Kategori
Hubungan Publik Pemerintah Daerah Kabupaten Monitoring Ekologi Diseminasi Monitoring Sosial Diseminasi

Belajar dari Mitra-mitra BAF Mengenai Program Konservasi Laut di Bentang Laut Kepala Burung

Belajar dari Mitra-mitra BAF Mengenai Program Konservasi Laut di Bentang Laut Kepala Burung

Tanggal

17 Februari 2022

Penulis

Noviyanti dan Aflia Pongbatu

Pada hari Selasa, 14 Desember 2021, Program Sains untuk Konservasi dilibatkan dalam kegiatan lokakarya “Sharing Pembelajaran Implementasi Program Blue Abadi Fund”. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Yayasan Keanekaragaman Hayati (KEHATI), selaku administrator program, bersama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Barat. Dalam kegiatan ini, perwakilan dari sembilan organisasi mitra penerima hibah dari Program Blue Abadi Fund berkumpul di Swissbel Hotel Manokwari untuk berbagi pengalaman dalam melaksanakan program konservasi laut di wilayah masing-masing.

Staf Program Sains untuk Konservasi saat mempersiapkan booth sebelum lokakarya

(Foto : S4C_LPPM UNIPA)

DSC_0464

Perwakilan Kelompok Ekowisata Wadowun Beberin, Kampung Aisandami, Teluk Wondama berbagi pembelajaran dari implementasi program BAF

(Foto : Yayasan KEHATI)

Kami para staf program Sains untuk Konservasi juga terlibat aktif dalam mempersiapkan kegiatan ini. Persiapan yang kami lakukan berupa mengumpulkan koleksi foto-foto kegiatan yang telah kami lakukan di lapangan, mencetak foto menjadi banner, dan mempersiapkan booth di tempat pelaksanaan kegiatan. Beberapa staf dari masing-masing program bekerja sama mempersiapkan booth ini. Kami menata buku-buku laporan kegiatan, memajang foto dan poster, menggantung noken, dan mengatur produk turunan kelapa seperti minyak kelapa, VCO, cocopeat, coco fiber yang dibuat oleh masyarakat di Abun.

Para peserta lokakarya berfoto bersama setelah acara dibuka

(Foto : Yayasan KEHATI)

Suasana Booth Program Sains untuk Konservasi saat lokakarya

(Foto : Yayasan KEHATI)

Yang tidak kalah menarik dari booth kami adalah ‘tiruan’ penyu belimbing yang kami buat dari banner yang dicetak menyerupai penyu. Tubuh penyu kami isi dengan styrofoam dan rangkanya kami buat dengan tusuk sate. Kami bahkan membuat alas dari pasir pantai agar membuat penyu ini seolah-olah sedang menuju pantai untuk bertelur.

Ada banyak pembelajaran yang kami dapat dari mitra-mitra BAF lainnya. Setelah menghadiri kegiatan ini kami menjadi semakin bersemangat dalam melakukan tugas kami karena kami tahu bahwa ada banyak teman dari LSM, sektor swasta, pemerintah daerah, pemerintah pusat, lembaga donor, bahkan masyarakat lokal yang bekerja bersama kami dalam menginisiasi dan mengelola program konservasi laut.

Kategori
Monitoring Ekologi Diseminasi Monitoring Sosial Diseminasi

Webinar Series BLKB: Pembelajaran Monitoring dan Evaluasi Dampak setelah Satu Dekade Survei

Webinar Series BLKB: Pembelajaran Monitoring dan Evaluasi Dampak setelah Satu Dekade Survei

Tanggal

8 Desember 2021

Penulis

Kezia Salosso dan Dariani Matualage

LPPM Universitas Papua bersama para mitra (Duke University, Arizona State University, dan The World Wildlife Fund Amerika Serikat) kembali berkolaborasi dalam kegiatan webinar series secara virtual. Webinar ini merupakan wadah sharing pembelajaran terkait monitoring dan evaluasi dampak untuk kegiatan survei ekologi dan sosial di Kawasan Konservasi Perairan di Bentang Laut Kepala Burung.

Terdapat enam episode Webinar Series yang dilakukan selama kurun Mei-Juni 2021, dan menghadirkan lima orang pembicara utama. Secara khusus Dr. David Gill (Duke University) membahas teori dasar manajemen KKP dan evaluasi dampak pengelolaan KKP. Pada sesi lainnya, Dr. Duong Lee (Duke University dan The World Bank) menjelaskan teori dan analisis dampak sosial. Secara sederhana Dr. Lee memberikan ilustrasi bagaimana menentukan indikator yang sesuai untuk melakukan analisis dampak sosial.

Pemaparan materi oleh narasumber

Sementara itu, Purwanto mewakili tim Program Sains untuk Konservasi LPPM UNIPA memaparkan hasil kajian yang telah dilakukan untuk monitoring ekologi di BLKB. Beberapa grafik dan temuan di lapangan juga ditampilkan kepada peserta, dan keterkaitannya dengan fenomena perubahan iklim yang diduga berdampak secara global di wilayah perairan. Masih terkait ekologi, Dr. Dominic Andradi-Brown (WWF USA) pada sesi lain berbicara tentang kajian dampak ekologi, bagaimana indikator dipilih, dan bagaimana analisis dilakukan. Sementara itu, pada episode terakhir, Kelly Klaborn (Arizona State University) secara khusus menjelaskan bagaimana data ekologi dan sosial digabungkan untuk menyusun kajian dampak terkait KKP.

Penggunaan analisis statistik yang bervariasi menjadi topik yang menarik bagi para peserta yang sebagian besar merupakan staf pengajar dari UNIPA. Selain itu, pemilihan indikator-indikator untuk keperluan analisis serta kondisi di KKP atau lapangan yang dinamis sepanjang tahun monitoring juga tidak luput dari perhatian peserta untuk didiskusikan.

Diharapkan melalui webinar ini, para peserta dapat memperoleh teori dasar tentang penyusunan kajian monitoring dan evaluasi wilayah perairan. Semoga kegiatan ini juga menjadi motivasi bagi para peneliti untuk menyusun tulisan-tulisan ilmiah menggunakan data hasil monitoring ekologi dan sosial di BLKB Papua.

Kategori
Monitoring Ekologi Diseminasi

Diseminasi Hasil Survei Ekologi dan Sosial Ekonomi di Jejaring Kawasan Konservasi Perairan Raja Ampat Kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Raja Ampat

Diseminasi Hasil Survei Ekologi dan Sosial Ekonomi di Jejaring Kawasan Konservasi

Perairan Raja Ampat Kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Raja Ampat

Tanggal

20 Juli 2020

Penulis

Irman Rumengan

Kegiatan Diseminasi merupakan salah satu kegiatan penyampaian informasi berupa hasil temuan yang telah dilakukan oleh team pengambil data dilapangan, pengolahan data oleh team pengolah data, hingga mendapatkan suatu hasil survei oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Papua. Data yang dikumpulkan merupakan data ekologi (tutupan karang keras hidup dan biomasa ikan) dan keadaan sosial ekonomi masyarakat yang tinggal di daerah konservasi maupun di luar Kawasan konservasi perairan daerah Raja Ampat.

Penyampaian materi diseminasi di BLUD Raja Ampat (Dok. Nana - BLUD Raja Ampat)

(Foto : Irman Rumengan – S4C)

Hasil survei dibuat kedalam bentuk Factsheet agar mudah dibaca dan dipahami oleh pembaca karena berisi hasil survei dan rekomendasi. Pelaksanaan diseminasi telah dilaksanakan pada tanggal 18-19 Maret 2020 menggunakan metode penyampaian langsung dan pemberian factsheet kepada masing-masing instansi pemerintah daerah yang terkait, ada 9 instansi pemerintah daerah yang diberikan factsheet yaitu Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, DinaPertanian Peternakan dan Ketahanan Pangan, Unit Pengelola Teknis Kawasan Konservasi Perairan Badan Layanan Umum Daerah Raja Ampat, DinaLingkungan Hidup dan Kehutanan, Dinas PerikananBadan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Dinas Pariwisata Kabupaten, dan DinaPendidikan Kabupaten Raja Ampat.

Hasil dari penyampaian langsung dan pemberian factsheet kepada instansi-instansi pemerintah daerah Raja Ampat yaitu sebagian besar instansi meminta untuk melaksanakan seminar hasil survei dan mengundang semua instansi yang ada di Raja Ampattermasuk pimpinan daerah seperti Bupati, DPRD, dan Komunitas-komunitas.

Selain itu seluruh instansi menanggapi secara positif terkait hasil factsheet yang telah diberikan, mereka mengapresiasi kegiatan survei yang dijalankan secara rutin di wilayah Raja Ampat, dan berharap dapat membuat program yang bisa langsung berdampak pada kemajuan masyarakat Raja Ampat. Khusus untuk Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Raja Ampat, mereka ingin meminta kerjasama berupa pendampingan program pengolahan hasil pertanian dan peternakan, sehingga akan ada koordinasi lanjutan antara instansi tersebut dengan LPPM UNIPA.

Adanya himbauan untuk bekerja di rumah karena COVID-19 menjadi salah satu kendala pada diseminasi tahun ini. Beberapa instansi diliburkan sehingga diskusi dilaksanakan di rumah-rumah staf dinas terkait. Selain itu pimpinan beberapa dinas sedang tugas keluar daerah sehingga diskusi dilakukan bersama staf yang berada di tempat saja.

Kategori
Monitoring Ekologi Diseminasi

Diseminasi Hasil Survei Sosial Ekonomi dan Ekologi di Kabupaten Nabire

Universitas Papua bekerjasama dengan USAID, Blue Abadi Fund (BAF), CI dan TNC telah melakukan monitoring sosial ekonomi dan ekologi masyarakat di daerah Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Bentang Laut Kepala Burung (BLKB).  Monitoring ini dilakukan pada enam Kawasan Konservasi Perairan (KKP), dimana salah satunya adalah wilayah Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC). Kegiatan yang dilakukan sejak tahun 2010 ini memberikan banyak sekali informasi. Informasi yang diperoleh disajikan dalam bentuk laporan profil kampung, profil distrik, laporan KKP, dan laporan social impact KKP.

Penyampaian materi diseminasi di Kabupaten Nabire (Dok. Habema Monim-CoE UNIPA) 1

Foto : Habema Monim-S4C

Penyampaian materi diseminasi di Kabupaten Nabire (Dok. Habema Monim-CoE UNIPA)

Foto : Habema Monim-S4C

Diseminasi hasil survei sosial dan ekologi di Kabupaten Nabire dilakukan pada hari Jumat tanggal 14 februari 2020. Jumlah peserta peserta yang hadir 18 orang yang terdiri dari 4 orang perempuan dan 14 laki-laki yang berasal dari Dinas Pendidikan, Rumah Sakit Umum Daerah, Dinas Sosial, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Koperasi Pegawai Negeri (KPN), Dinas Pertanian, dan dari kalangan umum.

Meskipun terjadi keterlambatan waktu, secara umum diseminasi berjalan dengan lancar dan baik. Pemaparan yang dilakukan meliputi pendekatan monitoring yang digunakan, teknik penarikan sampel, metode pengumpulan data, indikator yang digunakan untuk sosial ekonomi maupun ekologi. Informasi yang dimaksud terdiri dari kondisi saat ini dan perkembangan/perubahan yang terjadi mengenai bidang sosial dan ekonomi serta bidang ekologi.

(Oleh: Maya Paembonan)

Kategori
Monitoring Ekologi Diseminasi

Diseminasi Hasil Monitoring Sosial Ekonomi dan Monitoring Ekologi Pada KKP TNTC di Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih

Universitas Papua bekerjasama dengan USAID, Blue Abadi Fund (BAF), CI dan TNC telah melakukan monitoring sosial ekonomi dan ekologi masyarakat di daerah Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Bentang Laut Kepala Burung (BLKB). Monitoring ini dilakukan pada enam Kawasan Konservasi Perairan (KKP), dimana salah satunya adalah wilayah Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC). Kegiatan yang dilakukan sejak tahun 2010 ini memberikan banyak sekali informasi. Informasi yang diperoleh disajikan dalam bentuk laporan profil kampung, profil distrik, laporan KKP, dan laporan social impact KKP. Salah satu tujuan dari monitoring ini adalah untuk memberikan gambaran bagaimana keadaan sosial masyarakat dan bagaimana keadaan ekologi di daerah KKP yang mana keadaan ini dapat menjadi acuan pihak-pihak pengambil kebijakan dalam hal ini pemerintah daerah setempat. Penyampaian hasil monitoring dilakukan pada kegiatan diseminasi di beberapa tempat dimana lokasi KKP berada, salah satunya adalah di Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih (BBTNTC).

Diseminasi Hasil Monitoring Sosial Ekonomi dan Monitoring Ekologi pada KKP TNTC di Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih

Foto : Tim BHS Ekologi Unipa

Pertemuan antara Universitas Papua dan BBTNTC berlangsung  pada hari  Jumat 19 Juli 2019 pukul 09.30 s.d selesai, bertempat di Ruang Rapat Kantor Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih dan dibuka oleh Kepala BBTNTC. Kegiatan ini dihadiri oleh delapan belas orang. Hasil kegiatan monitoring sosial dan ekologi yang dilaporkan meliputi hasil survei di semua kampung KKP Taman Nasional Teluk Cenderawasih. Pemaparan yang dilakukan meliputi pendekatan monitoring yang digunakan, teknik penarikan sampel, metode pengumpulan data, indikator yang digunakan untuk sosial ekonomi maupun ekologi. Informasi yang dimaksud terdiri dari kondisi saat  ini dan perkembangan yang terjadi mengenai bidang sosial dan ekonomi serta bidang ekologi.

Kondisi saat ini dianalisa dari hasil survei yang dilakukan tahun terakhir yaitu Tahun 2017, sedangkan perubahan/trend diamati dari hasil monitoring awal/baseline sampai pada monitoring terakhir, total ada 4 kali monitoring. Selain itu, perbandingan hasil survei sosial ekonomi maupun ekologi di area KKP TNTC dengan area KKP yang ada di Bentang Laut Kepala Burung dipaparkan pada kegiatan ini. Hal ini bertujuan untuk melihat posisi area KKP TNTC terhadap area KKP lainnya, untuk semua indikator pendukung   yang berkaitan dengan sosial ekonomi dan ekologi.

Hasil kegiatan monitoring yang telah dilakukan, diharapkan dapat membantu BBTNTC untuk mengambil tindakan atau kebijakan yang dapat mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat serta perlindungan dan konservasi KKP Taman Nasional Teluk Cenderawasih

Kategori
Monitoring Ekologi Diseminasi

Lokakarya Penulisan Paper Ilmiah Dan Presentase Hasil Monitoring Ekologi Di Bentang Laut Kepala Burung Papua Dan Papua Barat

Lokakarya Penulisan Paper Ilmiah Dan Presentase Hasil

Monitoring Ekologi Di Bentang Laut Kepala Burung

Papua Dan Papua Barat

Fasilitator sedang memberikan materi
Persentasi hasil monitoring
Peserta yang hadir saat penyampain hasil monitoring
Pelatihan penulisan paper

Foto : Tim BHS Monitoring Sosial Unipa

Tujuan :

  • menuliskan hasil monitoring ekologi di BLKB dalam bentuk publikasi ilmiah (paper)
  • menyampaikan hasil monitoring ekologi kepada UPTD BLUD, Pemda Raja Ampat dan mitra terkait.

 

Tempat dan Tanggal kegiatan :

Sorong, 19 – 23 November 2018

 

Peserta dan fasilitator :

Peserta pelatihan penulisan paper :

Dariani Matualage (Universitas Papua)

Irman Rumenga (Universitas Papua)

Habema Monim (Universitas Papua)

Purwanto (Universitas Papua)

Awaludinnoer (TNC Indonesia)

Defy N Pada (Ci Indonesia)

Abdi Hasan (Ci Indonesia)

Dariani Matualage (Universitas Papua)

Irman Rumengan (Universitas Papua)

Habema Monim (Universitas Papua)

Purwanto (Universitas Papua)

Awaludinnoer (TNC Indonesia)

Defy N Pada (Ci Indonesia)

Abdi Hasan (Ci Indonesia)

Fasilitator dan mentor lokakarya penulisan ilmiah adalah Dr. Dominic Andradi-Brown dari WWF Amerika.

Peserta presentase hasil monitoring ekologi adalah:

  • DKP Raja Ampat : 2 Orang
  • UPTD BLUD KKPD Raja Ampat : 7 Orang
  • TNC Raja Ampat : 3 Orang
  • CI Raja Ampat : 4 Orang
  • UNIPA : 4 orang
  • Starling Resources: 1 Orang

 

Hasil :  

Dapat membuat kemajuan penulisan paper ilmiah lebih dari 50 %, dimana telah dibuat grafik, gambar serta beberapa data penting telah dimasukan pada kalimat utama disetiap paragraf. Langkah selanjutnya yaitu mengembangkan kalimat utama tersebut dan melengkapi dengan

Kategori
Monitoring Ekologi Diseminasi

Diseminasi Hasil Survei Sosial Ekonomi dan Survei Ekologi di Kabupaten Kaimana

Pertemuan antara Universitas Papua dan Pemerintah Daerah Kaimana berlangsung pada hari Jumat 29 September 2017 bertempat di Ruang Rapat Kantor Bupati dan dibuka oleh Kepala BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) sekaligus bertindak sebagai moderator. Kegiatan ini dihadiri oleh Bupati dan kepala-kepala dinas terkait, antara lain Dinas Perikanan, Dinas Pendidikan, Dinas Sosial, Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Kesehatan. Sesi diskusi antara pemateri dengan peserta kegiatan juga dilakukan setelah pemaparan hasil survei dilakukan oleh peneliti.

diseminasi kaimana

Foto : Tim BHS Monitoring Ekologi Unipa

Monitoring pada daerah KKP Kaimana dilakukan pada tahun 2012, 2014 dan 2016 dan dapat dijelaskan secara singkat hasil kajian dari tahun pengamatan menunjukkan bahwa keadaan sosial ekonomi masyarakat yang dilihat dari indi- kator kepemilikan aset mengalami penurunan, sementara itu ketahanan pangan masyarakat justru mengalami peningkatan, hal ini menunjuk- kan bahwa penghasilan masyarakat yang di- peroleh lebih diprioritaskan untuk pembelian bahan makanan daripada membeli asset. Tingkat partisipasi sekolah meningkat, pemanfaatan sumber daya kelautan masyarakat menurun, budaya atau ketertarikan masyarakat terhadap tempat tinggal mereka pun menunjukkan peningkatan meskipun tidak signifikan. Sementara dari hasil kajian ekologi menunjukan bahwa keadaan karang keras dan biomassa ikan mengalami penurunan pada KKP Buruway tetapi menagalami pening- katan pada KKP Ayau-Asia.

Bupati Kaimana mengakui bahwa peraturan- peraturan yang menyangkut Kawasan Perairan di Kaimana selama ini belum dilaksanakan, selain itu patroli laut masih sangat kurang sehingga masyarakat lokal maupun masyarakat dari luar sering mengambil hasil laut tanpa memikirkan kelangsungan biota laut. Disampaikan pula bahwa anggaran infrastruktur yang minim membuat Kaimana lambat dalam pembangunan, dan juga tata kelola sampah plastik yang masih menjadi ancaman serius di kawasan KKP Kaimana.

Kategori
Monitoring Ekologi Diseminasi

Diseminasi Hasil Monitoring Survei Sosial Ekonomi dan Survei Ekologi di Wilayah TNTC Kepada Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama

Diseminasi hasil survei kepada Pemerintah Ka- bupaten Teluk Wondama dilaksanakan pada hari Senin, 18 September 2017. Diseminasi hasil survei dimulai dengan pemaparan hasil survei oleh tim UNIPA dan dilanjutkan pemaparan hasil survei ekologi oleh tim WWF Kabupaten Teluk Wonda- ma. Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi yang ber- langsung sekitar dua jam dan diakhiri foto bersa- ma dengan Pemerintah Kabupaten Wondama.

Diseminasi hasil survei sosial

Foto : Tim BHS Monitoring Sosial Unipa

Kegiatan ini dihadiri oleh 23 orang yang merupa- kan perwakilan dari beberapa instansi, antara lain Bappeda, Dinas Sosial, Dinas Pertanian dan Tana- man Pangan, Dinas Perikanan, Dinas Kesehatan, dan Dinas Lingkungan Hidup.

Taman Nasional Teluk Cenderawasih dengan luas sebesar 1.4 juta hektar menjadi tempat bagi lebih dari 500 spesies karang dan 950 spesies ikan karang, yang diantaranya merupakan spesies endemik. Kondisi bentik di TNTC relatif baik dengan tutupan karang keras yang cukup tinggi. Rata-rata tutupan karang keras di TNTC lebih tinggi dari pada tutupan karang keras di BLKB, meskipun pecahan karang di TNTC tetap tinggi. Biomass ikan di TNTC cukup bervariasi, yaitu bio- mass ikan botana dan kakatua meningkat pada tahun 2016 juga ikan kakap yang cenderung ada kenaikan meskipun tetap stabil, sedangkan biomass ikan kerapu dan kompele menurun sejak tahun 2011.

Berdasarkan pemaparan oleh tim WWF dan diskusi bersama, dapat disimpulkan ukuran ikan menurun atau ukuran ikan menjadi yang lebih kecil disebabkan oleh tingginya kegiatan penangkapan ikan. Ukuran ikan yang lebih kecil tersebut, mengakibatkan tidak terjadinya pemijahan ikan sehingga biomass ikan tidak bertambah.

Kegiatan monitoring di wilayah TNTC tidak hanya terfokus pada aspek ekologi tetapi juga mencakup aspek sosial ekonomi atau kesejahteraan sosial. Indikator yang digunakan untuk mengukur kesejahteraan sosial adalah ekonomi, kesehatan, pemberdayaan politik, pendidikan, dan budaya. Secara umum bidang ekonomi, kesehatan, dan pendidikan mengalami pening- katan sedangkan pemberdayaan politik dan budaya mengalami penurunan. Penurunan nilai budaya menunjukkan berkurangnya keterikatan emosi masyarakat terhadap lingkungan perairan laut sehingga berdampak juga bagi ekologi. Dalam penyampaian diseminasi ini dihasilkan beberapa informasi dan rekomendasi bagi instansi-instansi pemerintah di lingkungan pemerintah daerah Kabupaten Nabire dan Teluk Wondama.

Kategori
Monitoring Ekologi Diseminasi

Diseminasi Hasil Survei Sosial Ekonomi dan Survei Ekologi di Kabupaten Raja Ampat

Diseminasi R4 Monitoring sosial dan Ekologi

Foto : Tim BHS Monitoring Ekologi Unipa

Kegiatan diseminasikan dilaksanakan pada Rabu, 20 September 2017 bertempat di Aula Kantor Bupati ini, di buka oleh Asisten II dan dihadiri oleh beberapa pegawai kabupaten dan dinas diantaranya Dinas Kelautan dan Perikanan serta Dinas Kesehatan. Pemateri pada kegiatan ini yaitu 2 orang peneliti dari UNIPA dan TNC. Moderator pada kegiatan adalah staf dosen dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Hasil kegiatan monitoring sosial dan ekologi yang dilaporkan meliputi hasil survei semua area KKP yang ada di Kabupaten Raja Ampat yaitu Kofiau dan Pulau Boo, Teluk Mayalibit, Misool dan Dampier.

Pemaparan yang dilakukan meliputi pendekatan monitoring yang digunakan, teknik penarikan sampel, metode pengumpulan data, indikator yang digunakan untuk sosial ekonomi maupun ekologi dan informasi mengenai area KKP yang ada di Kabupaten Raja Ampat. Informasi yang dimaksud terdiri dari kondisi saat ini dan perkembangan yang terjadi mengenai bidang sosial dan ekonomi serta bidang ekologi

Kondisi saat ini dianalisa dari hasil survei yang dilakukan tahun terakhir yaitu Tahun 2016 (Dampier), Tahun 2015 (Kofiau dan Pulau Boo, Misool) dan Tahun 2014 (Teluk Mayalibit) sedangkan perkembangan meliputi perubahan yang terjadi setelah 4 tahun dari baseline di setiap area KKP. Selain itu, perbandingan hasil survei sosial ekonomi maupun ekologi area KKP di Kabupaten Raja Ampat dengan area KKP yang ada di BHS dipaparkan pada kegiatan ini. Hal ini bertujuan untuk melihat posisi area KKP yang ada di Kabupaten Raja Ampat terhadap area KKP lainnya, untuk semua indikator pendukung yang berkaitan dengan sosial ekonomi dan ekologi. Hasil kegiatan monitoring yang telah dilakukan, diharapkan dapat membantu Pemerintah Kabupaten Raja Ampat untuk mengambil tindakan atau kebijakan yang dapat mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat serta perlindungan dan konservasi KKP yang ada di Kabupaten Raja Ampat.

Kategori
Monitoring Ekologi Diseminasi

Diseminasi Hasil Survei Sosial dan Ekologi di Wilayah TNTC kepada Balai Taman Nasional Teluk Cenderawasih

Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC) dengan luas sebesar 1.4 juta hektar menjadi tempat bagi lebih dari 500 spesies karang dan 950 spesies ikan karang, yang diantaranya merupakan spesies endemik. Kondisi bentik di TNTC relatif baik dengan tutupan karang keras yang cukup tinggi. Rata-rata tutupan karang keras di TNTC lebih tinggi dari pada tutupan karang keras di BLKB, meskipun pecahan karang di TNTC tetap tinggi. Karang merupakan tempat yang ideal bagi beberapa jenis ikan diantaranya ikan kerapu, kakap dan kompele yang termasuk dalam kelompok ikan karnivor (ikan yang memakan ikan), sedangkan jenis ikan yang termasuk dalam kelompok herbivor (ikan pemakan alga) adalah ikan botana, kakatua dan baronang.

IMG20170406103414

Foto : Tim BHS Monitoring Sosial Unipa

Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNT() dengan lluas sebesar 1.4 juta hektar menjadi tempat bagi lebih dari 500 spesies karang dan 950 spesies ikan karang, yang diantaranya merupakan spesies endemik. Kondisi bentik di TNTC relatif baik dengan tutupan karang keras yang cukup tinggi. Rata-rata tutupan karang keras di TNTC lebih tinggi dari pada tutupan karang keras di BLKB, meskipun pecahan karang di TNTC tetap tinggi. Karang merupakan tempat yang ideal bagi beberapa jenis ikan diantaranya ikan kerapu, kakap dan kompele yang termasuk dalam kelompok ikan karnivor (ikan yang memakan ikan), sedangkan jenis ikan yang termasuk dalam kelompok herbivor (ikan pemakan alga) adalah ikan botana, kakatua dan baronang. Biomass ikan di TNTC cukup bervariasi, yaitu biomass ikan botana dan kakatua meningkat pada tahun 2016 juga ikan kakap yang cenderung ada kenaikan meskipun tetap stabil, sedangkan biomass ikan kerapu dan kompele menurun sejak tahun 2011.

Dari hasil diskusi, dapat dikatakan bahwa penurunan biomass ikan kerapu disebabkan oleh tingginya kegiatan penangkapan ikan sehingga mengakibatkan ukuran ikan juga menurun atau ukuran ikan menjadi lebih kecil.

Ukuran ikan yang lebih kecil, mengakibatkan tidak terjadinya pemijahan ikan sehingga biomass ikan tidak bertambah. Kegiatan monitoring di wilayah TNTC tidak hanya terfokus pada aspek ekologi tetapi juga mencakup aspek sosial ekonomi atau kesejahteraan sosial. lndikator yang digunakan untuk mengukur kesejahteraan sosial adalah ekonomi, kesehatan, pemberdayaan politik, pendidikan dan budaya. Secara umum bidang ekonomi, kesehatan dan pendidikan mengalami peningkatan sedangkan pemberdayaan politik dan budaya megalami penurunan. Penurunan nilai budaya menunjukkan berkurangnya keterikatan emosi masyarakat terhadap lingkungan perairan laut sehingga berdampak juga bagi ekologi. Diseminasi yang dilakukan di Balai Taman Nasional Teluk Cenderawaih menghasilkan rekomendasi rekomendasi bagi pihak terkait