Penilaian Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
di Bentang Laut Kepala Burung Papua Barat
dengan World Bank Scorecard
Kawasan Konservasi Perairan (KKP) di wilayah Bentang Laut Kepala Burung (BLKB) Papua dan Papua Barat dibentuk dengan tujuan untuk melindungi dan melestarikan keanekaragaman hayati laut sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara berkelanjutan. Sejak Tahun 2009 evaluasi pengelolan KKP dilakukan secara rutin, sehingga dapat diketahui efektivitas pengelolaan KKP dalam mencapai tujuan pengelolaannya. Penilaian pengelolaan di wilayah BLKB selama ini dilakukan dengan menggunakan dua perangkat, yaitu Scorecard dari Bank Dunia (World Bank Scorecard) dan Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (E-KKP3K).
WB Scorecard
Penilaian dengan perangkat World Bank Scorecard dikembangkan secara khusus untuk menilai kemajuan pencapaian pengelolaan kawasan konservasi perairan. Perangkat ini telah digunakan sejak adanya KKP di BLKB. Adanya penilaian yang dilakukan sejak berdirinya KKP ini memudahkan pengguna melihat perubahan-perubahan dalam pengelolaan KKP dari waktu ke waktu dan juga dapat membandingkannya dengan pengelolaan KKP lain di dunia. Penilaian dilakukan berdasarkan enam tahap pengelolaan kawasan konservasi yang baik, yaitu konteks, perencanaan, masukan, proses, keluaran dan hasil.
Penilaian ini dilakuan setiap tahun pada 9 KKP, yaitu KKPD Raja Ampat yang terdiri dari KKPD Teluk Mayalibit, KKPD Selat Dampier, KKPD Kepulauan Ayau, KKPD Kofiau-Pulau Boo dan KKPD Misool, KKPD Kaimana, KKPN SAP Waigeo Sebelah Barat, Taman Nasional Teluk Cenderawasih, dan Kawasan Taman Pesisir Jeen Womom (Abun, Tambrauw). Pada Tahun 2018, telah dilakukan penghitungan nilai World Bank Scorecard berdasarkan enam tahapan tersebut dengan melihat hasil pengelolaan EKKP3K yang telah dilakukan pada akhir Tahun 2018.
Penghitungan ini dilakukan oleh tim dari UNIPA (Purwanto, Irman Rumengan, Dariani Matualage, Habema Monim) dan TNC (Awaludinnoer). Hasil dari penghitungan ini menunjukkan bahwa secara umum terjadi peningkatan skor penilaian, walaupun jika dilihat berdasarkan masing-masing tahap pengelolaan terdapat penurunan skor di beberapa KKP, yaitu pada tahapan konteks untuk Taman Nasional Teluk Cenderawasih dan KKPD Kofiau-Pulau Boo, dan tahapan hasil untuk KKPD Selat Dampier.
(Oleh : Dariani Matualage, Purwanto, Irman Rumengan, Habema F. Monim)
Berita Lainnya
Purwanto, Awaludinnoer, Nur Ismu Hidayat, Dheny Setyawan, Sutraman, Rahel Randa dan Dariani Matualage – Juli 1, 2019
Irman Rumengan, Dariani Matualage, Habema Fanri Monim, Purwanto – Februari 25, 2019
Sorry, the comment form is closed at this time.