Cerita lapang : Menjadi Tenaga Perlindungan Sarang Penyu di Pantai Warmamedi

Bagikan Tulisan

Tanggal

22 September 2023

Penulis

Kevin Juliand Suruan

Tanggal

22 September 2023

Penulis

Kevin Juliand Suruan

Haii…Perkenalkan nama saya Kevin Juliand Suruan biasa dipanggil Kevin, saya berasal dari  Biak, lulusan dari Fakultas Kehutanan Universitas Papua (UNIPA) di Kota Manokwari Provinsi Papua Barat. Basic minat saya saat berkuliah adalah Konservasi Sumber Daya Hutan karena saya sangat tertarik dengan pekerjaan di bidang konservasi. Suatu waktu saya mendapatkan info lowongan kerja dari Program Sains untuk Konservasi (S4C) LPPM UNIPA untuk bekerja di pantai peneluran penyu belimbing (Dermochelys coriacea) di Tambrauw.

Saya akhirnya mendaftar di posisi Tenaga Perlindungan Sarang, puji Tuhan saya lolos verifikasi berkas dan seleksi wawancara. Sebelum turun lapangan saya bersama teman-teman yang lolos seleksi mengikuti pelatihan selama empat hari di kantor program di Manokwari.  Kami mendapatkan banyak materi mengenai LPPM UNIPA dan program Sains untuk Konservasi yang berada di bawahnya. Pengenalan jenis penyu dan jejak penyu serta metode pemantauan penyu dan perlindungan sarang, alat-alat yang digunakan, cara penulisan data dan beberapa materi lainnya. Penyampaian materi dari tim S4C sangat baik dan mudah untuk dimengerti, bahkan bagi saya yang tidak punya latar belakang ilmu di bidang kelautan atau biologi.

Kevin sedang membuat perlindungan pagar
(Foto : Kevin Suruan/S4C_LPPM UNIPA)

Membuat perlindungan sarang penyu kecil
(Foto : Kevin-Suruan/S4C_LPPM UNIPA)

Saya ditempatkan di pantai Warmamedi untuk periode April sampai Mei lalu dilanjutkan untuk periode selanjutnya di Juni sampai Juli. Saya bekerja di pantai Warmamedi bersama satu koordinator pantai, dua tenaga lapangan, satu patroler lokal dan satu tenaga perlindungan sarang lokal. Selama menjalani masa kerja saya merasakan suasana baru bersama tim S4C dan masyarakat lokal yang sangat baik seperti keluarga. Begitu banyak ilmu dan pengalaman baru yang saya dapatkan selama bekerja di pantai  seperti secara langsung melihat habitat bertelur dan jejak penyu belimbing, penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata) dan penyu lekang (Lepidochelys olivacea). Saya pun belajar cara menulis pita penanda sarang, mencatat data monitoring, melindungi sarang penyu belimbing, membantu percobaan perlindungan sarang penyu lekang, evaluasi sarang, pengukuran penyu belimbing serta mencoba  menandai penyu dengan PIT tag dan mendeteksi individu penyu yang ditandai dengan scanner.

Kegiatan ini membuat saya belajar bagaimana masyarakat adat ikut terlibat secara langsung dalam upaya konservasi penyu yang berdampak positif bagi kehidupan mereka. Tidak hanya itu beberapa hewan lain juga dilindungi dengan sasi dari pihak adat dan gereja. Sasi mengatur pelarangan pengambilan sumber daya alam selama periode waktu tertentu dengan tujuan memberikan kesempatan bagi margasatwa bertumbuh berkembang biak.  Harapan saya, kegiatan pemantauan penyu dan perlindungan sarang di Tambrauw dapat terus berjalan karena memberikan dampak positif bagi konservasi penyu serta masyarakat sekitarnya.

Sekian tulisan dari saya dan terima kasih, salam konservasi.

Berita Lainnya

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.