleran, Johni Mau, Siis Werimon, Tonny Duwiri, Arfiandra Wanaputra, Fitryanti Pakiding, Manjula TiwariJumlah Sarang dan Distribusi Aktivitas Peneluran Penyu di Taman Pesisir Jeen Womom, Kabupaten Tambrauw, Papua Barat Daya

Number Of Nests and Distribution of Marine Turtle Nesting Activities in The Jeen Womom Coastal Park, Tambrauw Regency, Papua Barat Daya
Presentasi Poster
Yairus Swabra, Deasy Lontoh, Arfiandra Wanaputra, Yusup Jentewo, Fitryanti Pakiding, Manjula TiwariJumlah Induk Penyu Belimbing 2003-2021 di Taman Pesisir Jeen Womom, Papua Barat Daya

Number of Leatherback Females Detected from 2003-2021 in The Jeen Womom Coastal Park, Papua Barat Daya
Presentasi Poster

Bagikan Tulisan

[icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-whatsapp” size=”fa-lg” type=”circle” link=”whatsapp://send?text=https://science4conservation.com/2023-sea-turtle-symposium” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-twitter” size=”fa-lg” type=”circle” link=”https://twitter.com/intent/tweet?url=https://science4conservation.com/2023-sea-turtle-symposium” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-facebook” size=”fa-lg” type=”circle” link=”http://www.facebook.com/sharer.php?u=https://science4conservation.com/2023-sea-turtle-symposium” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”]

Ikuti Survei

Bantu kami meningkatkan kualitas informasi hasil monitoring sosial dan ekologi di BLKB-Papua.

Berita Terkait

Video Kami

Kategori Lainnya

Berita Lainnya

Kategori
Konservasi Penyu Belimbing Diseminasi

Mengikuti Seminar Ilmiah Internasional di Raja Ampat

Mengikuti Seminar Ilmiah Internasional di Raja Ampat

Bagikan Tulisan

[icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-twitter” size=”fa-lg” type=”circle” link=”https://twitter.com/intent/tweet?url=https://science4conservation.com/mengikuti-seminar-ilmiah-internasional-di-raja-ampat” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-facebook” size=”fa-lg” type=”circle” link=”http://www.facebook.com/sharer.php?u=https://science4conservation.com/mengikuti-seminar-ilmiah-internasional-di-raja-ampat” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-whatsapp” size=”fa-lg” type=”circle” link=”whatsapp://send?text=https://science4conservation.com/mengikuti-seminar-ilmiah-internasional-di-raja-ampat” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”]

Tanggal

29 Desember 2022

Penulis

Yusup Jentewo dan Muhamad Faisal

Tanggal

29 Desember 2022

Penulis

Yusup Jentewo dan Muhamad Faisal

Pascasarjana Universitas Papua tahun ini berkesempatan menyelenggarakan seminar ilmiah International Conference of Post Graduate University of Papua (ICOPOD) 2022 di Raja Ampat pada tanggal 24-25 November 2022. Program Sains untuk Konservasi berkesempatan mengikuti kegiatan tersebut dan mempresentasikan dua hasil studi yang dilaksanakan di pantai peneluran Jeen Yessa di Tambrauw. Perwakilan program dalam hal ini adalah Yusup Jentewo dan Muhamad Faisal, keduanya termasuk dalam tim pemantauan penyu dan perlindungan sarang.

Faisal yang musim ini bertugas di Pantai Jeen Syuab sebagai tenaga lapangan pantai peneluran, harus berangkat ke Manokwari untuk bersama Yusup ke Raja Ampat. Faisal berangkat dari Kampung Wau menggunakan perahu yang diantar oleh masyarakat bersama beberapa orang kru. Sebenarnya lokasi pantai peneluran lebih dekat ke Raja Ampat dibanding Manokwari, namun karena kapal yang biasa ke Sorong tidak bertepatan jadwal ke Sorong, maka Faisal harus terlebih dahulu ke Manokwari. Berbeda dengan Faisal, Yusup memang berkantor di Manokwari. Tanggal 23 November 2022 Yusup dan Faisal berangkat ke Sorong menggunakan pesawat dan melanjutkan perjalanan Raja Ampat dengan kapal laut.

Ruang Seminar di Aula Bapeda Pemda Raja Ampat
(Foto : S4C_LPPM UNIPA)

Seminar internasional ini dihadiri oleh Wakil Bupati Raja Ampat Bapak Orideko Iriano Burdam, beberapa Dinas di lingkup Pemda Raja Ampat, Wakil Rektor bidang Akademik, Direktur Pascasarjana UNIPA serta beberapa perwakilan NGO yang bekerja di Papua Barat seperti Yayasan Konservasi Indonesia, WRI Indonesia dan beberapa lainnya. Acara dibuka oleh Wakil Bupati dan dilanjutkan dengan pemaparan beberapa pembicara utama (keynote speaker). Pada sesi presentasi parallel, Yusup memaparkan studi mengenai dampak buka sasi dalam pengurangan predator sarang penyu di pantai Jeen Yessa sedangkan Faisal membawa topik mengenai peningkatan sukses penetasan sarang penyu belimbing yang dilindungi di Pantai Batu Rumah. Kegiatan ini penting sebagai sarana berbagi hasil studi di lapangan dan bertukar pikiran sesama peneliti, akademisi serta penggiat konservasi di Papua Barat. Seperti yang dikatakan Wakil Rektor 1 UNIPA dalam sambutannya bahwa penting untuk mengaitkan dunia penelitian teori dengan dunia praktek yang menunjang pemecahan masalah-masalah di lapangan.

Suasana saat Yusup Jentewo melakukan Presentasi
(Foto : S4C_LPPM UNIPA)

Suasana saat Muhamad Faisal melakukan Presentasi
(Foto : S4C_LPPM UNIPA)

Apa yang dipaparkan Yusup dan Faisal dalam dalam bahasa inggris merupakan studi di lapangan dalam memecahkan masalah yang dihadapi di pantai peneluran serta memaksimalkan keberhasilan penetasan sarang penyu di pantai peneluran. Dalam paparan Yusup, dikatakan sasi di Jeen Yessa telah menurunkan jumlah gangguan terhadap sarang penyu belimbing sampai 50% dan juga untuk semua jenis penyu mencapai 85% pada tahun 2021. Sedangkan untuk perlindungan sarang dikatakan Faisal dalam presentasinya berhasil meningkatkan keberhasilan sukses penetasan dibanding sarang yang dibiarkan alami terpapar terhadap gangguan. Metode menaungi sarang pun direkomendasikan karena menghasilkan sukses penetasan yang berbeda secara signifikan dengan sarang alami di Batu Rumah. Di kegiatan ini pula hasil rangkuman hasil studi yang dipaparkan telah diserahkan pada Pemda Raja Ampat sebagai rekomendasi kebijakan (Policy recommendation) dalam menunjang pemerintah daerah dalam pengelolaan sumberdaya hayati.

Yusup Jentewo dan Muhamad Faisal saat di Telaga Bintang)
(Foto : S4C_LPPM UNIPA)

Hari kedua kegiatan dilanjutkan dengan field trip ke beberapa lokasi wisata di Raja Ampat, seperti Piaynemo, Telaga Bintang, Arborek, Pasir Timbul, Yenbuba dan Friwen dimana peserta yang ikut terpukau dengan keindahan Raja Ampat yang menyajikan pemandangan yang jarang ditemui di tempat lainnya. Faisal yang ternyata pertama kali ke Raja Ampat pun bersyukur dapat berkesempatan mengunjungi daerah ini.

Bagikan Tulisan

[icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-whatsapp” size=”fa-lg” type=”circle” link=”whatsapp://send?text=https://science4conservation.com/mengikuti-seminar-ilmiah-internasional-di-raja-ampat” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-twitter” size=”fa-lg” type=”circle” link=”https://twitter.com/intent/tweet?url=https://science4conservation.com/mengikuti-seminar-ilmiah-internasional-di-raja-ampat” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-facebook” size=”fa-lg” type=”circle” link=”http://www.facebook.com/sharer.php?u=https://science4conservation.com/mengikuti-seminar-ilmiah-internasional-di-raja-ampat” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”]

Ikuti Survei

Bantu kami meningkatkan kualitas informasi hasil monitoring sosial dan ekologi di BLKB-Papua.

Berita Terkait

Video Kami

Kategori Lainnya

Kategori
Konservasi Penyu Belimbing Diseminasi

Pengalaman Belajar yang Menyenangkan di Rumah Penyu Belimbing

Pengalaman Belajar yang Menyenangkan di Rumah Penyu Belimbing

Bagikan Tulisan

[icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-twitter” size=”fa-lg” type=”circle” link=”https://twitter.com/intent/tweet?url=https://science4conservation.com/pengalaman-belajar-yang-menyenangkan-di-rumah-penyu-belimbing” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-facebook” size=”fa-lg” type=”circle” link=”http://www.facebook.com/sharer.php?u=https://science4conservation.com/pengalaman-belajar-yang-menyenangkan-di-rumah-penyu-belimbing” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-whatsapp” size=”fa-lg” type=”circle” link=”whatsapp://send?text=https://science4conservation.com/pengalaman-belajar-yang-menyenangkan-di-rumah-penyu-belimbing” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”]

Tanggal

2 September 2022

Penulis

Jaeneth Maria Maya Nunaki

Tanggal

2 September 2022

Penulis

Jaeneth Maria Maya Nunaki

Perkenalkan nama saya Jaeneth Maria Maya Nunaki, teman-teman sering memanggil saya Jaeneth. Saya mahasiswi semester 4 dari Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Papua. Saya bulan Juli 2022 ini berkesempatan untuk melaksanakan PKL (Praktek Kerja Lapang) di pantai peneluran penyu belimbing di pantai Jeen Yessa, yang berada di Kawasan Konservasi Taman Pesisir Jeen Womom, Kabupaten Tambrauw. Menjadi bagian dari program Sains untuk Konservasi (S4C) LPPM Universitas Papua sebagai mahasiswa PKL adalah salah satu pengalaman terbaik untuk saya.

Jaeneth Sedang Membuka Telur Penyu yang Gagal
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/M.Faisal)

Awal saya mendapatkan info terkait program konservasi penyu belimbing di Tambrauw ini berasal dari kakak tingkat saya di fakultas. Setelah berdiskusi dengan dosen pembimbing dan jurusan, saya memutuskan untuk mengajukan diri bersama dua teman saya (Hans dan Arifat) untuk dapat melaksanakan PKL di pantai peneluran tersebut. Ketika akan turun lapangan, hal pertama yang terlintas dalam pikiran saya adalah bagaimana sebenarnya keadaan di lapangan, tempat saya akan melaksanakan PKL selama satu bulan ini? Untuk menjawab hal tersebut, kami mendapat pembekalan di Manokwari sebelum kami turun ke lapangan ke Tambrauw. Pembekalan tersebut dilaksanakan tanggal 15 Juni 2022. Kami diberikan informasi tentang cara identifikasi jenis penyu, kondisi di lapangan serta metode pengumpulan data terkait dengan judul PKL yang saya dan teman berdua punya. Judul PKL saya adalah “Dampak Perlindungan Sarang terhadap Sukses Penetasan Penyu Belimbing di Pantai Batu Rumah”. Dengan topik ini, saya membandingkan sukses penetasan sarang yang dilindungi dengan 3 metode, yakni (pagar, pakis 1 lapis + pagar, dan pakis 2 lapis + pagar) dengan sarang yang tidak dilindungi atau sarang kontrol.

Saya ditempatkan bersama tim lapangan di Pos Batu Rumah selama sebulan. Tim Batu Rumah terdiri dari 5 orang anggota yaitu Om Johni Mau (koordinator), M. Faisal (asisten) dan Bernadus Duwit (kru), Ayub Yekwam (tenaga patroli lokal) dan kk Yan Yessa (tenaga patroli lokal). Batu Rumah merupakan satu dari tiga Pantai Jeen Yessa (dua lagi yaitu pantai Wembrak dan Pantai Warmamedi). Ketika sampai pertama kali di lokasi, saya sangat takjub dengan pemandangan yang sangat indah di sekitar pantai peneluran Jeen Yessa. Hamparan pasir yang luas dan juga ketika malam langit yang begitu indah dihiasi dengan bintang. Apalagi ketika pertama kali melihat induk penyu, saya sangat senang sekali karena dalam satu malam tersebut saya berkesempatan untuk melihat tiga jenis penyu yaitu: belimbing (Dermochelys coriacea), lekang (Lepidochelys olivacea) dan hijau (Chelonia mydas). Tim Batu Rumah menyatakan saya sangat beruntung dapat menemui tiga jenis penyu tersebut di satu malam. Terdapat empat jenis penyu yang bertelur di pantai Jeen Yessa, selain tiga penyu tadi, ada juga penyu sisik (Eretmochelys imbricatayang tidak saya lihat di malam itu.

Jaeneth Bersama Bernadus Duwit sedang mengkelompokan telur
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Faisal)

Jaeneth Bersama Faisal sedang Menginput Data
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Faisal)

Pelaksanaan PKL saya sangat terbantu dengan tim UNIPA di lapangan. Saya diajari cara mengukur top (kedalaman dari permukaan pasir ke bagian atas telur) dan bottom (kedalaman dari permukaan pasir ke bagian bawah telur) sarang, cara membedakan telur abnormal dan normal, membuat body pit yang baik ketika menggali sarang, dan cara melihat cangkang 50%. Beberapa keterampilan tersebut sangat berguna dalam pelaksanaan PKL saya, terutama pada tahapan pengumpulan data. Hampir setiap hari saya melakukan evaluasi sukses penetasan sarang bersama tim kecuali hari Sabtu dan Minggu. Dalam sehari terdapat  3 sampai 8 sarang yang dapat kami evaluasi untuk judul PKL saya. Walaupun tim di lapangan juga mempunyai target pekerjaan yang harus mereka laksanakan setiap hari, namun mereka sangat baik mau menyempatkan diri membantu saya.

Bagikan Tulisan

[icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-whatsapp” size=”fa-lg” type=”circle” link=”whatsapp://send?text=https://science4conservation.com/pengalaman-belajar-yang-menyenangkan-di-rumah-penyu-belimbing” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-twitter” size=”fa-lg” type=”circle” link=”https://twitter.com/intent/tweet?url=https://science4conservation.com/pengalaman-belajar-yang-menyenangkan-di-rumah-penyu-belimbing” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-facebook” size=”fa-lg” type=”circle” link=”http://www.facebook.com/sharer.php?u=https://science4conservation.com/pengalaman-belajar-yang-menyenangkan-di-rumah-penyu-belimbing” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”]

Ikuti Survei

Bantu kami meningkatkan kualitas informasi hasil monitoring sosial dan ekologi di BLKB-Papua.

Berita Terkait

Video Kami

Kategori Lainnya

Berita Lainnya

11

Yusup Jentewo & Deasy Lontoh – September 1, 2022

Balai Kampung Wau (Noviyanti)

Noviyanti & Abigail Lang – Agustus 31, 2022

Foto Perahu (Abigail)

Abigail Lang & Noviyanti – Agustus 26, 2022

Kategori
Konservasi Penyu Belimbing Diseminasi

Cocomesh sebagai Alternatif Perlindungan Sarang Penyu Belimbing

Cocomesh sebagai Alternatif Perlindungan Sarang Penyu Belimbing

Bagikan Tulisan

[icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-twitter” size=”fa-lg” type=”circle” link=”https://twitter.com/intent/tweet?url=https://science4conservation.com/cocomesh-sebagai-alternatif-perlindungan-sarang-penyu-belimbing” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-facebook” size=”fa-lg” type=”circle” link=”http://www.facebook.com/sharer.php?u=https://science4conservation.com/cocomesh-sebagai-alternatif-perlindungan-sarang-penyu-belimbing” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-whatsapp” size=”fa-lg” type=”circle” link=”whatsapp://send?text=https://science4conservation.com/cocomesh-sebagai-alternatif-perlindungan-sarang-penyu-belimbing” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”]

Tanggal

31 Juli 2022

Penulis

Yusup Jentewo & Deasy Lontoh

Tanggal

31 Juli 2022

Penulis

Yusup Jentewo & Deasy Lontoh

Menjawab masalah kekurangan daun pakis (Cycas sp.) di salah satu pantai di wilayah Jeen Yessa yaitu Pantai Wembrak, dimana daun pakis ini digunakan oleh kru pemantauan penyu dan perlindungan sarang untuk menaungi sarang penyu belimbing (Dermochelys coriacea) yang terancam suhu pasir tinggi. Salah satu mahasiswa Universitas Papua yang bernama Elisa Secsio Hendra Putra atau sering disapa Sesar dari Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) kini melakukan penelitian untuk menjawab persoalan tersebut. Penelitian dari Sesar telah berlangsung selama hampir dua bulan mulai dari bulan Juni 2022 dan masih akan berlangsung sampai musim peneluran penyu belimbing di Jeen Yessa berakhir di bulan September.

Pemasangan Perlindungan Cocomesh
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Tonny Duwiri)

Pembuatan Anyaman Cocomesh
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Yusup Jentewo)

Sesar telah melakukan pemasangan cocomesh yang tersebar di wilayah pantai Wembrak, terdapat enam sarang penyu belimbing sebagai percobaan dan beberapa anyaman juga digunakan untuk meninjau kemampuan cocomesh dalam merendahkan suhu pasir. Tali sabut kelapa dianyam menjadi bentuk persegi panjang dengan menggunakan kayu cetakan dengan bentuk yang sama. Satu anyaman sabut kelapa berukuran 2,5 x 1,3 meter dikerjakan Sesar dalam kurun waktu 6-12 jam. Salah satu tantangan bagi Sesar dalam pembuatan cocomesh adalah tidak banyak tempat di Manokwari yang menjual tali sabut kelapa dalam jumlah yang mencukupi sebagai bahan anyaman, akhirnya dia harus mendatangkan dari luar Papua.

Penelitian Sesar di pantai peneluran penyu ini dibantu oleh kru pemantauan penyu dan perlindungan sarang (LPPM UNIPA) di lapangan, khususnya oleh tim Wembrak. Terdapat 6 orang yang terdiri dari koordinator pantai, tenaga lapangan, tenaga magang, dan tenaga patroli lokal. Penelitian ini akan menghasilkan informasi tentang seberapa efektif naungan cocomesh dalam perlindungan sarang. Jika berhasil, anyaman sabut kelapa ini dapat diadopsi tim di lapangan sebagai alternatif pengganti naungan dari daun pakis yang selama ini digunakan untuk melindungi sarang penyu. Jika tidak berhasil, data ini akan sangat berguna dalam pengembangan metode-metode perlindungan sarang yang dapat digunakan di masa depan.

Bagikan Tulisan

[icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-whatsapp” size=”fa-lg” type=”circle” link=”whatsapp://send?text=https://science4conservation.com/cocomesh-sebagai-alternatif-perlindungan-sarang-penyu-belimbing” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-twitter” size=”fa-lg” type=”circle” link=”https://twitter.com/intent/tweet?url=https://science4conservation.com/cocomesh-sebagai-alternatif-perlindungan-sarang-penyu-belimbing” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-facebook” size=”fa-lg” type=”circle” link=”http://www.facebook.com/sharer.php?u=https://science4conservation.com/cocomesh-sebagai-alternatif-perlindungan-sarang-penyu-belimbing” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”]

Ikuti Survei

Bantu kami meningkatkan kualitas informasi hasil monitoring sosial dan ekologi di BLKB-Papua.

Berita Terkait

Video Kami

Kategori Lainnya

Kategori
Konservasi Penyu Belimbing Diseminasi

Kabar Gembira tentang Konservasi Penyu Belimbing di Papua Barat

Kabar Gembira tentang Konservasi Penyu Belimbing di Papua Barat

Bagikan Tulisan

[icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-twitter” size=”fa-lg” type=”circle” link=”https://twitter.com/intent/tweet?url=https://science4conservation.com/kabar-gembira-tentang-konservasi-penyu-belimbing-di-papua-barat” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-facebook” size=”fa-lg” type=”circle” link=”http://www.facebook.com/sharer.php?u=https://science4conservation.com/kabar-gembira-tentang-konservasi-penyu-belimbing-di-papua-barat” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-whatsapp” size=”fa-lg” type=”circle” link=”whatsapp://send?text=https://science4conservation.com/kabar-gembira-tentang-konservasi-penyu-belimbing-di-papua-barat” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”]

Tanggal

18 Juli 2022

Penulis

Deasy Lontoh & Noviyanti

Tanggal

18 Juli 2022

Penulis

Deasy Lontoh & Noviyanti

Tim Sains untuk Konservasi dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Papua (LPPM UNIPA) telah melakukan pemantauan dan perlindungan sarang penyu di Taman Pesisir (TP) Jeen Womom sejak tahun 2017. Terletak di pesisir barat laut Papua Barat, TP Jeen Womom merupakan tempat peneluran penyu belimbing terbesar di Pasifik. Karena populasinya telah menurun drastis, penyu belimbing terancam punah. Aktivitas peneluran penyu belimbing terkonsentrasi di pantai Jeen Yessa dan Jeen Syuab yang termasuk dalam TP Jeen Womom. Penyu belimbing bertelur sepanjang tahun namun dibagi dalam dua musim peneluran: antara April dan September dengan puncak peneluran pada bulan Juli, dan antara Oktober dan Maret dengan puncak peneluran pada bulan Januari.

Membuat Perlindungan Pakis-di Batu Rumah (dari Faisal).jpg

Tim saat melakukan perlindungan sarang (membuat naungan pakis)
(Foto : M. Faisal/S4C_LPPM UNIPA)

Foto Tukik Penyu Belimbing

Tukik penyu belimbing
(Foto : Habema Monim/S4C_LPPM UNIPA)

Setiap melakukan kegiatan patroli malam, tim pantai mendapatkan data induk penyu belimbing dengan memindai chip penanda yang disebut sebagai Passive Integrated Transponder (PIT) tag. Pemasangan PIT tag sudah berlangsung sejak tahun 2003 oleh WWF Indonesia, NOAA, dan kemudian dilanjutkan oleh Universitas Papua. Chip penanda ini terpasang di bahu induk dan memiliki 9 angka dengan kombinasi unik untuk membedakan setiap induk, seperti nomor identitas induk. Sejak April 2022, tim pantai mendeteksi lebih banyak induk penyu belimbing tanpa PIT tag, sekitar 52% dari semua penyu belimbing yang mendarat. Pada awal musim peneluran ini, tim pantai membawa pasokan PIT tag yang diprediksi akan bertahan sepanjang musim, tetapi ternyata pasokan ini habis hanya dalam hitungan dua bulan!

Penyu naik ke pantai di pagi hari (foto di Wermon dari Yonas).jpg

Induk penyu naik bertelur di Pantai Jeen Syuab pada pagi hari
(Foto : Yonas Saidui/S4C_LPPM UNIPA)

Tim peneliti dari Program Sains untuk Konservasi menyatakan bahwa tidak semua penyu belimbing yang belum bertanda ini adalah penyu betina yang pertama kali bertelur. Ada beberapa kemungkinan, salah satunya bisa saja mereka sudah pernah bertelur di pantai lain di Papua Barat namun tidak terdeteksi karena tidak ada kegiatan pemantauan penyu di wilayah tersebut. Namun demikian, tim peneliti menduga banyak dari mereka adalah penyu betina yang baru pertama kali bertelur.

Mengetahui jumlah penyu belimbing dalam populasi tidaklah mudah sebab reptil yang terancam punah ini hidup di laut lepas dan memiliki pola migrasi dengan jangkauan wilayah yang sangat luas. Bila penyu usia produktif, misalnya penyu betina yang baru pertama kali bertelur maupun penyu jantan yang mencapai usia dewasa, semakin bertambah maka populasi penyu akan meningkat. Hal ini tentu dengan asumsi angka kematian penyu dewasa (misalnya karena tangkapan sampingan, dll.) tidak meningkat.

Meskipun kami mungkin harus menunggu sepuluh tahun atau lebih untuk menyimpulkan apakah populasi penyu belimbing di Kepala Burung Papua meningkat, kami menganggap munculnya penyu-penyu betina baru sebagai sesuatu yang menjanjikan. Mungkin saat ini kami sedang melihat buah pertama dari usaha konservasi yang dirintis pada pertengahan tahun 1990-an-hingga awal tahun 2000-an oleh BBKSDA, WWF, dan NOAA. Hasil yang menjanjikan ini mendorong kami untuk bekerja lebih giat dan memanfaatkan waktu yang tersisa dengan sebaik-baiknya.

Bagikan Tulisan

[icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-whatsapp” size=”fa-lg” type=”circle” link=”whatsapp://send?text=https://science4conservation.com/kabar-gembira-tentang-konservasi-penyu-belimbing-di-papua-barat” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-twitter” size=”fa-lg” type=”circle” link=”https://twitter.com/intent/tweet?url=https://science4conservation.com/kabar-gembira-tentang-konservasi-penyu-belimbing-di-papua-barat” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-facebook” size=”fa-lg” type=”circle” link=”http://www.facebook.com/sharer.php?u=https://science4conservation.com/kabar-gembira-tentang-konservasi-penyu-belimbing-di-papua-barat” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”]

Ikuti Survei

Bantu kami meningkatkan kualitas informasi hasil monitoring sosial dan ekologi di BLKB-Papua.

Berita Terkait

Video Kami

Kategori Lainnya

Berita Lainnya

Kategori
Konservasi Penyu Belimbing Diseminasi

Pentingnya Tumbuhan Pakis Pantai (Cycas sp.) bagi Perlindungan Penyu Belimbing di Pantai Jeen Yessa

Pentingnya Tumbuhan Pakis Pantai (Cycas sp.) bagi Perlindungan Penyu Belimbing di Pantai Jeen Yessa

Bagikan Tulisan

[icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-twitter” size=”fa-lg” type=”circle” link=”https://twitter.com/intent/tweet?url=https://science4conservation.com/pentingnya-tumbuhan-pakis-pantai” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-facebook” size=”fa-lg” type=”circle” link=”http://www.facebook.com/sharer.php?u=https://science4conservation.com/pentingnya-tumbuhan-pakis-pantai” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-whatsapp” size=”fa-lg” type=”circle” link=”whatsapp://send?text=https://science4conservation.com/pentingnya-tumbuhan-pakis-pantai” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”]

Tanggal

5 Juli 2022

Penulis

Yusup Jentewo & Deasy Lontoh

Tanggal

5 Juli 2022

Penulis

Yusup Jentewo & Deasy Lontoh

Pantai Jeen Yessa adalah satu dari dua pantai peneluran penting untuk penyu belimbing (Dermochelys coriacea) yang berada di Taman Pesisir Jeen Womom, Kabupaten Tambrauw. Pantai ini berlokasi di Distrik Tobouw dan berdekatan dengan Kampung Resye, Womom dan Warmandi. LPPM Universitas Papua melalui program Sains untuk Konservasi bersama masyarakat lokal melakukan pemantauan penyu dan perlindungan sarang di pantai ini.

Metode perlindungan sarang penyu belimbing yang diterapkan di Pantai Jeen Yessa menyesuaikan ancaman yang terdapat di pantai ini, seperti predasi dari babi, biawak, anjing dan suhu pasir tinggi. Menghadapi ancaman bagi sarang penyu belimbing ini, dipakai beberapa metode yang telah terbukti mampu meningkatkan tingkat penetasan sarang. Melindungi sarang-sarang penyu belimbing yang terancam suhu pasir tinggi dengan naungan dari daun pakis (Cycas sp.) telah terbukti berhasil meningkatkan sukses penetasan sarang dari kurang dari 1% ke lebih dari 30%. Daun pakis pantai dipilih karena memiliki jari-jari daun yang memanjang dan dapat melindungi sarang dari suhu tinggi akibat radiasi matahari. Daun pakis dikombinasikan dengan kayu di bagian luar untuk melindungi dari hewan pemangsa.

Foto Kru bersama Patroler Lokal
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Tonny)

Foto Patroler Lokal membuat Perlindungan Sarang
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Yusup)

Namun sayangnya tidak semua wilayah di pantai Jeen Yessa ditumbuhi oleh tumbuhan pakis pantai ini. Salah satu wilayah yang cenderung jarang ditemui pakis pantai adalah Pantai Wembrak, yang berada paling barat di wilayah pantai Jeen Yessa. Tim pemantauan penyu dan perlindungan sarang di pantai ini bersama masyarakat harus memotong daun pakis pantai dari beberapa lokasi untuk mendapatkan cukup daun pakis untuk mendirikan naungan yang efektif. Biasanya untuk mensiasati terbatasnya pakis pantai digunakan daun pinang hutan (Areca sp.) ataupun daun kelapa (Cocos sp.). Namun pakis pantai tetap pilihan yang terbaik karena tidak cepat layu dan lebih baik dalam memblokir sinar matahari dibandingkan daun pinang atau daun kelapa. Saat ini tim LPPM UNIPA sedang menyelidiki keefektifan naungan yang terbuat dari anyaman tali sabut kelapa (cocomesh) sebagai alternatif dari naungan pakis pantai.

Bagikan Tulisan

[icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-whatsapp” size=”fa-lg” type=”circle” link=”whatsapp://send?text=https://science4conservation.com/pentingnya-tumbuhan-pakis-pantai” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-twitter” size=”fa-lg” type=”circle” link=”https://twitter.com/intent/tweet?url=https://science4conservation.com/pentingnya-tumbuhan-pakis-pantai” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-facebook” size=”fa-lg” type=”circle” link=”http://www.facebook.com/sharer.php?u=https://science4conservation.com/pentingnya-tumbuhan-pakis-pantai” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”]

Ikuti Survei

Bantu kami meningkatkan kualitas informasi hasil monitoring sosial dan ekologi di BLKB-Papua.

Berita Terkait

Video Kami

Kategori Lainnya

Kategori
Konservasi Penyu Belimbing Diseminasi

Kandang Relokasi Menyelamatkan Sarang Penyu dari Invasi akar Petatas Pantai (Ipomoea sp.)

Kandang Relokasi Menyelamatkan Sarang Penyu dari Invasi akar Petatas Pantai (Ipomoea sp.)

Bagikan Tulisan

[icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-twitter” size=”fa-lg” type=”circle” link=”https://twitter.com/intent/tweet?url=https://science4conservation.com/kandang-relokasi-menyelamatkan-sarang-penyu” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-facebook” size=”fa-lg” type=”circle” link=”http://www.facebook.com/sharer.php?u=https://science4conservation.com/kandang-relokasi-menyelamatkan-sarang-penyu” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-whatsapp” size=”fa-lg” type=”circle” link=”whatsapp://send?text=https://science4conservation.com/kandang-relokasi-menyelamatkan-sarang-penyu” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”]

Tanggal

29 Juni 2022

Penulis

Yusup Jentewo & Deasy Lontoh

Tanggal

29 Juni 2022

Penulis

Yusup Jentewo & Deasy Lontoh

Pantai Jeen Syuab atau dahulu dikenal sebagai Pantai Wermon merupakan satu dari dua pantai peneluran penyu belimbing (Dermochelys coriacea) di Taman Pesisir Jeen Womom, Kabupaten Tambrauw. Dengan panjang pantai sekitar 6 kilometer dari Tanjung Sapan hingga muara Wermon, pantai ini berdekatan dengan Kampung Wau, Weyaf, dan Wermon di Distrik Abun. Universitas Papua melalui Program Sains untuk Konservasi LPPM UNIPA bersama masyarakat lokal terus memantau aktivitas peneluran penyu dan melindungi sarang di Pantai Jeen Syuab. Ancaman utama bagi sarang penyu di pantai ini pada musim peneluran April – September adalah invasi akar tumbuhan petatas pantai. Setelah beberapa musim mencoba berbagai metode, tim S4C LPPM UNIPA menemukan bahwa pemindahan ke dalam kandang relokasi berhasil meningkatkan penetasan, hingga lebih dari 50% telur menetas per sarang.

Tumbuhan Petatas Pantai di Pantai Jeen Syuab
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Yusup)

Foto Kru memindahkan telur ke kandang relokasi
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Yusup)

Kenapa dengan Petatas Pantai?

Petatas pantai (Ipomoea sp.) adalah tumbuhan merambat dengan daun melebar dan bunga ungu yang biasa terdapat di pinggiran pantai. Akar petatas pantai mampu menjangkau lebih dalam dibanding akar rumput, bahkan hingga kedalaman sarang penyu belimbing (70-75 cm) yang terbilang jauh lebih dalam dibandingkan kedalaman sarang penyu lain. Akar tumbuhan menjalar ini masuk ke dalam sarang-sarang penyu dan menghisap habis nutrisi dalam telur sehingga telur-telur tidak dapat menetas. Tanpa intervensi, kurang dari 5% telur menetas per sarang.

Kandang Relokasi

Kandang relokasi merupakan kandang semi tertutup dengan bentuk persegi yang dibuat di dekat dengan areal peneluran dan diatas batas pasang. Sebelum digunakan, pasir di dalam dan di sekitar kandang relokasi dan dibersihkan dari akar petatas pantai dan rumput di permukaan hingga kedalaman satu meter. Bagian atap kandang diberikan naungan dari daun kelapa untuk merendahkan suhu pasir, yang juga menjadi ancaman bagi telur penyu di Pantai Jeen Syuab. Paranet dibentangkan sebagai dinding kandang relokasi dan sekaligus perlindungan dari hewan pemangsa seperti anjing dan babi. Hampir setiap hari pada musim peneluran, anggota tim pemantauan penyu dan perlindungan sarang (sering disebut kru) bersama masyarakat sekitar bekerja keras untuk memindahkan telur-telur dalam sarang yang terancam (relokasi) ke dalam kandang-kandang relokasi. Upaya ini dilakukan untuk memastikan banyak tukik dihasilkan bagi keberlanjutan populasi penyu belimbing di masa depan.

Bagikan Tulisan

[icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-whatsapp” size=”fa-lg” type=”circle” link=”whatsapp://send?text=https://science4conservation.com/kandang-relokasi-menyelamatkan-sarang-penyu” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-twitter” size=”fa-lg” type=”circle” link=”https://twitter.com/intent/tweet?url=https://science4conservation.com/kandang-relokasi-menyelamatkan-sarang-penyu” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”][icons icon_pack=”font_awesome_5″ font_awesome_5=”fab fa-facebook” size=”fa-lg” type=”circle” link=”http://www.facebook.com/sharer.php?u=https://science4conservation.com/kandang-relokasi-menyelamatkan-sarang-penyu” target=”_self” icon_color=”#1e73be” icon_hover_color=”#ffffff” background_color=”#e0e0e0″ hover_background_color=”#1e73be”]

Ikuti Survei

Bantu kami meningkatkan kualitas informasi hasil monitoring sosial dan ekologi di BLKB-Papua.

Berita Terkait

Video Kami

Kategori Lainnya