Cerita dari tenaga magang: Pengalaman Magang Konservasi Penyu Belimbing

di Jamursba Medi, Kecamatan Abun, Kabupaten Tambrauw

Tanggal

30 November 2021

Penulis

Thomas Hombahomba

Saya ingin berbagi pengalaman saat melakukan magang di program Konservasi Penyu Belimbing di Jamursba Medi, Kabupaten Tambrauw. Semua berawal ketika saya membaca iklan magang yang ditawarkan oleh LPPM UNIPA, kampus asal saya. Setelah saya melamar dan mengikuti proses wawancara, saya terpilih sebagai salah satu peserta magang untuk program tersebut. Sebelum turun ke lapangan, kami mengikuti rangkaian pelatihan membuat shelter/perlindungan sarang penyu belimbing dan mendirikan tenda.

Kami berangkat ke Kabupaten Tambrauw menggunakan transportasi laut, kapal Sabuk Nusantara 112. Anggota tim perlindungan dan pemantauan penyu dan anggota tim pemberdayaan masyarakat menemani kami dalam perjalanan. Sesampainya di Desa Saubeba, kami menginap di kamp tim pemberdayaan masyarakat. Kami bermalam untuk menunggu anggota tim lain yang berangkat dari Manokwari ke Saubeba dengan kapal fiber. Keesokan harinya kami menghadiri kebaktian di gereja Lahai Roi. Setelah ibadah, kami mengadakan pertemuan untuk membahas perjalanan kami ke lokasi.

Dalam waktu sebulan di pantai Jamursba Medi, saya dan anggota tim sudah membersihkan Pos Batu Rumah. Pantai ini diberi nama “Batu Rumah” karena di pinggir pantai terdapat batu besar berbentuk seperti rumah (batu dalam Bahasa: Batu, rumah dalam Bahasa: Rumah). Setelah itu, kami memperbaiki Pos di Pantai Warmamedi dan Pantai Wembrak. Dari Pos Batu Rumah kami harus berjalan kaki ke Warmamedi dan Wembrak. Sebagai tenaga magang tugas saya membantu anggota tim dalam mengumpulkan data pasang surut mingguan, logger pasang surut, pasang patok tambahan, pemasangan petak, dan pemantauan malam di pantai Wembrak. Sepanjang kegiatan saya berkenalan dengan beberapa warga lokal seperti Bapak Mesak, Bapak Musa, Bapak Korinus dan Om Yan yang biasa kami panggil dengan “Ai” (“Ai” dalam bahasa lokal Abun berarti “Bapak”).

Banyak pengalaman menyenangkan dan menarik yang saya dapatkan selama berada di lapangan. Saya berjalan kaki dari Pos Wembrak menuju Desa Womom dan Saubeba dan harus melalui tanjakan. Saya melakukan patroli malam dengan Kaka Todu dan Kaka Mesak di Pantai Wembrak. Saya berkesempatan melihat langsung penyu belimbing dewasa. Saya belajar mengoperasikan kapal fiber. Saya mengambil begitu banyak gambar matahari terbenam dan matahari terbit. Saya membawa pisang dari lokbon (bekas perusahaan kayu) ke Saubeba. Saya berbagi cerita dan lelucon dengan anggota tim dan petugas patroli lokal (Om Piter, Kaka Todu, Kaka Mesak, Kaka Fian, Kaka Ronal, Kaka Faizal, Sister Namy, Om Yan, Bapak Korinus, Bapak Mesak, Bapak Moses, dan pekerja masyarakat di Desa). Masih banyak cerita dan pengalaman seru yang belum pernah saya temukan di tempat lain sebelumnya. Saya berharap KKP ini akan terus sama sehingga anak cucu kita dapat mengalami hal yang sama seperti kita.

Berita Lainnya

105 Comments