Diseminasi Hasil Monitoring Survei Sosial Masyarakat dan Survei

Ekologi di Wilayah Taman Nasional Teluk Cenderawasih

Kepada Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama

Kawasan Konservasi Perairan (KKP) di wilayah Bentang Laut Kepala Burung (BLKB) Papua, dalam pengelolaannya tidak hanya ditujukan bagi pelestarian sumber daya perairan tetapi juga untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang hidup bergantung pada sumber daya perairan di sekitarnya. Dalam upaya untuk memberikan sumbangan pemikiran terhadap keterbatasan pengetahuan mengenai dampak KKP terhadap kondisi baik sumberdaya hayati maupun kesejahteraan masyarakat, Universitas Papua (UNIPA) mendata dampak KKP terhadap masyarakat yang bermukim di daerah BLKB, Papua. Keragaman data ini juga dikaji di antara domain dan kelompok sosial. Dalam melakukan monitoring sosial masyarakat ini , UNIPA didukung olehWWF-Indonesia, Conservation International Indonesia (CII), The Nature Conservancy (TNC) Indonesia, dan WWF-US. Monitoring ini dilakukan pada enam lokasi yang merupakan wilayah kerja ke-tiga LSM tersebut, dimana salah satunya adalah wilayah Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC).

Diseminasi hasil survei kepada Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama dilaksanakan pada hari Senin, 18 September 2017. Diseminasi hasil survei dimulai dengan pemaparan hasil survei oleh tim UNIPA dan dilanjutkan pemaparan hasil survei ekologi oleh tim WWF Kabupaten Teluk Wondama. Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi yang berlangsung sekitar dua jam dan diakhiri foto bersama dengan Pemerintah Kabupaten Wondama.

Kegiatan ini dihadiri oleh 23 orang yang merupakan perwakilan dari beberapa instansi, antara lain Bappeda, Dinas Sosial, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan, Dinas Perikanan, Dinas Kesehatan, dan Dinas Lingkungan Hidup.

Taman Nasional Teluk Cenderawasih dengan luas sebesar 1.4 juta hektar menjadi tempat bagi lebih dari 500 spesies karang dan 950 spesies ikan karang, yang diantaranya merupakan spesies endemik. Kondisi bentik di TNTC relatif baik dengan tutupan karang keras yang cukup tinggi. Rata-rata tutupan karang keras di TNTC lebih tinggi dari pada tutupan karang keras di BLKB, meskipun pecahan karang di TNTC tetap tinggi. Biomass ikan di TNTC cukup bervariasi, yaitu bio- mass ikan botana dan kakatua meningkat pada tahun 2016 juga ikan kakap yang cenderung ada kenaikan meskipun tetap stabil, sedangkan biomass ikan kerapu dan kompele menurun sejak tahun 2011.

Berdasarkan pemaparan oleh tim WWF dan diskusi bersama, dapat disimpulkan ukuran ikan menurun atau ukuran ikan menjadi yang lebih kecil disebabkan oleh tingginya kegiatan penangkapan ikan. Ukuran ikan yang lebih kecil tersebut, mengakibatkan tidak terjadinya pemijahan ikan sehingga biomass ikan tidak bertambah.

Kegiatan monitoring di wilayah TNTC tidak hanya terfokus pada aspek ekologi tetapi juga mencakup aspek sosial ekonomi atau kesejahteraan sosial. Indikator yang digunakan untuk mengukur kesejahteraan sosial adalah ekonomi, kesehatan, pemberdayaan politik, pendidikan, dan budaya. Secara umum bidang ekonomi, kesehatan, dan pendidikan mengalami peningkatan sedangkan pemberdayaan politik dan budaya mengalami penurunan. Penurunan nilai budaya menunjukkan berkurangnya keterikatan emosi masyarakat terhadap lingkungan perairan laut sehingga berdampak juga bagi ekologi.

(Oleh : E. Ria Matulessy)

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.