Evaluasi Kegiatan Pendampingan Periode Februari – Juni 2021

Tanggal

1 Desember 2021

Penulis

Jhonatan Alberto Allo

Pada tahun 2021, Program Pemberdayaan Masyarakat Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat-Universitas Papua (LPPM – UNIPA) menugaskan tiga tim pendamping masyarakat (disingkat ‘PM’) untuk mendukung program konservasi penyu belimbing di Taman Pesisir Jeen Womom, Kabupaten Tambrauw. Bentuk dukungan memberi manfaat bagi masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan konservasi dengan meningkatkan kapasitas pendidikan anak-anak dan membantu masyarakat setempat dalam memproduksi dan menjual minyak kelapa.

membaca buku_edit

Di bidang pendidikan, ada dua program utama yaitu mendukung pendidikan formal dan informal. Misalnya, di sekolah umum, staff PM membantu guru mengajar di beberapa kelas. Mereka melakukannya karena jumlah guru PNS* di sekolah-sekolah sangat minim. Selain mengajar di sekolah, staff PM juga memberikan pendidikan informal di rumah-rumah belajar. Beberapa kegiatan di rumah belajar antara lain:

  • Mengajarkan keterampilan dasar membaca, menulis, matematika, dan bahasa Inggris.
  • Menyediakan perpustakaan keliling.
  • Mengajarkan kebersihan pribadi.
  • Mengajarkan cara menanam tanaman obat.

Kami menggunakan tiga indikator untuk mengevaluasi program pemberdayaan di bidang pendidikan yaitu:

  1. Peningkatan kemampuan anak di kelas baca, tulis, dan hitung
  2. Keaktifan anak menghadiri kelas baca, tulis, dan hitung
  3. Jumlah hari aktif belajar-mengajar di sekolah

Pada periode I (Februari – Juni 2021) jumlah anak yang terlibat dalam rumah belajar di Saubeba-Womom sebanyak 55 orang, di Warmandi sebanyak 22 orang dan di Wau-Weyaf sebanyak 39 orang.

Gambar 1. Grafik persentase kemampuan anak yang lulus sebelum dan sesudah diberikan pembelajaran di rumah belajar.

Berdasarkan grafik 1, terdapat peningkatan hasil belajar pada hampir semua kelas pada tiga rumah belajar. Namun ada satu kelas, yaitu kelas baca di Rumah belajar Wau-Weyaf yang tidak mengalami peningkatan hasil belajar.

Grafik 2

Gambar 2. Grafik rata-rata kehadiran anak di rumah belajar

Berdasarkan grafik 2, terdapat peningkatan hasil belajar pada hampir semua kelas pada tiga rumah belajar. Namun ada satu kelas, yaitu kelas baca di Rumah belajar Wau-Weyaf yang tidak mengalami peningkatan hasil belajar.

Tabel 1 memperlihatkan bahwa SD YPK Lachai Roy Saubeba memiliki jumlah hari libur sekolah yang paling banyak dibandingkan sekolah lain. Libur sekolah umumnya karena ada acara adat atau acara keagamaan di kampung.

Di bidang peningkatan perekonomian bagi masyarakat lokal, terdapat 9 keluarga yang terlibat dalam pengolahan minyak kelapa. Untuk satu liter minyak kelapa yang diproduksi, mereka menerima bayaran sebesar Rp. 25.000 dari LPPM UNIPA. Staf PM kemudian membawa minyak kelapa ini ke Manokwari untuk dijual. Selama pendampingan masyarakat berhasil mengolah 153.5 liter minyak kelapa dengan rata-rata pendapatan yang diperoleh masing-masing keluarga sebesar Rp 426.389,-

Tujuan pemberdayaan masyarakat di bidang pendidikan adalah untuk meningkatkan kemampuan dasar membaca, menulis, dan matematika anak melalui kegiatan di sekolah dasar dan rumah belajar. Sedangkan pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dengan memanfaatkan kelapa sebagai sumber daya alam yang melimpah di desa menjadi minyak kelapa. Minyak kelapa merupakan pilihan terbaik karena memiliki umur simpan yang lama dan nilai jual yang lebih tinggi.

Masyarakat menilai bahwa program konservasi penyu belimbing membawa banyak manfaat bagi mereka. Pertama, kegiatan staf PM di rumah belajar dan sekolah dasar bermanfaat bagi anak-anaknya dan membantu para guru PNS. Selain itu, mereka sangat mendukung program pengolahan minyak kelapa karena masyarakat bisa mendapatkan penghasilan tambahan.

Kedepannya, masyarakat Saubeba-Womom berharap LPPM UNIPA memberikan pelatihan dasar komputer bagi aparat desa. Demikian pula masyarakat Warmandi berharap LPPM UNIPA menyediakan mesin parut kelapa untuk menghasilkan minyak kelapa yang lebih banyak. Sementara itu, masyarakat Wau-Weyaf berharap LPPM UNIPA bisa membantu kelompok yang baru dibentuk (Konsim) agar lebih terorganisir dan profesional dalam mengolah minyak kelapa.

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.