Perairan Kabupaten Kaimana yang terletak di bagian selatan Bentang Laut Kepala Burung, dikenal memiliki keanekaragaman hayati lout yang tinggi. Marine Rapid Assessment pada 2006 menunjukkan bahwa kawasan ini memiliki 471 spesies karang, 1003 spesies ikan, dan biomassa ikan komersial yang terbesar di kawasan Asia Tenggara, yaitu sekitar 228 ton/km2. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Kaimana menetapkan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLDJ dengan Peraturan Bupati Nomor 4 Tahun 2008. Peraturan ini kemudian diperkuat dengan penetapan Peraturan Bupati Nomor 4 Tahun 2012 tentang Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPDJ Kabupaten Kaimana. Luas wilayah yang dicanangkan menjadi KKPD Kaimana adalah meliputi seluruh perairan sejauh 4 mil lout dari garis pantai terakhir pulau terluar. Secora administrasi, KKPD Kaimana termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Kaimana yang berbatasan langsung dengan Laut Arafuru di bagian selatan dan Kabupaten Nabire di bagian utara. Pemantauan kesehatan terumbu karang telah dilaksanakan pada tahun 2013 di Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPDJ Kaimana, diantaranya meliputi wilayah perairan Teluk Triton dan sekitarnya. Untuk mengevaluasi keberhasilan program pengelolaan KKPD Kaimana maka dilakukan kegiatan monitoring ekosistem terumbu karang setiap 2 – 4 tahun sekali.
Foto : nhidayat/CI
Pada tanggal 20-26 November 2016, UNIPA melalui Divisi Center of Excellence untuk Pembangunan Berkelanjutan (CoE) bekerjasama dengan beberapa Lembaga Sosial Masyarakat di wilayah Bentang Laut Kepala Burung (Cl, TNC dan WWF ID) serta melibatkan beberapa instansi terkait di lingkup Pemerintah Kabupaten Kaimana diantaranya Dinos Kelautan dan Perikanan dan Dinos Pariwisata Kabupaten Kaimana untuk melakukan monitoring bersama di wilayah perairan Teluk Triton yang temasuk dalam KKPD Kabupaten Kaimana. Monitoring ini dilakukan untuk mengetahui pola perubahan dari kondisi ekosistem terumbu karang, komunitas ikan karang, potensi invertebrata ekonomis penting (biota sasi) dan kondisi oseanografi fisik perairan. Metode pengambilan data menggunakan Reef Health Monitoring Protocol (Green and Wilson, 2009) dengan melakukan penyelaman di 26 lokasi, yang terbentang dari Teluk Bitsyari di bagian barat hingga Pulau Dramai di bagian timur. Lokasi ini dipilih untuk mendapatkan keterwakilan dari zona di dalam Wilayah Pengelolaan Kaimana KKPD Kaimana
Semua lokasi pengamatan tersebar pada empat zonasi di perairan lout WP Kaimana. yaitu sembilan lokasi di Zona Tabungan Ikon (ZTI). tujuh lokasi di Zona Sasi (ZS). delapan lokasi di Zona Pemanfaatan Tradisional (ZPT). don duo lokasi di Zona Perikanan Berkelanjutan don Budidaya (ZPBB). Hasil kegiatan monitoring ini selanjutnya akan di desiminasikan melalui lokakarya ke seluruh stakeholder terkait. Disseminasi ini utamanya dilakukan ke pemerintah daerah melalui instansi terkait dan Lembaga Sosial Masyarakt (LSM) di bidang konservasi yang merupakan stakholders primer. Hal ini dilakukan untuk memberikan gambaran umum tentang status don kondisi terkini potensi sumberdaya yang terdapat di wilayah bentang lout kepala burung. Selain sebagai sarana untuk berkoordinasi dengan instansi don lembaga penyedia data don informasi, wadah ini juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengevaluasi don mensinergikan program-program yang akan dilaksanakan. utamanya kegiatan monitoring kondisi ekologi terumbu karang don ekosistem lainnnya serta kondisi sosial masyarakat di wilayah cakupan pengelolaan kawasan konservasi perairan Bentang Laut Kepala Burung.
Berita Lainnya
Sorry, the comment form is closed at this time.