Pengalaman Belajar yang Menyenangkan di Rumah Penyu Belimbing

Bagikan Tulisan

Tanggal

2 September 2022

Penulis

Jaeneth Maria Maya Nunaki

Tanggal

2 September 2022

Penulis

Jaeneth Maria Maya Nunaki

Perkenalkan nama saya Jaeneth Maria Maya Nunaki, teman-teman sering memanggil saya Jaeneth. Saya mahasiswi semester 4 dari Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Papua. Saya bulan Juli 2022 ini berkesempatan untuk melaksanakan PKL (Praktek Kerja Lapang) di pantai peneluran penyu belimbing di pantai Jeen Yessa, yang berada di Kawasan Konservasi Taman Pesisir Jeen Womom, Kabupaten Tambrauw. Menjadi bagian dari program Sains untuk Konservasi (S4C) LPPM Universitas Papua sebagai mahasiswa PKL adalah salah satu pengalaman terbaik untuk saya.

Jaeneth Sedang Membuka Telur Penyu yang Gagal
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/M.Faisal)

Awal saya mendapatkan info terkait program konservasi penyu belimbing di Tambrauw ini berasal dari kakak tingkat saya di fakultas. Setelah berdiskusi dengan dosen pembimbing dan jurusan, saya memutuskan untuk mengajukan diri bersama dua teman saya (Hans dan Arifat) untuk dapat melaksanakan PKL di pantai peneluran tersebut. Ketika akan turun lapangan, hal pertama yang terlintas dalam pikiran saya adalah bagaimana sebenarnya keadaan di lapangan, tempat saya akan melaksanakan PKL selama satu bulan ini? Untuk menjawab hal tersebut, kami mendapat pembekalan di Manokwari sebelum kami turun ke lapangan ke Tambrauw. Pembekalan tersebut dilaksanakan tanggal 15 Juni 2022. Kami diberikan informasi tentang cara identifikasi jenis penyu, kondisi di lapangan serta metode pengumpulan data terkait dengan judul PKL yang saya dan teman berdua punya. Judul PKL saya adalah “Dampak Perlindungan Sarang terhadap Sukses Penetasan Penyu Belimbing di Pantai Batu Rumah”. Dengan topik ini, saya membandingkan sukses penetasan sarang yang dilindungi dengan 3 metode, yakni (pagar, pakis 1 lapis + pagar, dan pakis 2 lapis + pagar) dengan sarang yang tidak dilindungi atau sarang kontrol.

Saya ditempatkan bersama tim lapangan di Pos Batu Rumah selama sebulan. Tim Batu Rumah terdiri dari 5 orang anggota yaitu Om Johni Mau (koordinator), M. Faisal (asisten) dan Bernadus Duwit (kru), Ayub Yekwam (tenaga patroli lokal) dan kk Yan Yessa (tenaga patroli lokal). Batu Rumah merupakan satu dari tiga Pantai Jeen Yessa (dua lagi yaitu pantai Wembrak dan Pantai Warmamedi). Ketika sampai pertama kali di lokasi, saya sangat takjub dengan pemandangan yang sangat indah di sekitar pantai peneluran Jeen Yessa. Hamparan pasir yang luas dan juga ketika malam langit yang begitu indah dihiasi dengan bintang. Apalagi ketika pertama kali melihat induk penyu, saya sangat senang sekali karena dalam satu malam tersebut saya berkesempatan untuk melihat tiga jenis penyu yaitu: belimbing (Dermochelys coriacea), lekang (Lepidochelys olivacea) dan hijau (Chelonia mydas). Tim Batu Rumah menyatakan saya sangat beruntung dapat menemui tiga jenis penyu tersebut di satu malam. Terdapat empat jenis penyu yang bertelur di pantai Jeen Yessa, selain tiga penyu tadi, ada juga penyu sisik (Eretmochelys imbricatayang tidak saya lihat di malam itu.

Jaeneth Bersama Bernadus Duwit sedang mengkelompokan telur
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Faisal)

Jaeneth Bersama Faisal sedang Menginput Data
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Faisal)

Pelaksanaan PKL saya sangat terbantu dengan tim UNIPA di lapangan. Saya diajari cara mengukur top (kedalaman dari permukaan pasir ke bagian atas telur) dan bottom (kedalaman dari permukaan pasir ke bagian bawah telur) sarang, cara membedakan telur abnormal dan normal, membuat body pit yang baik ketika menggali sarang, dan cara melihat cangkang 50%. Beberapa keterampilan tersebut sangat berguna dalam pelaksanaan PKL saya, terutama pada tahapan pengumpulan data. Hampir setiap hari saya melakukan evaluasi sukses penetasan sarang bersama tim kecuali hari Sabtu dan Minggu. Dalam sehari terdapat  3 sampai 8 sarang yang dapat kami evaluasi untuk judul PKL saya. Walaupun tim di lapangan juga mempunyai target pekerjaan yang harus mereka laksanakan setiap hari, namun mereka sangat baik mau menyempatkan diri membantu saya.

Berita Lainnya

11

Yusup Jentewo & Deasy Lontoh – September 1, 2022

Balai Kampung Wau (Noviyanti)

Noviyanti & Abigail Lang – Agustus 31, 2022

Foto Perahu (Abigail)

Abigail Lang & Noviyanti – Agustus 26, 2022

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.