Jaga alam bawah laut: Kolaborasi mitra konservasi untuk pemantauan kesehatan karang

Bagikan Tulisan

Tanggal

24 Agustus 2022

Penulis

Habema Monim

Tanggal

24 Agustus 2022

Penulis

Habema Monim

Memimpin pertemuan tiap malam untuk membahas temuan monitoring dan rencana monitoring besok
(Foto : David_Econusa)

Monitoring kesehatan karang merupakan kegiatan pemantauan yang dilakukan untuk melihat kondisi terkini tutupan karang dan biomassa ikan. Kegiatan ini dilakukan setiap dua tahun untuk melihat perubahan yang terjadi. Monitoring kesehatan karang kali ini sangat berbeda bagi saya karena pertama kali saya dipercayakan sebagai ketua tim untuk mengkoordinir jalannya monitoring yang menurut saya ini adalah kegiatan yang sangat besar dan punya dampak besar bagi pengelolaan perairan. Saya juga merasa sangat beruntung karena monitoring dilakukan di 3 kawasan yaitu Misool Utara, Maksegara dan Distrik Bikar -tepatnya Pulau Dua di Kampung Werur-. Sebelum pelaksanaan monitoring ini, pada tahun 2021 saya juga ikut serta dalam pelaksanaan survei awal pada ketiga lokasi ini bersama Yayasan Konservasi Alam Nusantara.

Secara keseluruhan pelaksanaan monitoring dilakukan selama 18 hari, yaitu dari tanggal 15 Juni hingga 1 Juli 2022. Misool Utara dan Maksegara merupakan lokasi yang sudah pernah dilakukan monitoring sebelumnya. Berbeda dengan Pulau Dua di Kampung Werur, Distrik Bikar merupakan lokasi baru yang dilakukan monitoring kesehatan karang; dengan kata lain data yang dikumpulkan adalah data awal.

Kami menggunakan KLM Eco Explorer sebagai transportasi utama untuk berpindah tempat; dengan rute Misool Utara, Maksegara, kemudian menuju Werur. Sedikit perbedaan dengan monitoring sebelumnya, kami mengundang media telekomunikasi, salah satu media TV Nasional yaitu SCTV untuk meliput seluruh kegiatan monitoring. Tujuannya agar upaya perlindungan alam yang kami lakukan di BLKB dapat dilihat dan dilakukan juga di tempat lain di seluruh wilayah Indonesia.

Seperti biasa, dalam monitoring ada pembagian tugas bagi pengamat, ada yang bertugas membentang transek, mengambil data karang, mengambil data ikan, menjadi buddy bagi pendata ikan dan satu orang lagi mendokumentasi aktivitas penyelaman. Selain pengamat yang menyelam, satu orang lagi bertugas di atas speedboat untuk mengukur parameter kualitas fisik kimia perairan.

Pengamat sedang mengentri data hasil pengamatan
(Foto : Habema Monim_S4C LPPM UNIPA)

Pengamat sedang mengambil data karang menggunakan metode UPT
(Foto : Habema Monim_S4C UNIPA)

Setiap malam seusai monitoring, tim berkumpul dan melaporkan hasil temuan selama monitoring, mulai dari temuan karang, ikan hingga temuan-temuan lain di sekitar lokasi penyelaman. Setelah melaporkan hasil temuan, tim akan menyiapkan rencana monitoring besok, mulai dari titik penyelaman hingga pembagian tim serta pembagian tugas selama monitoring besok. Tidak lupa, tim juga mengentri data hasil pengamatan agar data yang diambil tidak menumpuk saat monitoring selesai dilakukan.

Yang unik juga dari monitoring kali ini adalah pengamatan karang menggunakan dua metode yang berbeda yaitu menggunakan metode PIT (Point Intercept Transect) dan metode UPT (Underwater Photo Transect) dengan otomatis pengambil data karang dalam satu tim ada dua orang, keuntungan dari penambahan metode ini yaitu ada anggota tim yang menambah pengalaman maupun pengetahuan baru untuk metode yang baru yaitu metode UPT.

Selama mengisi waktu kosong saat kapal berpindah tempat dari satu kawasan ke kawasan lain, tim mendapat tambahan ilmu dari ahli yang juga ikut dalam monitoring. Yang pertama adalah pelatihan pertolongan pertama saat terjadi kecelakaan penyelaman yang diajarkan oleh Pak Rizya dari YKAN. Yang kedua adalah pelatihan membuat video dokumentasi, dimulai dari menyiapkan ide, teknik mengambil video, dan teknik mengedit video. Semua ini diajarkan oleh reporter senior SCTV, Pak Akhem.

Monitoring akan dilakukan lagi pada tahun 2024 di lokasi yang sama. Apabila Anda tertarik melihat dokumentasi yang dibuat tim SCTV, anda dapat pada dua video YouTube di bawah ini.

Kalau Keindahan Bawah Laut di Raja Ampat Rusak dan Tak Terjaga, Apa Dampaknya?

Jaga Alam Bawah Laut, Begini Kerja Tim Gabungan dari Unipa dan YKAN

Berita Lainnya

10

Alberto Yonathan Tangke Allo & Kartika Widya Zohar – Agustus 22, 2022

Suasana pemutaran video sasi dan undang-undang

Naqliya Arum Permata & Noviyanti – Agustus 3, 2022

Pemasangan Perlindungan Cocomesh-Foto dari Tony Duwiri 2.jpg

Yusup Jentewo & Deasy Lontoh – Juli 31, 2022

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.