Petualangan Eksplorasi Kaimana: Menyelami Kekayaan Alam & Kearifan Lokal
Bagikan Tulisan

Tanggal
05 Mei 2025
Penulis
Arnoldus Samudra Ananta, Dahlia Menufandu
Tanggal
05 Mei 2025
Penulis
Arnoldus Samudra Ananta, Dahlia Menufandu
Tim gabungan dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Papua (UNIPA), Mitra Sinergi Rakyat untuk Alam (SINARA), dan BLUD UPTD Kaimana-Fakfak baru saja menyelesaikan ekspedisi yang menggabungkan semangat ilmiah dengan pengalaman budaya dan lingkungan yang mendalam. Selama lebih dari satu bulan, tim melakukan survei sosial dan ekonomi di empat Kawasan Konservasi (KK) di Kabupaten Kaimana, Papua Barat. Mereka menjelajahi 25 kampung yang tersebar di dalam dan luar wilayah konservasi untuk menggali informasi seputar kondisi sosial-ekonomi masyarakat, aktivitas kelautan, pengelolaan sumber daya alam, serta potensi pencemaran di kawasan pesisir.

Persiapan Tim dari Kampung Namatota Menuju Kampung Rurumo di Teluk Etna, Kaimana
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Dahlia Menufandu)
Perjalanan dimulai di Kawasan Konservasi Arguni, di mana tim mengunjungi enam kampung, termasuk Kampung Kokoroba. Kampung ini memiliki kisah unik, menjadi satu-satunya di Arguni yang memiliki sumber mata air pegunungan yang digunakan oleh penduduk lokal dan kampung-kampung sekitarnya. Masyarakat setempat menunjukkan hubungan erat dengan alam, baik dalam memanfaatkan hasil kebun seperti durian dan pala, maupun dalam mengelola sumber daya laut seperti kepiting dan ikan secara berkelanjutan. Kehangatan dan kebersamaan masyarakat memperkuat kesan bahwa kearifan lokal masih menjadi nilai utama dalam kehidupan mereka.

Sumber mata air di Kampung Kokoroba, KK Teluk Arguni
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Jackson Bundah)

Kopra; salah satu komoditi unggulan di Kampung Adijaya, KK Buruway
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Arnoldus Ananta)
Selama perjalanan, tim juga menyelami kekayaan budaya dan alam Kaimana yang menakjubkan. Terletak di pesisir barat Papua, Kaimana dikenal dengan senjanya yang memukau, laut yang jernih, serta hutan tropis yang masih alami. Keindahan ini berpadu dengan tradisi lokal yang kuat, menjadikan Kaimana unik secara budaya dan ekologis.

Salah satu atraksi wisata di Kolam Sisir, Kampung Marsi
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Arnoldus Ananta)

Senja di Kampung Bamana, KK Teluk Etna
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Dahlia Menufandu)
Salah satu tempat yang menarik perhatian tim adalah Kampung Lobo, yang menyimpan warisan sejarah dan mitologi yang kaya, diantaranya ada Gunung Emansiri, yang dipercaya sebagai tempat asal legenda elang raksasa dan ada juga Fort Du Bus yaitu benteng peninggalan Belanda dari tahun 1828.

Gunung Emansiri, Kampung Lobo, Kaimana
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Dahlia Menufandu)

Struktur Benteng dan Tugu DU BUS, Kampung Lobo, Kaimana
(Foto : S4C_LPPM UNIPA/Diva Regita)
Survei ini bukan hanya sekadar penelitian ilmiah, melainkan juga sebuah petualangan penuh wawasan. Dari pesona alam yang menakjubkan hingga keramahan masyarakat yang tulus, Kaimana membuktikan bahwa harmoni antara manusia dan alam tetap terjaga dengan kuat.
Perjalanan ini membuka wawasan baru tentang pentingnya konservasi dan peran masyarakat setempat sebagai garda terdepan dalam menjaga kelestarian sumber daya alam mereka. Sampai jumpa dalam ekspedisi berikutnya!
Bagikan Tulisan
Ikuti Survei
Bantu kami meningkatkan kualitas informasi hasil monitoring sosial dan ekologi di BLKB-Papua.
Berita Terkait
Video Kami
Kategori Lainnya
Berita Lainnya

Kartika Zohar, Deasy Lontoh, Fitryanti Pakiding, Abraham Leleran – Juni 05, 2024

Jane Lense – Juni 04, 2024

Michael Tuhuteru – Juni 03, 2024
Sorry, the comment form is closed at this time.