Bermain Peran sambil Memperkenalkan Isu Perubahan Iklim kepada Siswa

Tanggal

29 Maret 2022

Penulis

Noviyanti

Pada hari Rabu, 9 Maret 2022, program Sains untuk Konservasi diberikan kesempatan untuk menjadi salah satu fasilitator dalam memperkenalkan isu Sustainable Development Goals (SDGs) kepada para siswa-siswi kelas VII Sekolah Citra Kasih (SCK) dan Sekolah Citra Berkat (SCB). Terdapat 9 sekolah yang hadir yaitu SCB Citra Land, SCB Citra Indah, SCB Citra Raya, SCB Taman Dayu, SCK DBPI, SCK Citra Garden, SCK Samarinda, SCK Manado, dan SCK Ambon.

Sejalan dengan visinya, dimana sekolah ini ingin mengajarkan pendidikan kewirausahaan melalui pendidikan yang holistik, maka dalam materi mereka tentang memperkenalkan isu-isu SDGs, para siswa diajak untuk menciptakan sebuah inovasi yang dapat menjadi solusi bagi permasalahan yang mereka temui. Para fasilitator dari masing-masing isu SDG menyampaikan materi pada hari Rabu dan para siswa dari masing-masing kelompok menyampaikan inovasi yang mereka ciptakan pada hari Kamis.

Deasy, siswa SCB & SCK, serta pengajar yang masuk dalam kelompok diskusi “Perubahan Iklim”
(Foto : S4C_LPPM UNIPA)

Deasy Lontoh sebagai fasilitator menyampaikan materi mengenai dampak perubahan iklim. Kesempatan ini Deasy manfaatkan untuk melakukan Pendidikan Lingkungan Hidup kepada para siswa/i ini. Materi disampaikan dengan metode role play; para siswa berperan sebagai makhluk luar angkasa yang berkunjung ke bumi dan menanyakan mengenai perubahan iklim kepada Deasy sebagai penduduk bumi. Deasy memulai dengan bercerita mengenai pengertian perubahan iklim yang ia dapatkan dari pamannya yang bekerja di BMKG. Deasy juga bercerita mengenai panen gagal yang dialami oleh bibinya yang bekerja sebagai petani. Deasy mulai cemas dan menemukan banyak hal lain dari teman-temannya dari berbagai profesi, seperti munculnya penyakit-penyakit baru pada manusia dan coral bleaching pada terumbu karang. Deasy juga bercerita bahwa peningkatan suhu pasir di pantai peneluran penyu juga membuat rasio jantan dan betina tukik menjadi tidak seimbang.

Deasy saat memperkenalkan diri kepada para siswa
(Foto : S4C_LPPM UNIPA)

Deasy menunjukkan percakapan dengan pamannya yang bekerja di BMKG
(Foto : S4C_LPPM UNIPA)

Deasy kemudian memperkenalkan hal-hal sederhana yang dapat siswa/i lakukan untuk memperlambat dampak perubahan iklim, seperti menghemat penggunaan listrik, menggunakan alat transportasi umum, dan mengkonsumsi buah-buah lokal untuk mengurangi jejak karbon.

Deasy menceritakan coral bleaching pada terumbu karang
(Foto : S4C_LPPM UNIPA)

In the end, we will conserve only what we love. We will love only what we understand. We will understand only what we are taught ~ Baba Dioum

Pada hari Kamis, kedua kelompok siswa menyampaikan inovasi yang mereka ciptakan untuk memperlambat perubahan iklim. Kelompok pertama menyampaikan inovasinya dalam bentuk penanaman pohon. Kelompok kedua menciptakan inovasinya dalam bentuk mengedukasi masyarakat melalui akun Instagram. Kami sangat senang karena materi ini menumbuhkan kesadaran tentang hal sederhana yang masih relevan dan penting untuk dilakukan bagi bumi.

73 Comments